Panduan Terapi Gizi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I DEFINISI



Pemberian terapi nutrisi (dietary treatment) yaitu pengaturan jumlah serta jenis makanan dan jadwal makan setiap hari yang bertujuan membantu penyembuhan pasien. Pemberian terapi nutrisi merupakan alur proses kegiatan perencanaan makan sampai makanan disajikan kepada pasien yang melibatkan beberapa orang yang memiliki profesi yang berbeda seperti dietisien, dan pramusaji dengan menghasilkan suatu makanan yang sesuai dengan tandar mulai dari perencanaan sampai disajikan harus sesuai dengan jumlah, jenis, dan jadwal makan pasien. Proses tahapan dari pemberian diet dan nutrisi dimulai dari preskripsi diet, pelebelan makanan, pemorsian makanan, dan makanan yang disajikan untuk pasien. Pada awalnya proses pelayanan gizi sebagian besar terpusat pada kegiatan pengadaan makanan di dapur, sekarang ini terjadi pergeseran yaitu kegiatan terbesar pada pelayanan gizi ruang rawat inap, rawat jalan, gawat darurat bahkan mungkin perawatan di rumah. Selain itu pelayanan gizi tersebut harus diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan yang lain seperti pelayanan medis, farmasi, perawatan dan lain -lain dengan demikian status gizi pasien yang optimal diharapkan dapat dicapai dan dipertahankan . Ahli gizi dituntut untuk lebih proaktif, dan mengikuti langkah-langkah pelayanan gizi yang akurat dan komprehensif dengan menitikberatkan pada pemantauan dan penentuan status gizi yang disesuaikan dengan kondisi individu pasien dan faktor keseriusan penyakitnya. Kegiatan tersebut meliputi mempelajari dan menganalis data riwayat kesehatan, riwayat gizi, nilai laboratorium dan pengukuran antropometri. Berdasarkan data tersebut di buat perencanaan gizi pasien secara individu dengan melakukan modifikasi diit dan pendidikan gizi yang dapat mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal.Rosen tahun 2001 dalam penelitiannya mengatakan bahwa 98% dokter sependapat bahwa salah satu tugas penting ahli gizi adalah menjamin kepuasan pasien dengan pelayanan gizi, 93% dokter juga meyakini bahwa pemberian penjelasan tentang nutrisi kepada petugas rumah sakit adalah kegiatan penting, dan 99% dokter berpendapat bahwa konseling pasien hendaknya dimasukkan ke dalam pendidikan ahli gizi.Menurut Poleman tahun 2004, terapi gizi medic berkaitan dengan peran makanan dan zat gizi dalam penyembuhan berbagai penyakit dan Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



1



gangguan, dalam hal ini termasuk terapi diet dan diet pada orang sakit. Tujuan terapi gizi medic untuk mempertahankan atau meningkatkan status gizi, memperbaiki defesiensi zat gizi, Mempertahankan atau memperbaiki berat badan, mengistirahatkan organ tertentu, menghilangkan faktor alergi dalam makanan, dan menyesuaikan komposisi diet yang memungkinkan tubuh dapat memetabolisme zat-zat gizi. Pada orang dewasa sehat, katabolisme dan anabolisme berjalan seimbang. Pada orang sakit, terutama yang memerlukan istirahat total katabolisme lebih besar dari anabolisme, sehingga orang sakit memerlukan zat-zat gizi yang lebih banyak untuk membangun jaringan. Inaktifitas atau imobilisasi yang lama menyebabkan perubahan fungsi digesti, metabolisme dan eliminasi, yang menyebabkan perubahan kebutuhan zat gizi.



Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



2



BAB II RUANG LINGKUP



Ruang lingkup pemberian terapi gizi meliputi perencanaan menu sampai ke pasien (berdasarkan diet yang tepat, pencatatan, pelaporan dan evaluasi) dengan indikator status gizi pasien optimal/ meningkat. Gambar I : Alur proses tahapan terapi nutrisi di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam Dokter DPJP



preskripsi Diet 1. Jenis diet



Dietisien



Pengolahan Makanan



Ruang Rawat Inap



Pemesanan



Penerimaan



Diet pasien



pesanan Diet



Penyajian Diet pasien 1. Jenis diet sesuai penyakit 2. Kandungan Zat Gizi (makronutrien) a. energi (kalori) b. protein (gr) c. lemak (gr) d. KH(gr)



sesuai penyakit



pasien



2. kandungan zat gizi (makronutrien) a. Energi (kalori) b. Protein (gr) c. Lemak (gr)



Pemorsian Diet pasien a. Labelling Makanan (URT)



d. KH (gr) 3. Konsistensi Makanan



Distribusi Diet



a. Padat



pasien



b. Lunak c. Cair



Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



3



BAB III TATA LAKSANA



Pemberian makanan pada orang sakit harus disesuaikan dengan keadaan penyakitnya dengan memperhatikan konsistensi makanan dan kandungan gizinya agar orang sakit memperoleh zat gizi sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan zat gizi pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, aktivitas, komplikasi penyakit dan faktor stress. Makanan merupakan suatu bentuk terapi yang bertujuan untuk memelihara status gizi secara normal atau optimal walaupun terjadi peningkatan kebutuhan gizi akibat penyakit yang dideritanya. Disamping itu untuk memperbaiki terjadinya defisiensi zat gizi serta kelebihan atau kekurangan berat badan pasien. A. Perencanaan Menu perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan di olah memenuhi selera konsumen atau pasien dan memiliki ketersediaan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi yang seimbang. penyusunan menu berdasarkan jenis hidangan sehingga memiliki variasi yang banyak, frekuesi penggunaan bahan berdasarkan pola menu dan kombinasi warna dan konsistensi bentuk serta variasi dari hidangan B. Siklus Menu Siklus menu adalah perputara n menu atau hidangan yang akan disajikan kepada konsumen dalam jangka waktu tertentu. siklus menu di Rumah Sakit Budi kemulian adalah siklus menu 10 hari di tambah 1 hari menu khusus tanggal 31 C. frekuensi dan waktu makan Menu sehari adalah susunan hidangan yang disajikan dalam sehari dalam beberapa kali waktu makan. Dalam menu sehari, terdapat istilah frekuensi makan. Frekuensi makan adalah jumlah waktu makan dalam sehari,



meliputi



makanan



lengkap



(full



meaI )



dan



makanan



s e l i n g a n ( snack ). Makanan lengkap biasanya d i b e r i k a n t i g a k a l i sehari



(makan



pagi,makan



siang



dan



makan



m a l a m ) , sedangkan makanan selingan biasa diberikan antara makan pagi dan makan siang,antara makan siang dan makan malam. makan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan, makan malam serta selingan malam.



Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



4



D. Kerangka Menu dan Jenis Hidangan Kerangka menu adalah berbagai macam dan jenis hidangan dalam suatu aacara makan yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah dan snack. E. Standar Porsi Standar porsi adalah berat berbagai macam bahan makanan dalam suatu menu yang dicantumkan dalam berat bersih. Porsi baku dapat ditentukan melalui kecukupan makanan yang diperlukan dan persentase berat bersih bahan makananyang dianjurkan dalam tiap kali waktu makan serta porsi untuk tiap waktu makan F. Makanan Pokok Makanan



pokok



yang



dihidangkan



biasanya



berupa



nasi.



Makanan



pokok adalah makanan yang menyumbangkan sebagian zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. makanan pokok biasanya disajikan dalam porsi yang lebih besar dibandingkan den gan makanan yang lain G. Lauk Hewani Lauk hewani adalah hidangan yang terbuat dari bahan hewani dengan atau dengan tambahan bahan lainnya. Lauk hewani yangdigunakan adalah daging sapi atau daging unggas (ayam, bebek, burung) atau berupa hasil laut (ikan, uda ng, kepiting dan lainnya). Lauk hewani dapat diolahdengan cara digoreng, direbus, dipanggang maupun dikukus. H. Lauk Nabati Lauk nabati adalah hidangan tambahan dalam suatu acara makan



y a n g biasanya



terbuat



dari



kacang-kacangan



olahannya, seperti tempe, tahud a n



oncom.



menyumbangkan



yang



protein



Lauk lebih



dan



hasil



nabati besar



b i l a dibandingkan dengan hidangan lainnya dalam suatu menu. Lauk nabati biasanya diolah dengan cara digoreng, dikukus atau dicampurkan dengan hidangan lainnya, biasanya sayuran . I.



Hidangan Sayur Hidangan sayur biasanya disajikan dengan kuah atau berupa m a k a n a n berkuah. Hal ini dimaksudkan sebagai pembasah makanan pokok sehingga mudah untuk ditelan. Hidangan sayur dapat diolah sendiri ataupun dicampurkan dengan lauk nabati. Hidangan ini dapat berupa gabungan



Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



5



dari berbagai macam sayuran, seperti sayur asem, sayur sop maupun sayur lodeh. J.



Buah Hidangan buah dapat berupa buah-buahan segar ataupun buah yang sudah diolah



seperti



setup



atau



sari



buah.



Hidangan



buah



biasa nya



digunakan sebagai p e n e t r a l i s i r r a s a s e h a b i s m a k a n . B u a h biasanya digunakan sebagai dessert. K. Makanan Pelengkap Makanan



pelengkap



adalah



bahan



makanan



yang



disajikan



bersama



dengan bahan makanan utama. Makanan pelengkap biasanya berupa tambahan dan dapat menambah kandungan energi dan zat gizi pada makanan. Contoh dari makanan pelengkap adalah penggunaan terigu pada tempe goreng dan bihun pada soto ayam. L. Pemesanan dan Distribusi Makanan Pemesanan



makanan



adalah



penyusunan



permintaan



(order )



bahan



makanan berdasarkan menu atau pedoman menu serta rata-rata konsumen atau pasien



yang



dilayani



dengan



tujuan



tersedianya



daftar



p e m e s a n a n b a h a n m a k a n a n s e s u a i standar atau spesifikasi yang telah ditetapkan Langkah-langkah



pemesanan



diet



di



Rumah



Sa kit



Budi



Kemuliaan Batam 1. P e m e s a n a n d i e t d i m u l a i d a r i i n s t r u k s i d o k t e r D P J P b e r d a s a r k a n j e n i s p e n y a k i t d a n konsistensi makanan. 2. Jenis makanan yang akan diberikan kepada pasien ditulis pada lembar permintaan diet. 3. Sebelum anamnesa



dilakukan



pemesanan



(wawancara)



untuk



ke



instalasi



mengetahui



gizi,dilakukan



makanan -makanan



yang t i d a k d a p a t d i k o n s u m s i o l e h p a s i e n . 4. S e t e l a h d i l a k u k a n a n a m n e s a , p e r a w a t mencatat hasil pada kartu diet untuk instalasi gizi. 5. Setelah itu, staf unit gizi atau ahli gizi menyesuaikan pemorsian makanan sesuai dengan pemesanan diet pasien 6. Pemesanan makanan melalui telepon (on call ) d i p e r b o l e h k a n dengan catatan melapirkan form permintaan diet pasien baru. Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



6



M. Distribusi Makanan Distribusi makanan adalah kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan pasien yang dilayani (berupa makanan biasa a t a u m a k a n a n k h u s u s ) . Tujuan dari kegiatan pendistribusian makanan adalah 1. Konsumen mendapatkan makanan sesuai dengan jenis diet dan ketentuan yang berlaku. 2. Pe m o r s i a n d a n d i s t r i b u s i m a k a n a n m e r u p a k a n kegiatan akhir dalam system penyelenggaraan makanan. Dalam pendistribusian makanan, di Rumah Sakit Budi Kemuliaan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : 1. M a k a n a n konsumen



harus



didistribusikan



tepat



pada



dan



disajikan



waktunya.Jika



kepada



makanan



itu



d i p e r u n t u k k a n s e b a g a i m a k a n s i a n g , m a k a makanan harus didistribusikan dan disajikan tepat pada waktu makan siang antara jam 12.00-14.00 siang. 2. Makanan yang disajikan harus sesuai dengan jumlah atau porsi yang telah d i t e n t u k a n . B e s a r p o r s i m a k a n a n m e n j a d i s a n g a t p e n t i n g t e r u t a m a p a d a penyelenggaraan makanan bagi pasien yang sedang menjalankan diet khusus. 3. Kondisi makanan yang disajikan juga harus sesuai. Dalam ha l ini yang perludiperhatikan adalah temperatur makanan pada waktu disajikan. Makanan yang,s e h a r u s n y a d i m a k a n d a l a m s u h u y a n g h a n g a t h e n d a k n y a d i s a j i k a n d a l a m , keadaan hangat. N. S t a t u s g i z i Status



gizi



adalah



keadaan



tubuh



akibat



darikonsumsi



makanan dan penggunaan zat gizi. Status gizi dinilai oleh ahli



gizi



melalui



wawancara,



seperti



food recall, pemeriksaan



antropometri (berat badan,IMT, lingkaran perut, dan lainnya) Tabel 1 Klasifikasi Status Gizi Nilai IMT (kg/m2)



Status gizi



< 18,5



Underweight



18,5 – 22,9



Normal



>23



Overweight



Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



7



IMT merupakan salah satu cara untuk memantau status gizi orang dewasa terutama berhubungan dengan berat badan. Seseorang memiliki harapan hidup yang lebih panjang bila dapat mempertahankan berat badan normal. Perhitungan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa yang berumur diatas 18 tahun. Tujuan diet di rumah sakit adalah : 1. Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik dan seimbang, menurut keadaan penyakit dan status gizi masing – masing pasien 2. Makanan dengan tekstur dan konsistensi yang sesuai menurut kondisi gastro intestinal dan penyakit masing - masing pasien 3. Makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang, seperti misalnya tidak mengandung bahan yang bisa menimbulkan gas, tidak mengandung bahan yang lengket, tidak terlalu pedas, asin, berminyak serta tidak terlalu panas atau dingin 4. Makanan yang bebas unsur aditif berbahaya misalnya pengawet dan pewarna. Makanan alami jauh lebih baik daripada makanan yang diawetkan atau dikalengkan. 5. Makanan dengan cita rasa yang menarik untuk menggugah selera makan pasien yang umumnya terganggu oleh penyakit dan kondisi indera pengecap atau pembau.



Sebagai dasar dalam menentukan diet bagi orang sakit digunakan beberapa patokan antara lain : a.



Diet yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi



b.



Mempertimbangkan kebiasaan orang sakit dalam kegiatan sehari-hari



c.



Jenis bahan makanan yang disajikan haruslah yang dapat diterima



d.



Bahan makanan yang digunakan adalah yang mudah diolah, mudah didapat, alami dan lazim dimakan



e.



Memberikan penjelasan kepada penderita dan keluarganya tentang tujuan dan manfaat diet yang diberikan



f.



Diet khusus diberikan jika benar



g.



benar diperlukan dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.



h.



Makanan diusahakan diberikan melalui mulut/oral



Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



8



O. Preskripsi Diet Preskripsi diet adalah perencanaan makan pasien untuk penyembuhan penyakit meliputi jenis diet, kandungan zat gizi, dan kosistensi makanan dengan diet khusus yang akan diberikan kepada pasien. Pengaturan makanan bagi orangsakit rawat inap di Rumah Sakit bukanmerupakan tindakan yang berdiri sendiri dan terpisah dari perawatan danpengobatan, akan tetapi ketiganya merupakan satu kesatuan dalam proses penyembuhan penyakit pasien antara Dokter, Perawat dan Ahli Gizi. Indikator keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit adalah terwujudnya penentuan kebutuhan gizi, terselenggaranya evaluasi terhadap preskripsi Diet yang diberikan sesuai perubahan keadaan klinis, status gizi dan status laboratorium dan terwujudnya penterjemahan preskripsi Diet.Panjangnya alur pemenuhan kebutuhan gizi dari mulai anamnesis status gizi hingga konsumsi memungkinkan adanya ketidaksesuaian dari kebutuhan gizi yang telah ditetapkan dengan asupan gizi pasien.



Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



9



1.



Diet dan nutrisi untuk penyakit Nefropati Diabetik Peran diet sangatlah penting untuk mencegah terjadinya nefropati diabetes lebih lanjut dan mencegah komplikasi penyakit lainnya. Zat gizi yang mendapatkan perhatian adalah: a. Protein : Pembatasan protein pada pasien nefropati diabetik merupakan hal yang penting. Asupan protein lebih rendah dari pada diet diabetes pada umumnya. Protein dianjurkan sesuai dengan tingkatan penurunan fungsi ginjal. Pada saat ini anjuran asupan protein 0.8gr/kg BB/hari, kurang atau sama dengan 10% dari total energi. Apabila terjadi penurunan fungsi ginjal sudah sangat buruk GFR/CCT/TKK 10-15 mL/menit maka asupan protein dianjurkan lebih rendah yaitu 0.6 gr/kg BB. Sebagian protein (50%) bernilai biologis tinggi. Pada berbagai penelitian, pemberian diet rendah protein bersamaan dengan pemberian asam amino esensial dan hormon eritropoetin pada pasien dengan nefropati diabetik menunjukan penurunan perburukan fungsi ginjal dibanding dengan pasien yang yang diberi diet rendah protein saja. Dengan kata lain, fungsi ginjal dipertahankan tidak bertambah buruk. Peritoneal Dialysis protein 20% dari total atau sama dengan kalori.Pada nefropati diabetik dimana pasien sudah menjalani terapi pengganti hemodialisis protein dianjurkan 1.2 g/kgBB/hari, sedangkan jika pasien menjalani CAPD (Continuous Ambulatory dianjurkan 1.3 - 1.5 g/kg BB/hari. Contoh bahan makanan : 1) Protein bernilai biologis tinggi : telur, susu, daging, ayam, ikan 2) Protein biologis rendah :yaitu bahan makanan selain hewani seperti kacang-kacangan,



biji-bijian,



umbi,



tempe,



tahu,



beras,



jagung,



havermout, kentang, ubi, bayam, daun singkong, sawi, kacang panjang b. Energi : secara tepat dapat dihitung kebutuhan energi untuk pasien nefropati diabetik ini, yaitu 35 Kcal/kgBB/hari. Asupan energi yang adekuat bertujuan agar protein tidak dipecah menjadi sumber energi. Karena protein dibatasi pada diet nefropati diabetik dengan terapi konservatif, energi lebih banyak diambil dari sumber karbohidrat dan lemak Contoh bahan makanan tinggi kalori rendah protein : makanan /jajanan terbuat dari singkong, ubi, tepung maizena, tepung sagu, / tapioka, sagu mutiara, /pacar cina, agar-agar seperti: getuk, keripik, singkong, kolak biji salak, pudding maizena, semprit sagu, kue lapis sagu, ongol-ongol, sagu Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



10



ambon, kue bagea, agar-agar bening, selai, jelly, non diary creamer, formula komersial rendah protein. c. Karbohidrat : Sumber karbohidrat yang dianjurkan adalah 60% dari total kalori, penggunaan karbohidrat tetap diutamakan. Pada diet nefropati diabetik, dengan pembatasan protein dirasakan sulit untuk mencapai kebutuhan kalori apabila menggunakan karbohidrat kompleks saja. Oleh karena itu bahan makanan tinggi kalori rendah protein dari karbohidrat sederhana seperti gula dapat dianjurkan dikonsumsi bersamaan dengan makanan, atau dimasukan dalam makanan olahan. Anjuran diet pada pasien diabetes yang terbaru mengutamakan jumlah karbohidratnya, bukan jenisnya. Anjuran konsumsi sukrosa lebih liberal. Bukti menunjukan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan pasien diabetes tidak memperburuk kontrol glukosa darah. Contoh bahan makanan : 1) Karbohidrat komplek : umbi, biji-bijian, dan sayuran seperti : kentang, ubi, singkong, beras havermout, jagung, bayam, sawi, kacang panjang 2) Karbohidrat sederhana :gula pasir, gula jawa, madu, sirup, permen, minuman ringan, d. Lemak : Anjuran lemak pada nefropati diabetik adalah 30% dari total kalori. Anjuran presentase lemak lebih tinggi dari diet diabetes umumnya, hal ini dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan energi, karena sumber energi dari protein terbatas. Lemak diutamakan tidak jenuh ganda maupun tunggal yaitu minyak jagung, minyak wijen. Asupan lemak jenuh dianjurkan kurang dari 10%. Asupan kolesterol dianjurkan kurang dari 300mg/hari Contoh bahan makanan: 1) Lemak jenuh : mentega, minyak kelapa sawit, kelapa, lemak susu. 2) Lemak tidak jenuh ganda : minyak jagung kedelai, minyak bunga matahari, minyak bunga saff, mayonnaise 3) Lemak tidak jenuh tunggal : minyak zaitun, alpukat, minyak kacang 4) Kolesterol : lemak dari hewani seperti lemak daging, kuning telur, otak, susu full cream, e. Garam (natrium) : Anjuran asupan garam (Na) untuk pasien diabetik nefropati berkisar antara 1000- 3000 mg Na sehari, tergantung pada tekanan darah, ada tidaknya edema atau asites, serta pengeluaran urin sehari. Pada nefropati diabetik yang sudah menjalani terapi pengganti Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



11



hemodialisis kebutuhan natrium adalah 1000



mg + 2000 mg apabila



urine sehari 1000ml. Contoh bahan makanan tinggi natrium : garam dapur, penyedap/ MSG, soda kue, zat pengawet, (Na. Benzoat). Makanan yang menggunakan bahan-bahan tersebut dalam pengolahanya f. Kalium : Kadar kalium darah harus dipertahankan dalam batas normal. Pada beberapa pasien, kadar kalium darah meningkat disebabkan karena asupan kalium dari makanan yang berlebih atau karena obat-obatan yang diberikan. Anjuran asupan kalium tidak selalu dibatasi, kecuali bila terjadi hiperkalemia yaitu kalium darah > 5.5 mEq, jumlah urine yang sedikit atau GFR/CCT/TKK kurang atau sama dengan 10mL/menit. Pada kondisi ini anjuran asupan kalium berkisar 40-70 mEq/hari (1600-2800 mg/hari) atau 40mg/kgBB/hari, hindari makanan tinggi kalium. Pada nefropati diabetik dengan terapi pengganti hemodialisis kebutuhan kalium dapat dihitung berdasarkan pengeluaran urine sehari, yaitu kebutuhan dasar 2000 mg + 1000 mg apabila urine sehari 1000ml. Obat pengikat kalium dapat diusulkan kepada dokter yang merawat. Contoh bahan makanan tinggi kalium : Pisang, tomat, alpukat, jambu biji, jeruk, rebung, bayam, daun pepaya, daun singkong, kentang, singkong, labu kuning, susu, santan kelapa



Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



12



g. Fosfor : Pada pasien diabetik nefropati, apabila terjadi hiperfosfatemia (kadar fosfat darah >6mg/dL) biasanya diterapi dengan diet rendah fosfat. Apabila asupan fosfor berkisar 8-12 mg/kgBB/hari. Dengan semakin jeleknya fungsi ginjal, untuk mengontrol fosfat tidak mungkin hanya dengan diet. Obat pengikat fosfat diperlukan untuk mengikat fosfat dari makanan dalam saluran cerna yang bertujuan mencapai serum fosfat darah berkisar 4-6mg/dL. Asupan protein berhubungan dengan asupan fosfat. Perlu diketahui, agar obat pengikat fosfat bekerja optmal, maka harus diminum bersamaan dengan makan. Contoh bahan makanan tinggi fosfor : susu dan hasil olahnya, hati, ikan sarden, udang, kacang kedelai, tahu, tempe, dan kacang-kacangan h. Kalsium : Hipokalsemia (kadar Kalsium darah 5,5 mEq), oliguria, atau anuria.



Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



18



o Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernafasan (± 500 ml). o Vitamin cukup, bila perlu diberikan tambahan suplemen asam folat, vitamin B6, C, dan D. Jenis Diet dan indikasi pemberian : a. Diet protein rendah I : 30 gr protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg. b. Diet protein rendah II : 35 gr protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg. c. Diet protein rendah III : 40 gr protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg. Makanan yang dianjurkan : a. Sumber karbohidrat Nasi, bihun, jagung, kentang, macaroni, mi, tepung-tepungan, singkong, ubi, selai, madu, permen b. Sumber protein : telur, daging, ikan, ayam, susu. c. Sumber lemak Minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak kelapa sawit, minyak kedelai; margarine dan mentega rendah garam. d. Sumber vitamin : semua sayuran dan buah, kecuali pasien dengan hperkalemia



dianjurkan



mengkonsumsi



yang



mengandung



kalium



rendah/sedang. Makanan yang dibatasi/tidak dianjurkan : a. Sumber protein : kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti, tahu dan tempe. b. Sumber lemak Kelapa, santan minyak kelapa; margarine, mentega biasa dan lemak hewan c. Sumber vitamin : sayuran dan buah tinggi kalium pada pasien dengan hiperkalemia.



Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



19



BAB IV KESIMPULAN



1. Pemberian terapi nutrisi (dietary treatment) yaitu pengaturan jumlah serta jenis makanan dan jadwal makan setiap hari yang bertujuan membantu penyembuhan pasien 2. Pemberian terapi gizi meliputi perencanaan menu sampai ke pasien (berdasarkan diet yang tepat, pencatatan, pelaporan dan evaluasi) dengan indikator status gizi pasien optimal/ meningkat. 3. Pemberian terapi gizi harus disesuaikan dengan keadaan penyakitnya dengan memperhatikan konsistensi makanan dan kandungan gizinya agar orang sakit memperoleh zat gizi sesuai dengan kebutuhannya. Kebutuhan zat gizi pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, aktivitas, komplikasi penyakit dan faktor stress. 4. Pengaturan makanan bagi orang sakit rawat inap di Rumah Sakit bukan merupakan tindakan yang berdiri sendiri dan terpisah dari perawatan dan pengobatan, akan tetapi ketiganya merupakan satu kesatuan dalam proses penyembuhan penyakit pasien antara Dokter, Perawat dan Ahli Gizi.



Panduan Terapi Nutrisi Berdasarkan Clinical Pathway



20