Penyakit Jantung Pada Kehamilan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada waktu hamil, volume darah meningkat kira-kira 45% di atas kadar sewaktu tidak hamil, oleh karena itu diperlukan penurunan tahanan vaskuler sistemik pulmonal, klien dengan penyakit jantung mungkin tidak mampu untuk mendapatkan beban kerja lebih tinggi dari kehamilan karena penurunan cadangan jantung. Penambahan beban jantung oleh karena adanya janin yang membutuhkan suplay darah, dimana jantung akan lebih bekerja keras dalam hal ini memompa darah untuk keperluan janin. Oleh karena itu, banyak kasus penyakit jantung yang terjadi pada ibu hamil. Kehamilan



akan



menimbulkan



perubahan



pada



sistem



kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat mengurangi kesempatan hidup wanita tersebut. Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis. Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Di negara- negara Atlantik Utara 1-3%, di australia dan negara-negara asia selatan kurang dari 1%. Penyakit yang paling banyak



dijumpai



adalah



penyakit



hipertensi,tirotoksikosis,dan



anemia. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian dari penyakit jantung pada kehamilan? 2. Apa etiologi dari penyakit jantung pada kehamilan ? 3. Apa manifestasi klinis penyakit jantung pada kehamilan ? 4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit jantung pada kehamilan ? 5. Bagaimana WOC dari penyakit jantung pada kehamilan ? 6. Apa klasifikasi penyakit jantung pada kehamilan? 7. Apa komplikasi dari penyakit jantung pada kehamilan ? 8. Apa saja pemeriksaan diagnostik penyakit jantung pada kehamilan ?



9. Bagaimana penatalaksanaan penyakit jantung pada kehamilan ? 10. Bagaimana pengkajian pada klien penyakit jantung pada kehamilan ? 11. Apa diagnosa keperawatan klien penyakit jantung pada kehamilan? 12. Bagaimana intervensi keperawatan untuk klien penyakit jantung pada kehamilan? C. TUJUAN a. Tujuan umum Mampu mengetahui dan memehami konsep dasar penyakit sistem reproduksi dan asuhan keperawatan sistem reproduksi khususnya penyakit jantung pada kehamilan. b. Tujuan khusus 1. Mengetahui dan memahami pengertian penyakit jantung pada kehamilan 2. Mengetahui dan memahami etiologi penyakit jantung pada kehamilan 3. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis penyakit jantung pada kehamilan 4. Mengetahui dan memahami patofisilogi penyakit jantung pada kehamilan 5. Mengetahui dan memahami WOC penyakit jantung pada kehamilan 6. Mengetahui dan memahami klasifikasi penyakit jantung pada kehamilan 7. Mengetahui dan memahami komplikasi penyakit jantung pada kehamilan 8. Mengetahui dan



memahami



pemeriksaan



diagnostik



penyakit jantung pada kehamilan 9. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan penyakit jantung pada kehamilan 10. Mengetahui dan memahami pengakajian pada klien penyakit jantung pada kehamilan 11. Mengetahui dan memahami



diagnosa



keperawatan



penyakit jantung pada kehamilan 12. Mengetahui dan memahami intervensi yang dapat di lakukan pada klien penyakit jantung pada kehamilan



BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP PATOFISIOLOGI PENYAKIT 1. PENGERTIAN Kehamilan menyebabkan terjadinya sejumlah perubahan fisiologis dari sistem kardiovaskuler yang akan dapat ditolerir dengan baik oleh wanita yang sehat, namun akan menjadi ancaman yang berbahaya bagi ibu hamil yang mempunyai kelainan jantung sebelumnya. Tanpa diagnosis yang akurat dan penanganan yang baik maka penyakit jantung dalam kehamilan dapat menimbulkan mortalitas ibu yang signifikan. Banyaknya perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil



nampaknya



mempersulit



diagnosis



kelainan



jantung,



misalnya bising jantung fisiologis sering ditemukan pada wanita hamil



normal,



demikian



pula



dengan dyspnea dan



edem.



Cunningham dkk menyatakan bahwa diagnosis penyakit jantung pada kehamilan jangan ditegakkan bila tidak ada kelainan yang ditemukan sebaliknya jangan gagal dan terlambat menegakkan diagnosis bila memang ada kelainan Keperluan janin yang sedang tumbuh akan oksigen akan zat-zat makanan bertambah dalam berlangsungnya kehamilan yang harus dipenuhi melalui darah ibu untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah sehingga jantung harus bekerja lebih keras oleh karena itu dalam kehamilan selalu terjadi pada sistem kardiovaskuler yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologis perubahan-perubahan tersebut. Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa wanita dengan penyakit



kardiovaskuler



dan



menjadi



hamil,



akan



terjadi



pengaruh timbal balik yang dapat mengurangi kesempatan hidup wanita tersebut. Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara



fisiologis. Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Di negara- negara Atlantik Utara 1-3%, di australia dan negara-negara asia selatan kurang dari 1%. Penyakit yang paling



banyak



dijumpai



adalah



penyakit



hipertensi,tirotoksikosis,dan anemia. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung, saat-saat yang berbahaya bagi penderita jantung adalah :  Pada kehamilan 32-36 minggu, di mana volume darah 



mencapai puncaknya (hipervolumia). Pada kala II, di mana wanita mengerahkan tenaga untuk







mengedan dan memerlukan kerja jantung yang berat. Pada pasca persalinan, di mana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk ke dalam sirkulasi







darah ibu. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi.



2. ETIOLOGI  Hipervolumia : dimulai sejak kehamilan 28 minggu dan 



mencapai puncak pada 28-32 minggu menetap Jantung dan diafragma terdorong keatas oleh pembesaran rahim. Dalam kehamilan 1. Denyut jantung dan nadi:meningkat 2. Pukulan jantung:meningkat 3. Volume darah:meningkat 4. Tekanan darah:menurun sedikit. Maka dapat di pahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung bahkan dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis).



3. MANIFESTASI KLINIS Penyakit jantung  Aritmia  Pembesaran jantung  Mudah lelah  Dispnea  Nadi tidak teratur  Edema pulmonal  Sianosis







Edema paru dan palpitasi biasa dikeluarkan pada kehamilan



     



normal. Ortopnoa Dan kogesti paru adalah tanda dan gejala gagal jantung kiri Peningkatan berat badan Edema tungkai bawah Hepatomegali Dan peningkatan tekanan vena jogularis adalah tanda dan







gejala gagal jantung kanan Namun tanda dan gejala ini dapat pula terjadi pada wanita normal Perlu diawasi saat-saat berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil yaitu: 1. Antara minggu ke



12



dan



32



terjadi



perubahan



hemodinamik, terutama minggu ke 28 dan 32 saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung maksimum. 2. Pada saat persalinan, setiap kontraksi uterus meningkat jumlah darah ke dalam sirkulasi sistemik sebesar 15-20% dan ketika menekan pada partus skala II saat arys balik vena dihambat pengaruh obstruksi. 3. Setelah melahirkan bayi pengaruh



obstruksi



uterus



dan



yang



plasenta. hamil



Hilangnya



menyebabkan



masuknya darah secara tiba-tiba dan ekstremitas bawah dan sirkulasi uteroplasenta ke sirkukasi sistemik. 4. Empat sampai lima hari setelah persalinan. Terjadi penurunan



resistensi



perifer



dan



emboli



pulmonal



dari



thrombus ilrofemonal. Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang berat atau progresif, paroxysmal, noctural, dyspnea, sinkop pada kerja, nyeri dada, batuk



kronis,



hemoptisis, sianosis, edema persislen pada ekstremitas, peningkatan vena jogularis, bunyi jantung I yang keras atau sulit didengar, split bunyi jantung II elechon dick late systolic dick opening snam friction rub, bising systolic derajat III atau IV, bising drastolic dan kardiomegali denan heaving bentrikel kiri atau kanan yang difus.



4. PATOFISIOLOGI Terjadi hiporvolemia



dalam



kehamilan,



yang



sudah



dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu uterus yang semakin besar mendorong diafragma ke atas, kiri dan depan sehingga pembuluh-pembuluh dasar besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran, kemudian 12-24 jam pascapersalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstravaskuler ke dalam pembuluh



darah,



pascapersalinan



kemudian



yang



diikuti



menyebabkan



periode



diuresis



hemokonsentrasi.



Jadi



penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung. Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan



zat-zat



makanan



bertambah



dalam



berlangsungnya



kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler yang baisanya masih dalam batas-batas fisiologik. Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan karena : 1. Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan puncaknya pada UK 32-36 minggu 2. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke kiri, dan ke depan sehingga pembuluhpembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran. Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya



peningkatan



volume



plasma



berbeda



dengan



peningkatan volume sel darah merah ; hal ini mengakibatkan terjadinya



anemia



delusional



(pencairan



darah).



12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstra vascular ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca persalinan yang mengakibatkan hemokonsentrasi (penurunan volume plasa). 2



minggu pasca persalinan merupakan penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata 88x/menit dalam kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran ke kiri dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi decompensasi cordis. 5. WOC 6. KLASIFIKASI Klasifikasi tidak hanya didasarkan gejala klinis. Klasifikasi berikut didasarkan pada Disability yang lampau dan sekarang serta tidak dipengaruhi oleh tanda-tanda fisik : a. Kelas I Tidak teganggu (Uncompromised),



pasien



dengan



penyakit jantung dan tidak ada pembatasan dalam aktivitas fisik. Mereka tidak memperlihatkan gejala insufisiensi jantung atau merasakan nyeri angina. b. Kelas II Agak terganggu (Slightly compromised) : Pasien dengan penyakit jantung dan sedikit pembatasan aktivitas fisik. Pada wanita ini merasa tidak nyaman (Discomfort) dalam bentuk rasa lelah berlebihan, palpitasi, dispnea, atau nyeri angina. c. Kelas III Jelas terganggu ( Markedly Compromised) : Pasien dengan pembatasan penyakit jantung dan pembatasan nyata aktifitas fisik. Mereka nyaman dalam keadaan istirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasa menyebabkan rasa tidak nyaman berupa kelelahan berlebihan, palpitasi, dispnea, atau nyeri angina. d. KelasIV Terganggu parah (Severely Compromised) : Pasien dengan penyakit



jantung dan tidak



mampu



melakukan



aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman. Gejala insufisiensi jantung atau angina dapat timbul bahkan dalam keadaan istirahat, dan apabila mereka melakukan aktifitas fisik apapun, rasa tidak nyaman bertambah. 7. KOMPLIKASI Pada ibu dapat terjadi gagal jantung kongestif, edema paru, hingga kematian. Dapat terjadi abortus pada jehamilan mula. Pada janin dapat terjadi lahir premature, berat badan lahir rendah, hipoksia, gawat janin, lahir mati, nilai apgar rendah, dan pertumbuhan janin terlambat. Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan :   



Dapat terjadi abortus. Prematuritas : lahir tidak cukup bulan. Dismaturitas, lahir cukup bulan namun dengan berat badan







rendah Kematian janin dalam rahim (KJDR). Akibat penyakit jantung dalam



kehamilan,



terjadi



peningkatan denyut jantung pada ibu hamil dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhirnya pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari – ari menjadi terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin lama akan berkurang. Janin



mengalami gangguan pertumbuhan



serta kekurangan oksigen. Sebagai akibat lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran, kelahiran prematur (kelahiran sebelum cukup bulan), lahir dengan Apgar rendah atau lahir meninggal,dan kematian janin dalam rahim (KJDR). Terutama bila selama kehamilannya sang ibu tidak mendapat penanganan pemeriksaan kehamilan dan pengobatan dengan tepat.



8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK



Kehamilan dapat menyebabkan interpretasi dari variasi gelombang ST-T lebih sulit dari yang biasa, Depresi segmen ST inferior sering didapati pada wanita hamil normal.



Pergeseran



aksis QRS kekiri sering didapati, tetapi deviasi aksis kekiri yang nyata (-30°) menyatakan adanya kelainan jantung. Kehamilan dapat menyebabkan interpretasi dari variasi gelombang ST-T lebih sulit dari



yang biasa, Depresi segmen ST inferior sering



didapati pada wanita hamil normal. Evaluasi status kardiovaskular pada wanita hamil lebih baik hanya dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Adakalanya diperlukan pemeriksaan lain yang harus dilakukan dengan mempertimbangkan resikonya terhadap wanita hamil dan janin yang



dikandungnya.



berpengalaman



sangat



Pemeriksaah diperlukan



oleh untuk



orang



yang



menghindarkan



kesalahan dalam diagnosis yang dapat menimbulkan kecemasan, ketakutan dan biaya yang tidak diperlukan. Pemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab



pertanyaan



rang



spesifik.



Kehamilan



dapat



menyebabkan interpretasi dari variasi gelombang ST-T lebih sulit dari yang biasa, Depresi segmen ST inferior sering didapati pada wanita hamil normal. Pergeseran aksis QRS kekiri sering didapati, tetapi deviasi aksis kekiri yang nyata (-30°) menyatakan adanya kelainan jantung. 9. PENATALAKSANAAN a. Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu :  Kelas I Tidak memerlukan pengobatan tambahan  Kelas II Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus menghindari aktifitas yang berlebihan, terutama pada UK 28-32



minggu.



Pasien



dirawat



bila



keadaan



memburuk. Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur malam cukup 8-10 jam,



istirahat baring minimal setengah jam setelah makan, membatasi



masuknya



cairan



(75



mll/jam) diet tinggi



protein, rendah garam dan membatasi kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu sekali setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum waktu kelahiran. Lakukan persalinan pervaginam kecuali terdapat kontra indikasiobstetric. Metode anastesi terpilih adalah epidural. Kala persalinan biasanya



tidak



berbahaya.



Lakukan



pengawasan dengan ketat. Pengawasan kala I setiap 10-15 menit dan kala II setiap 10 menit.Pada kala II dapat spontan bila tidak ada gagal jantung. Bila berlangsung 20 menit dan ibu tidak dapat dilarang meneran akhiri dengan ekstraksi



cunam



diperbolehkan uterus 







yang



atau



vacum



memakai bersifat



dengan



ergometrin tonik



segera.



karena



akan



Tidak



kontraksi



menyebabkan



pengembalian darah ke sirkulasi sistemik dala jumlah besar Kelas III Dirawat di RS selam hamil terutama pada UK 28 minggu dapat diberikan diuretic Kelas IV Harus dirawat di RS Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko terlalu berat.



Pertimbangkan



pada kehamilan kurang



abortus dari



12



terapeutik minggu.



Jika kehamilandipertahankan pasien harus terus berbaring selama hamil dan nifas. Bila terjadi gagal jantung mutlak harus dirawat dan berbaring terus sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis dan diuretic biasanya gejala gagal jantung akan cepat hilang. Pemberian oksitosin



cukup



aman.



Umumnya persalinan pervaginam lebih aman namun kala II harus diakhiri dengan cunam atau vacuum. Setelah kala III selesai, awasi dengan ketat, untuk menilai terjadinya



decompensasi atau edema paru. Laktasi dilarang bagi pasien kelas III dan IV. Operasi pada jantung untuk memperbaiki fungsi sebaiknya dilakukan sebelum hamil. Pada wanita hamil saat yang paling baik adalah trimester II namun berbahaya bagi bayinya karena setelah operasi harus diberikan obat anti pembekuan bahaya



terus



menerus



perdarahan



dan



akan



padapersalinannya.



menyebabkan Obat



terpilih



adalah heparin secara SC, hati-hati memberikan obat tokolitik pada pasien dengan penyakit jantung karena dapat menyebabkan edema paru atau iskemia miocard terutama pada kasus stenosis aorta atau mitral. b. Penanganan Dalam kehamilan  Memberikan pengertian kepada ibu hamil



untuk



melaksanaan pengawasan antenatal yang teratur sesuai dengan



jadwal



yang



di



tentukan



(misalnya,



sekali







seminggu) merupakan hal yang penting. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog,







untuk penyakit jantung, harus dibina sedini mungkin. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air







yang berlebihan jika terdapat anemia,harus di obati. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan







kerja jantung, hal ini harus diobati. Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan, dan sianosis, penderita harus di rawat di rumah sakit untuk pengawasan dan pengobatan







yang lebih intensif. Skema kunjungan antenatal : setiap 2 minggu menjelang







kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya. Wanita hamil dengan penyakit jantung harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan







jumlah cairan. Sebaiknya penderita di rawat 1-2 minggu sebelum taksiran







persalinan. Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :



o Kelas I



:



tambahan. o Kelas II :



tidak memerlukan pengobatan



biasanya



tidak



memerlukan



terapi



tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu. o Kelas III : memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 2830 minggu. o Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit dan berikan pengobatan, bekerja sama dengan kardiolog.



c. Dalam persalinan Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan



dan



bersalin



pervaginam,



namun



dengan



pengawasan yang baik serta bekerja sama dengan ahli penyakit dalam.  Membuat daftar his : daftar nadi, pernapasan, tekanan darah yang diawasi dan dicatat setiap 15 menit dalam kala 1 dan setiap 10 menit dalam kala II. Bila ada tandatanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis. Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambahkan sampai dosis 1,2-1,6 mg intravena secara



perlahan-lahan.



Jika



perlu,



suntikan



dapat



diulang 1-2 kali dalam dua jam. Di kamar bersalin harus tersedia tabung berisi oksigen, morfin, dan suntikan 



diuretikum. Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila tidak timbul tanda-tanda payah jantung, persalinan dapat di tunggu, di awasi, dan ditolong secara spontan. Dalam 20-30 menit, bila janin belum lahir, kala II segera diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forseps. Kalau dijumpai disproporsi sefalopelvik, maka di lakukan sesio sesare dengan lokal anestesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan beberapa ahli multidisiplin.







Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat anlgesik seperti petidin dan lain-lain. Jangan diberikan barbiturat (luminal) atau morfin bila ditaksir bayi akan







lahir dalam beberapa jam. Kala II biasanya berjalan seperti biasa. Pemebrian ergometrin



dengan



hari-hati,



biasanya



sintometrin



intramuskuler adalah aman. d. Dalam pascapersalinan dan nifas  Setelah bayi lahir, penderita dapat tiba-tiba jatuh kolaps, yang disebabkan darah tiba-tiba membanjiri tubuh ibu sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah. Hal ini harus diawasi dan dipahami oleh penolong. Selain itu, perdarahan merupakan komplikasi 



yang berbahaya. Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat



sekurang-sekurangnya 2 minggu setelah bersalin. e. Penanganan secara umum  Penderita kelas III dan IV tidak boleh hamil karena 



kehamilan sangat membahayakan jiwanya. Bila hamil, sedini mungkin abortus buatan medikalis







hendaknya di pertimbangkan untuk dikerjakan. Pada kasus tertentu sangat di anjurkan untuk tidak hamil







lagi



dengan



melakukan



tubektomi,



setelah



penderita afebris, tidak anemis, dan sedikit keluhan. Bila tidak mau sterilisasi, dianjurkan memakai



kontrasepsi. Kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR). f. Masa laktasi  Laktasi diperbolehkan pada wanita dengan penyakit jantung kelas I dan II yang sanggup melakukan kerja 



fisik. Laktasi dilarang pada wanita dengan penyakit jantung kelas III dan IV.



B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS C. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS Contoh kasus :



Ny.M umur 28 tahun ia hamil 20 minggu dia mengeluh mudah lelah, sesak nafas, sianosi, nadi tidak teratur, terdapat bengkak pada pulmonal, dari diagnosis diatas ibu itu mengalami penyakit jantung, apa saja asuhan keperawatan yang diberikan ? A. Pengkajian Tanggal masuk



:



Jam



:12.00



Diagnosa medis : penyakit jantung Biodata 1. Nama : ny. M Umur : 28 tahun Agama :islam Jenis kelamin :perempuan Pendidikan :SMA Pekerjaan :wiraswasta Biodata penanggung jawab : Nama : Tn.S Umur :32 tahun Alamat :gambiran UH 5 yogyakarta Agama :islam Jenis kelamin :laki-laki Hubungan dengan pasien :istri 2. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Bengkak pada pulmonal b. Riwayat kesehatan sekarang Pasien mengatakan mudah lelah, dispnea, nadi tidak teratur, sianosis c. Riwayat kesehatan dahulu Pasien belum pernah mengalami sakit dengan gejala seperti ini d. Riwayat penyakit yang pernah dialami Pasien pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit demam berdarah selama 6 hari e. Riwayat kesehatan keluarga Didalam keluarga klien belum pernah ada yang mengalami sakit yang di alami klien f. Riwayat pengobatn dan alergi



3. Pola fungsi kesehatan a. Pola persepsi terhadap kesehatan Apabila klien sakit biasanya membeli obat di warung. Klien tinggal dilingkungan yang bersih. b. Pola aktivitas Aktivitas latihan selama sakit Aktivitas Makan Mandi Berpakaian Eliminasi Mobilitas di tempat tidur



0



1



2



3



4



Ket : 1 : mandiri 2 : dengan menggunakan alat bantu 3 : dengan menggunakan bantuan dari orang lain 4 : dengan bantuan dari orang lain dan alat bantu 5 Tergantung total, tidak berpartisipasi dalam aktivitas c. Pola istirahat tidur Insomnia karen sesak nafas d. Pola istirahat metabolic Klien mengatakan nafsu makan menurun dan sering minum haus e. Pola eliminasi Menurunya keluar urine f. Pemeriksaan fisik meliputi : 1. Keadaan umum = composmentid 2. Pemeriksaan TTV TD = sistolik 60 mmHg R = 28x/menit S = 36,7 C N = >100 x/menit 3. Kepala Inspeksi : bersih, rambut hitam panjang Palpasi : tidak ada lesi maupun benjolan 4. Mata Bentuk simetris, konjungtiva pucat 5. Telinga Pendengaran baik, warna normal, lubang telingan bersih 6. Hidung Lubang hidung bersih dari kotoran 7. Bibir/mulut Bibir kering. Pecah pecah, mulut agak bau 8. Dada Inspeksi : bentuk simetris



Palpasi : kulit dada teraba hangat Perkusi : normal Auskultasi : suara paru vesikuler 9. Abdomen Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada benjolan Palpasi : tidak ada nyeri tekan Perkusi : normal Auskultasi : bunyi bising usus normal 35x/menit 10. Anus dan rektal Anus normal 11. Ektrmitas Mengalami edemia ekstremitas bawah B. Diagnosa keperawatan a. Data fokus DO : -peningkatan volume sirkulasi -perubahan kontraktilitas miokard -pasien tampak lemas -pasien terlihat sesak napas -pasien terdapat bengkak pada pulmonal -pasien tampak sianosis -Dada berdebar-debar DS : -klien mengeluh mudah lelah -mengeluh sesak nafas -mengeluh nyeri dada Analisa data No



problem DS :  pasien mengatakan kakinya 



bengkak pasien mengatakan



symtom Resiko



tiologi Perubahan



penurunan



afterload dan



curah jantung



kontraksi otot jantung



dadanya terasa bedebardebar DO :  distritmia  oedema ekstremitas pada    DS :



pulmonal nadi 60x/menit TD 110/50 mmHg Perubahan kontraktilitas cemas



Stres







Pasien mengatakan kekhawatiran



DO :    



Pasien tampak pucat Pasien tampak gelisah Pasien tampak resah Keluar keringat dingin



Prioritas masalah 1. Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan afterload dan kontraksi otot jantung 2. Ansietas b.d stres C. INTERVENSI No 1



Diagnosa Resiko penurunan curah jantung b.d Perubahan



NOC Cardiac effectiveness



afterload dan kontraksi  otot jantung



NIC Pump Cardiac Care 



adanya



Circulation



nyeri



dada



Status 



Evaluasi



Vital Sign Status



( intensitas,lokas i, durasi)







Catat adanya disritmia jantung







Catat adanya



tanda



dan



gejala



penurunan cardiac putput 



Monitor status kardiovaskuler







Monitor status pernafasan yang



menandakan gagal jantung 



Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi







Monitor balance cairan







Monitor adanya perubahan tekanan darah







Monitor respon



pasien



terhadap



efek



pengobatan antiaritmia 



Atur periode dan



latihan istirahat



untuk menghindari kelelahan 



Monitor toleransi aktivitas pasien







Monitor adanya dyspneu, fatigue,



tekipneu



dan



ortopneu 



Anjurkan untuk menurunkan stress



Fluid Management 



Timbang popok/pembalut jika diperlukan







Pertahank an



catatan



intake



dan



output



yang



akurat 



Pasang urin kateter jika diperlukan







Monitor status (



hidrasi



kelembaban



membran mukosa,



nadi



adekuat, tekanan



darah



ortostatik ), jika diperlukan 



Monitor hasil sesuai



lAb



yang



dengan



retensi (BUN



cairan ,



Hmt



,



osmolalitas urin ) 



Monitor status hemodinamik termasuk MAP,



CVP,



PAP,



dan



PCWP 



Monitor vital sign sesuai indikasi penyakit







Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena



leher,



asites) 



Monitor berat



pasien



sebelum



dan



setelah dialisis 



Kaji lokasi dan luas edema







Monitor masukan makanan



/



cairan



dan



hitung



intake



kalori harian







Kolaborasi dengan



dokter



untuk pemberian terapi



cairan



sesuai program 



Monitor status nutrisi







Berikan cairan







Kolaborasi pemberian diuretik



sesuai



program 



Berikan cairan IV pada suhu ruangan







Dorong masukan oral







Berikan penggantian nesogatrik sesuai output







Dorong keluarga



untuk



membantu pasien makan 



Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )







Batasi masukan cairan



pada



keadaan



hiponatrermi dilusi



dengan



serum Na < 130 mEq/l 



Monitor respon



pasien



terhadap



terapi



elektrolit 



Kolaborasi dokter jika tanda cairan



berlebih



muncul meburuk 



Atur kemungkinan tranfusi







Persiapan untuk tranfusi



Fluid Monitoring 



Tentukan riwayat



jumlah



dan tipe intake cairan



dan



eliminaSi 



Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan



(Hipertermia, terapi



diuretik,



kelainan gagal



renal, jantung,



diaporesis, disfungsi



hati,



dll ) 



Monitor berat badan







Monitor serum



dan



elektrolit urine 



Monitor serum



dan



osmilalitas urine 



Monitor BP