Tbak Sbar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR STAF KLINIS (PPA) DENGAN METODE TBAK DAN SBAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telepon. Kominikasi lain yang mudah mengalami kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis seperti laboratorium menelepon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera/cito. Oleh sebab itu perlu dikembangkan suatu panduan atau prosedur untuk perintah lisan dan melalui telepon termasuk menuliskan perintah secara lengap atau hasil pemeriksaan oleh penerima informasi, penerima membacakan kembali perintah atau hasil pemeriksaan dan menginformasikan bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibacakan ulang dengan akurat. Komunikasi yang tidak efektif akan menimbulkan risiko kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan. Sebagai contoh yakni kesalahan dalam pemberian obat ke pasien ataupun kesalahan informasi dalam melakukan prosedur tindakan perawatan. Untuk mencegah terjadinya risiko kesalahan pemberian asuhan keperawatan maka perawat harus melaksanakan sasaran keselamatan pasien, dalam hal ini adalah komunikasi efektif di Instalasi Rawat Inap. Komunikasi efektif dapat dilakukan antar teman sejawat (dokter dengan dokter, perawat dengan perawat, dan antar profesi perawat dengan dokter). Kualitas suatu rumah sakit sebagai institusi yang menghasilkan produk teknologi jasa kesehatan sudah tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien (Tjiptono, 2001). Menurur Walker, Evan dan Robbson (20030, komunikasi efektif dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal. Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi efektif adalah saat serah terima tugas (handover) dan komunikasi lewat telepon.



B. TUJUAN Tujuan penyusunan panduan komunikasi efektif antar staf klinis (PPA) dengan metode TBAK dan SBAR ini adalah sebagai berikut : 1.



Mengetahui definisi dari komunikasi dengan metode SBAR



2.



Mengetahui tujuan dari komunikasi dengan metode SBAR



3.



Mengetahui cara mengaplikasikan komunikasi dengan metode SBAR



4.



Mengetahui definisi dari komunikasi dengan metode TBAK



5.



Mengetahui tujuan dari komunikasi dengan metode TBAK



6.



Mengetahui cara mengaplikasikan komunikasi dengan metode TBAK BAB II PEMBAHASAN



A. Definisi Dari Komunikasi Dengan Metode SBAR SBAR merupakan alat komunikasi yang direkomendasikan oleh World Health Organization untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera, komunikasi SBAR tidak hanya meningkatkan mutu pelayanan, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas handover yang akan menekan angka medical error (Cynthia D. & Gayle, 2009, Raymond & Harrison, 2014). SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR adalah Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit yakni konsep komunikasi Situation, Background, Assessment, Recommendation. Metoda komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan timbang terima (handover) ke pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.



Komunikasi dengan metode SBAR ini dimaksudkan agar pemberi dan penerima laporan mengenai kondisi pasien lebih informative dan terstruktur. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur SBAR ini dimaksud untuk mencapai keterampilan berfikir kritis serta menghemat waktu. Teknik SBAR terdiri dari unsur Situation, Background, Assemment,Recommendation : 1.



Situation (Situasi) Mengawali suatu komunikasi diperlukan pengenalan antara pengirim berita dan penerima berita dalam hal ini identitas petugas dan unit pelayanan kesehatan di informasikan setelah itu sampaikan permasalahan yang ada pada pasien diawali dengan menyebutkan nama pasien, umur dan lokasi, setelah itu sampaikan masalah yang ingin disampaikan misal tanda-tanda vital pasien dan kekhawatiran petugas terhadap kondisi pasien. Dalam komunikasi SBAR dan penulisan laporan keperawatan, situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi pada pasien. mengidentifikasi diri, unit, pasien dan nomor kamar; nomor medical record, diagnosa medis, daftar obat dan nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai dan tingkat keparahan.



2. Background (Basis Masalah) Background merupakan informasi penting tentang apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini. Menggali informasi mengenai latar belakang klinis yang menyebabkan timbulnya keluhan klinis misalkan: Riwayat alergi obat-obatan, hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah diberikan, hasil penunjang dll. Dalam komunikasi SBAR dan penulisan laporan keperawatan, Informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi meliputi: -



Hasil terbaru pengkajian dan tanda-tanda vital pasien



-



Hasil labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil dari tes labor sebagai pembanding



-



Informasi klinik lainnya, dan



-



Terapi dan atau tindakan (intervensi) yang telah dijalankan dan diterangkan Waktu pelaksanaan dan memberikan nomor dari setiap tindakan sesuai dengan SPO yang ada.



3.



Assessment ( Assesment) Penilaian terhadap masalah yang ditemukan terkait dengan apa yang menjadi masalah pada pasien. berikanlah kesan pasien secara klinis serta hal yang terkait dengan hal tersebut. Jelaskan pula tindakan yang sudah diberikan kepada pasien untuk mengatasi permasalahan sambil menunggu rekomendasi yang diterima petugas. Assessment merupakan masalah keperawatan. Dapat ditulis lebih dari satu apabila ditemukan masalah keperawatan yang lainnya.



4. Recommendation (Rekomendasi) Merupakan usulan sebagai tindak lanjut apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini dengan menanyakan a. Apakah ada saran ? b. Apakah dioerlukan pemeriksaan tambahan? c. Jika ada perubahan tatalaksana ditanyakan? B. Tujuan Dari Komunikasi Dengan Metode SBAR SBAR menawarkan solusi kepada rumah sakit dan fasilitas perawatan untuk menjembatani kesenjangan dalam komunikasi, termasuk serah terima pasien, transfer pasien, percakapan kritis dan panggilan telepon. Ini menciptakan harapan bersama antara pengirim dan penerima informasi sehingga keselamatan pasien dapat tercapai. Menggunakan SBAR, laporan pasien menjadi lebih akurat dan efisien. Teknik komunikasi SBAR ini sederhana namun sangat efektif dan dapat digunakan ketika seorang perawat memberikan laporan pasien kepada dokter, perawat melakukan serah terima pasien serta perawat mentransfer pasien ke fasilitas kesehatan lain. Komunikasi yang efektif antara penyedia layanan kesehatan sangat penting untuk keselamatan pasien. Kebanyakan perawat kurang pengalaman dalam berkomunikasi dengan dokter dan penyedia layanan kesehatan lainnya . Teknik komunikasi SBAR merupakan teknik komunikasi yang memberikan urutan logis, terorganisir dan meningkatkan proses komunikasi untuk memastikan keselamatan pasien. Tujuan utama dari komunikasi dengan metode SBAR adalah tercapainya keselamatan pasien di rumah sakit dan untuk memastikan komunikasi yang optimal antara petugas kesehatan tentang kondisi pasien.



C. Cara Mengaplikasikan Komunikasi Dengan Metode SBAR Prosedur : Langkah melakukan SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) dan konfirmasi ulang. 1.



Situation. a. Sebutkan nama anda dan nama departemen b. Sebutkan nama pasien, umur, diagnose medis dan tanggal masuk c. Jelaskan secara singkat masalah kesehatan pasien atau keluhan utama termasuk pain score d. Secara umum pada SituationSituasi dijelaskan tentang pertanyaan dibawah ini: Apakah situasi pasien saat ini ? Apa yang terjadi pada saat ini ? Apa perubahan akut yang terjadi? Jelaskan dalam kata-kata yang singkat, persis seperti apa situasinya, sehingga penerima informasi mendapat gambaran situasi pasien saat ini. Dengan kata-kata, ”Selamat pagi/siang/malam, saya …. dari ruangan… RS …, hendak melaporkan pasien Tn/Ny/An …. Saat ini kondisi pasien ….. dengan tanda-tanda vital ….”



2.



Background. a. Sebutkan riwayat alergi, obat-obatan dan cairan infuse yang digunakan b. Jelaskan pemeriksaan yang mendukung dan hasil laboratorium c. Jelaskan informasi klinik yang mendukung d. Tanda vital pasien Secara umum pada Background menjelaskan pertanyaan sebagai berikut: Apakah informasi yang melatar belakangi pasien : Sebutkan: - latar belakang pasien, yaitu Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), - alasan pasien dirawat inap (bila rawat inap), - pengelolaan pasien yang sudah berjalan, dan - terapi yang diterima pasien sampai saat itu (yang signifikan). Sudah dilakukan tindakan …. pengobatan …..”



3.



Asessment. a. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti status mental, status emosional, kondisi kulit dan saturasi oksigen, dll b. Nyatakan kemungkinan masalah, seperti gangguan pernafasan, gangguan neurologi, gangguan perfusi dan lain-lain. c. Secara umum pada Assesment, penilaian menjelaskan pertanyaan sebagai berikut: Apa penilaian anda terhadap masalah ini? Apa yang Anda pikir masalahnya? Sebutkan penilaian kondisi pasien menurut pelapor (bila ada). Dengan kata-kata, ”Menurut saya kondisi pasien mengarah ke ….”



4.



Recommendation. a. Mengusulkan dokter untuk melihat pasien b. Pastikan jam kedatangan dokter c. Tanyakan pada dokter langkah selanjutnya yang akan dilakukan Secara umum pada Rekomendasi menjelaskan pertanyaan sebagai berikut : Apa yang harus kita lakukan untuk memperbaiki masalah situasi ini? Apa tindakan respon yang Anda usulkan ? Sebutkan rekomendasi untuk pasien menurut pelapor (bila ada) Dengan kata-kata, ”Apa yang perlu dilakukan? Mohon dokter segera datang” Dengan kata-kata, ”Pasien dengan diagnosis …. perawatan hari ke ….



Konfirmasi ulang. - Catat hasil pembicaraan pada secarik kertas, - Sebutkan ulang kepada pihak yang dilapori, - Bila benar, pihak yang dilapori menyatakan setuju dengan hasil tersebut. - Pembicaraan selesai. Khusus untuk konsultasi perawat dengan dokter: - Salin hasil pembicaraan di status pasien dengan urutan SBAR. - Bubuhkan stempel untuk tempat tanda tangan dokter. - Dalam waktu 1×24 jam, dokter yang dikonsuli harus membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk pengesahan instruksi tersebut.



Sistem



komunikasi



SBAR



digunakan



untuk



mengkomunikasikan



pasien



dan



pengelolaannya, terutama komunikasi verbal baik langsung maupun melalui sambungan telepon antar tenaga kesehatan yaitu antara: a. Perawat dengan dokter b. Konsultasi antar dokter c. Antar bagian layanan kesehatan d. Pergantian petugas jaga (shift) Unit Terkait : a. Keperawatan. b. Dokter. c. Instalasi Rehabilitasi Medik. d. Laboratorium. e. Radiologi. f. Instalasi Gizi. g. Instalasi Gawat Darurat. D. Definisi Dari Komunikasi Dengan Metode TBAK Adalah teknik komunikasi lisan menggunakan telepon dengan menulis, membaca ulang dan melakukan konfirmasi pesan yang diterima oleh pemberi pesan. Dalam berkomunikasi di rumah sakit, petugas dan tenaga medis harus melakukan proses verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat, baca kembali dan konfirmasi ulang (TBAK), yaitu : 1.



Pemberi pesan memberikan pesan secara lisan. Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui sarana komunikasi seperti telepon. Pemberi pesan harus memperhatikan kosa kata yang digunakan, intonasi, kekuatan suara (tidak besar dan tidak kecil), jelas, singkat dan padat.



2.



Penerima pesan mencatat isi pesan tersebut. (TULIS) Untuk menghindari adanya pesan yang terlewat maka penerima pesan harus mencatat pesan yang diberikan secara jelas.



3.



Isi pesan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima pesan. (BACA) Setelah pesan dicatat, penerima pesan harus membacakan kembali pesan tersebut kepada pemberi pesan agar tidak terjadi kesalahan dan pesan dapan diterima dengan baik.



4.



Penerima pesan mengkonfirmasi kembali isi pesan kepada pemberi pesan. (KONFIRMASI) Pemberi pesan harus mendengarkan pesan yang dibacakan oleh penerima pesan dan memberikan perbaikan bila pesan tersebut masih ada yang kurang atau salah.



E. Tujuan Dari Komunikasi Dengan Metode TBAK Berdasarkan IPSG 2 tentang komunikasi efektif, agar aman, aman bagi pemberi pemberi pesan, aman bagi penerima pesan, dan aman terhadap isi pesan sehingga tidak terjadi kesalahan saat pemberian tindakan, dan juga aspek legal secara hukum karena ada verifikasi secara tertulis maka gunakanlah TBAK: Tulis, Baca Kembali Dan Konfirmasi F. Cara Mengaplikasikan Komunikasi Dengan Metode TBAK Tulis instruksi ataupun terapi dan jam diterimanya informasi di catatan terintegrasi berkas rekam medis oleh penerima informasi. Bacakan kembali nama dan tanggal lahir pasien oleh petugas kesehatan penerima informasi untuk verifikasi. Konfirmasi ulang kebenaran nama dan tangga lahir serta instruksi ataupun terapi pasien yang dibacakan kembali oleh petugas kesehatan penerima pesan. Pemberi instruksi harus segera melengkapi dokumentasi verifikasi secara tertulis di catatan terintegrasi dalam kolom cap verifikasi komunikasi efektif dalam 1 x 24 jam. Untuk kata-kata yang sulit didengar, pemberi/penerima informasi/instruksi dapat mengeja alfabet agar tidak salah penafsiran BAB III TATA LAKSANA A. Komunikasi Metode SBAR 1.



Keuntungan dari penggunaan metoda SBAR a. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif. b. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan kondisi pasien. c. Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.



2.



Contoh dialog komunikasi SBAR Perawat : Assalamualaikum, mohon maaf menganggu waktunya. Apakah benar ini dengan dokter Tari ? Dokter : Waalaikum iya benar



Perawat : Saya perawat sujar dari ruang Melati Rumah Sakit Sandi Karsa ingin melaporkan keadaan pasien yang bernama Tn. Indra umur 42 tahun, tanggal masuk 20 Januari 2020 sudah 3 hari perawatan, DPJP : dr Tari, Sp.PD, diagnosa medis : Post Operasi Apendicitis. Nyeri tetap ada selama dirawat dibagian bekas operasi pasien terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit, kesadaran composmentis. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 15, ureum 237 mg/dl. Dokter : Iya sus, ada apa ? Perawat : Tn. Indra, merasakan nyeri berat pada bekas operasinya dikarenakan pasien mengkonsumsi makanan pedas ketika makan malam semalam. Saya sudah menganjurkan pasien latihan tarik nafas untuk mengurangi rasa nyerinya dan saya berikan analgesik. Dokter :



Nah, tolong terapi latihan tarik nafas diteruskan ya sus. Berikan juga obat antiemetik parenteral untuk mengurangi rasa nyeri di bekas operasi bapak tersebut.



Perawat : Baik dok, saya ulangi rekomendasi dari dokter. Latihan tarik nafas diteruskan dan berikan obat antiemetik parenteral untuk mengurangi rasa nyeri. Dokter : Ya sus, benar Perawat : Baik dokter terimakasih atas waktunya, asalamualaikum. Dokter : 3.



Waalaikumsalam.



Contoh dialog komunikasi TBAK SBAR Ada laporan dari dr. X hasil lab kritis Tn. A. tgl lahir 2-mei 1978. No RM 001234, kalium 6.2 maka yang melaporkan (dr. X menanyakan penerimanya siapa? misal Ners Y) Ners Y konfirmasi dengan TBAK : ia dok saya dengan Nrs Y, saya konfirmasi ulang ya : hasil lab tn. tn. A. tgl lahir 2-mei 1978 no RM 001234 (IPSG 1 identifikasi pasien dengan benar, nama/tgl lahir/no RM) hasil kalium 6.2---> anda tulis di catatan integrasi lalu anda CAP dengan CAP nilai kritis (anda dan DPJP), kemudian anda laporkan ke dokter pemengang pasien atau DPJP mengenai hasil lab tersebut cara SBAR : Situasi, Background, Assesment, Rekomendasi



- Situasi: Hallo dok DPJP, saya Ners Y dapat laporan dari lab dr. X - Backround Mau melaporkan Tn.A. tgl lahir 2 Mei 1978 no RM 001234, hasil kalium 6.2 - Assesment TD 110/70 mg N: 80 x/menit S: 36 RR 20 - Rekomendasi Apa rekomendasi dokternya? Jika ada rekomendasi misalkan koreksi hiperkalemi dengan....(bla..bla..bla) dan rekomendasi tersebut anda konfirmasi dengan TBAK sambil anda



tulis lagi di



integrasi dengan metode TBAK--> lalu CAP dengan CAP komunikasi efektif (anda dan DPJP) dan CAP komunikasi efektif (terdiri dari nama perawat dan DPJP). BAB IV DOKUMENTASI 1.



Jawaban SBAR yang dilakukan pada saat visite, maka Dokter akan menulis hasil visite nya dalam bentuk SOAP di formulir CPPT



2.



Jawaban SBAR yang dilakukan via telepon maka jawaban dokter ditulis oleh perawat di formulir CPPT di kolom instruksi dokter dengan metode TBAK) T :



Tuliskan instruksi dokter



Ba :



Baca kembali atau eja (bila ragu) atas instruksi dokter



K:



Konfirmasi pada saat dokter visite dan minta dokter untuk melakukan stempel Konfirmasi di bawah tulisan perawat



3.



Penggunaan SBAR pada saat terjadi perubahan kondisi via telpon dokter akan menjawab dan memberikan intruksi yang harus dicatat di CPPT.