Askep Luka Bakar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH tentang ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN LUKA BAKAR



Dibimbing Oleh : AL-Chiffary Feriyanto, S.Kep,NS



DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4 KETUA KELOMPOK



: GUNAWAN



ANGGOTA



:



1. NURUL BAITI 2. HUSNUL HATIMA 3. WULANDARI 4.



YAYASAN AL-YAHYA KALAMPA SMK KESEHATAN YAHYA BIMA



TAHUN AJARAN 2019/2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Asuhan Keperawatan Pada Klien Luka Bakar”. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan menyangkut Asuhan Keperawatan Pada Klien Luka Bakar. Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Bima, Januari 2020   Penyusun



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Luka Bakar B. Etiologi Luka Bakar C. Klasifikasi Luka Bakar D. Patofisiologi Luka Bakar E. Indikasi Rawat Inap Luka Bakar F. Penatalaksanaan Luka Bakar G. Pengkajian Luka Bakar BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG



Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Seorang dengan luka bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 75% mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk memulangkan pasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk mencegah komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius. Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan pengaruh lain yang



menyertai. Klien luka bakar sering mengalami kejadian bersamaan yang merugikan, seperti luka atau kematian anggota keluarga yang lain, kehilangan rumah dan lainnya. Klien luka bakar harus dirujuk untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk menangani segera dan masalah jangka panjang yang menyertai pada luka bakar tertentu. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Luka Bakar? 2. Bagaimana Etiologi Luka Bakar? 3. Bagaimana Klasifikasi Luka Bakar? 4. Bagaimana Patofisiologi Luka Bakar? 5. Bagaimana Indikasi Rawat Inap Luka Bakar? 6. Bagaimana Penatalaksanaan Luka Bakar? 7. Bagaimana Pengkajian Luka Bakar? C. Tujuan Penulisan Makalah 1. Untuk menjelaskan tentang Pengertian Luka Bakar 2. Untuk menjelaskan tentang Etiologi Luka Bakar 3. Untuk menjelaskan tentang Klasifikasi Luka Bakar 4. Untuk menjelaskan tentang Patofisiologi Luka Bakar 5. Untuk menjelaskan tentang Indikasi Rawat Inap Luka Bakar 6. Untuk menjelaskan tentang Penatalaksanaan Luka Bakar 7. Untuk menjelaskan tentang Pengkajian Luka Bakar



BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN Luka Bakar ditimbulkan panas kering atau panas basah, terkena bahan kimia, arus listrik, dan radiasi.(Long Barbara.C;1996;640) Luka Bakar adalah kerusakan/ kehilangan jaringan yang disebabkan kontak langsung dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. (Moenajat;2000) B. ETIOLOGI Penyebab luka bakar bervariasi antara lain



:



Terpapar benda/ sumber panas akibat kontak langsunf denagn api, cairan panas, semiliquit,steam ,semisoloid Terpapar zat kimia, seperti : asam kuat, basa kuat, dan zat kimia lainnya Sengatan listrik Radiasi C. KLASIFIKASI Luka bakar digambarkan dengan kedalaman, keparahan, dan gen penyebab. Keparahan cedera luka bakar diklasifikasikan berdasarkan pada resiko mortilitas dan resiko kecacatan fungsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan cedera termasuk sebgai berikut : 1. Kedalaman luka bakar Umumnya luka bakar mempunyai kedalaman yang tidak sama. Setiap area mempunyai tiga zona cedera yaitu: zona koagulasi terjadi kematian seluler zona statis disebut are pertengahan, tempat terjadinya gannguan suplay darah, inflamasi, dan cedera jaringan



zona hiperemia merupakan area terluar, berhubungan dengan luka bakar derajat I yang seharusnya sembuh dalam seminggu. Klasifikasi kedalaman luka bakar antara lain : Tabel Derajat Luka Bakar Jaringan terkena Kerusakan epitel minimal



Kedalaman Ketebalan superfisial (derajat I)



Epidermis, Ketebalan dermis partial minimal superfisial (derajat IIA)



Penyebab



Karakteristik



Sinar matahari



Kering, tidak Nyeri ada lepuh, merah-pink, memutih dengan tekanan



Kilat, hangat



Nyeri



Penyembuhan Sekitar 5 hari



cairan Basah, pink Nyeri Sekitar 21 hari atau merah, hipeestetik jaringan parut lepuh, minimal sebagian memutih



Ketebalan partial dermal dalam (derajat IIB)



Keseluruhan epidermis, sebgaian dermis



Benda panas, Keing, pucat, Sensitif nyala api, berlilin, tidak pada cedera radiasi memutih tekanan



Berkepanjangan, membentuk jaringan hipertrofik, pembentukan kontraktur



Ketebalan penuh (derajat III)



Semua yang diatas, dan bagian lemak subkutan, dapat mengenai jaringan ikat otot, tulang



Nyala api yg berkepanjangan , listrik, kimia, dan uap panas



Tidak dapat beregenerasi sendiri,membutu hkan tandur kulit



2.



Keparahan luka bakar



Kulit Sedikit terkelupas, nyeri avaskular, pucat, kuning sampai coklat



Cedera luka bakar dapat berkisar dari lepuh kecil sampai luka bakar masif derajat III. Luka bakar dikategorikan kedalam luka bakar : Cedera luka bakar minor/ ringan Cedera ketebalan partial 15% 4. Luka bakar grade III. 5. Luka bakar dengan komplikasi: jantung, otak dll. F. PENATALAKSANAAN 1. Resusitasi A, B, C. 2. Pernafasan: a. Udara panas à mukosa rusak à oedem à obstruksi b. Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin à iritasi à Bronkhokontriksi à obstruksi à gagal nafas. 3.



Sirkulasi: gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra vaskuler à hipovolemi relatif à syok à ATN à gagal ginjal.



4. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka. 5. Resusitasi cairan à Baxter. a



Dewasa : Baxter.



RL 4 cc x BB x % LB/24 jam. b



Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:



RL : Dextran = 17 : 3 2 cc x BB x % LB. c



Kebutuhan faal:



< 1 tahun



: BB x 100 cc



1 – 3 tahun



: BB x 75 cc



3 – 5 tahun



: BB x 50 cc



½ à diberikan 8 jam pertama ½ à diberikan 16 jam berikutnya. Hari kedua: Dewasa



: Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin.



( 3-x) x 80 x BB gr/hr 100 (Albumin 25% = gram x 4 cc) à 1 cc/mnt. Anak



: Diberi sesuai kebutuhan faal.



6. Monitor urine dan CVP. 7. Topikal dan tutup luka 8. Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik. 9. Tulle. 10.Silver sulfa diazin tebal. 11.Tutup kassa tebal. 12.Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor. 13.Obat – obatan: a. Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian. b. Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur. c. Analgetik : kuat (morfin, petidine) d. Antasida



I.



PENGKAJIAN



: kalau perlu



a.



Anamnesa



Nama



: Tn. S



Jenis kelamin



: Laki-Laki



Tanggal masuk



: 31 Maret 2016



Usia



: 27 tahun



Status perkawinan



: Menikah



Suku bangsa



: Jawa/Indonesia



Alamat



: Surabaya



Agama



: Islam



Pekerjaan



: Pegawai swasta



Pendidikan



: Tamat SMP



Keluhan Utama



: Klien merintih kesakitan dan sesak napas karena luka bakar 3



jam sebelum MRS. Riwayat Penyakit Sekarang : 3 jam sebelum masuk RSUA, Tn. S menderita luka bakar karena terkena ledakan tabung gas elpiji. Kesadaran composmentis, TD: 100/70 mmHg, Nadi: 110x/mnt, S: 37,6o C, RR: 29x/menit, TB: 165 cm, BB: 60 kg pasien mengeluh sesak dan nyeri di daerah yang terbakar. Riwayat Penyakit Dahulu



: Tn.S mengatakan belum pernah mempunyai riwayat



masuk rumah sakit/operasi di RS sebelumnya. Riwayat Diabetes Melitus tidak ada dan Hipertensi tidak ada. Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada riwayat DM, hipertensi, asma, TBC Pola aktivitas dan latihan : sebelum sakit pasien dapat melakukan aktivitas sehari – ahri seperti makan ,minum, toileting, berpakaina dan bekerja secara mandiri. Sedangkan selama sakit aktivitas seperti makan atau minum, toileting dan mobilisasi dibantu oleh keluarga atau perawat.



Pola istirahat tidur : sebelum sakit pasien mengatakan setiap hari tidur selama 6-7 jam, dan jarang tidur siang karena bekerja. Sedangkan selama sakit, pasien mengatakan tidur 5-6 jam dimalam hari dan 1-2 jam disiang hari. Pola kognitif presepsi : pasien mengatakan tidak mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran juga penciuman juga fungsinya. Selama sakit pasien mengatakan mengalami gangguan nyeri pada daerah leher, perut dan punggung sehingga sulit beratifitas. Karakteristik nyeri yang dirasakan sebagai berikut: 



P: nyeri akibat trauma luka bakar







Q : nyeri terasa panas







R : rasa nyeri terasa didaerah leher, dada dan punggung.







S : Skala nyeri 7 dari 10







T: Hilang timbul dan meningkat jika danya aktivitas, dan saat tertekan lama untuk daerah punggung.



Pasien juga mengatakan masih merasa sesak saat bernapas. b.



Pemeriksaan Fisik: 



Primary survey



Airway : tidak tampak adanya sumbatan jalan napas , darah (-), muntahan (-), suara napas tidak ngorok. Breathing : : kedua dinding thorak tampak normal, napas spotan, rochi (-), whezhing (-). Napas cepat dangkal , irreguler, RR 29x/menit. Circulasi : pasien tidak tampak pucat, sianosis (-), HR 110x/menit reguler. Disability : GCS : eye 4 verbal 5 movement 6 = 15 Exposure : pakaian pasien segera dievakuasi guna mengurangi pajanan berkelanjutan serta menilai luas dan derajat luka bakar. 



Secondary survey



Status Generalis KeadaanUmum



: Tampak sakit berat



Kesadaran



:Compos mentis



Tekanan darah



:100/70 mmHg



Nadi



:110x/mnt, reguler



Suhu



: 37,8oC



Pernapasan



: 29x/menit



Tinggi badan



: 165 cm



Berat badan



: 60 kg



Kelenjar Getah Bening Submandibula



: tidak teraba



Leher



: tidak teraba



Supraklavikula



: tidak teraba



Ketiak



: tidak teraba



Lipat paha



: tidak teraba



Kepala Ekspresi wajah



: menyeringai, menahan sakit



Rambut



: hitam



Simetri muka



: simetris tidak ada lebam.



Mata Lapang pandang normal. Pupil : isokor Sklera :tidak ikterik Konjungtiva :tidak anemis Kelopak mata : tidak udema. Reflek : cahaya langsung +/+ Telinga Tidak tampak kelainan. Mulut Bentuk : normal Mukosa bibir : kering Leher Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri dengan ukuran 10x2 cm warna kulit merah pucat.



Tekanan vena Jugularis (JVP): 2-5 cmH2O Kelenjar Tiroid



: tidak teraba membesar



Kelenjar Limfe



: tidak taraba membesar



Dada Bentuk



: simetris



Pembuluh darah



: tidak tampak



Retraksi sela Iga



: (+)



Paru – paru Inspeksi : pergerakan paru simetris, tampak retaksi dinding dada ringan. Pasien tampak sesak. Palpasi : bentuk normal. Tugor kulit menurun ≥ 2 detik Perkusi : sonor Auskultasi : ronchi (-) whezhing (-) Jantung Inspeksi : tidak tampak iktus kordis Auskultasi : BJ I-II regular , murmur (-) , gallop (-) Lain – lain normal. Perut Inspeksi : datar, tidak ada ascites, tampak luka bakar bagian bawah memanjang ukuran 15x3 cm ( derajat 3 ) Palpasi : supel, hati tidak membesar Perkusi : shifting dullness (-) Auskultasi : bising usus (+)normal. Punggung Terdapat luka bakar menyeluruh pada bagian punggung (18%). Warnanya merah, keabu-abuan, sedikit tampak cairan. Hasil laboratorium HB : 14,5g/dl Lekosit ; 29.600/mm3 Trombosit : 213.000/mm3 Ht : 30%



Ureum : 39mg/dl Kretinin : 1,3mgdl Na : 133 mmol/L K : 3,68mmol/L Cl : 112 mmol/L Status luka bakar : 



tampak luka bakar di perut bagian bawah memanjang ukuran 15x3 cm ( derajat 3 ) = 9% derajat 2







Terdapat luka bakar menyeluruh pada bagian punggung . Warnanya merah, keabu-abuan, sedikit tampak cairan. = 18% derajat 3







Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri dengan ukuran 10x2 cm warna kulit merah pucat. = 4,5% derajat 2



Luas luka bakar = 31,5% dengan derajat kedalaman 2-3 Penatalaksanaan medis 



Rumus baxter : (% luka bakar)x (BB)x(4cc) 31,5%x60x 4= 7560/24jam 8 jam pertama : 3780 cc 8 jam kedua : 1890cc 8 jam ke 3 : 1890







Mendapat O2 2liter permenit nasal kanul







Therapy obat : 2. Inj. Cefotaxin 1gr/12 jam : anti infeksi 3. Inj. Keterolac 1gr/8jam : anti nyeri 4. Tab. tramadol 50mg/8jam : anti nyeri 5. Mebo salep. 6. Supratul



c.



Analisa Data



No 1



DS: DO:   











2



DS: DO:    



3



Data Klien merasa lemas



Etiologi Luka bakar



Masalah Keperawatan Permeabilitas kapiler meningkat ↓ Evaporasi / Penguapan cairan ↓ Kehilangan cairan tubuh ↓ Defisit volume cairan



Luka bakar



Vasodilatasi Pembuluh Darah ↓ Penyumbatan saluran nafas bagian atas ↓ Edema paru ↓ Hiperventilasi ↓ Gangguan pertukaran gas



Luka bakar



Kerusakan kulit/ jaringan dan edema ↓ Nyeri akut



Turgor kulit menurun ≥ 2 detik. Mukosa kering TTV : TD 100/70 mmHg, Nadi :110x/mnt, regular, Suhu : 37,8ºC Pernapasan : 29x/m Rumus baxter : (% luka bakar)x (BB)x(4cc) 31,5%x60x 4= 7560/24jam 8 jam pertama : 3780 cc 8 jam kedua : 1890cc 8 jam ke 3 : 1890 Luas luka bakar = 31,5% dengan derajat kedalaman 2-3. Pasien mengeluh sesak Tampak kesulitan bernafas/sesak Gerakan dada simetris Pola napas cepat dan dangkal, irreguler TTV : RR: 29x/menit



DS: klien mengeluh panas dan sakit DO:  TTV: TD100/70mmHg, Nadi: 110x/mnt,







    







4



DS: sakit DO:  



   



S: 37,8ᵒC, RR: 29x/menit Pasien nampak meringis kesakitan sambil memegang dada yang sakit. P: trauma luka bakar Q : terasa panas R : sisi trauma/cidera yang sakit S : Skala nyeri 7 T: Hilang timbul dan meningkat jika adanya aktivitas Mendapatkan anti nyeri: - Inj. Keterolac 1gr/8jam : anti nyeri. -Tab. tramadol 50mg/8jam : anti nyeri pasien mengeluh perih,



Luka bakar



Kulit kemerahan hingga nekrosis Luas luka bakar = 31,5% dengan derajat kedalaman 2-3. Kulit tidak utuh Akral dingin, lembab Suhu 37,8ºC Peningkatan leukosit (26.900mm3 )



Kerusakan kulit/ jaringan ↓ Inflamasi, Lesi Kerusakan integritas kulit ↓ Gangguan integritas kulit



Diagnosa Keperawatan: 



Defisit volume cairan b.d banyaknya penguapan/cairan tubuh yang keluar







Gangguan pertukaran gas/oksigen b.d kerusakan jalan nafas







Nyeri akut b.d kerusakan kulit dan jaringan







Gangguan integritas kulit b.d kerusakan kulit dan jaringan yang terkena luka bakar



Intervensi Keperawatan No 1



Diagnosa Keperawatan Defisit volume



Kriteria Hasil 



cairan b.d



BP 100-140/60-90



Intervensi 



Monitor dan catat intake, output



mmHg



(urine 0,5 – 1 cc/kg.bb/jam)



Produksi urine >30 



Beri cairan infus yang



penguapan/cairan



ml/jam (minimal 1



mengandung elektrolit (pada 24



tubuh yang keluar



ml/kg BB/jam)



jam ke I), sesuai dengan rumus formula yang dipakai



banyaknya







(Setelah dilakukan







Ht 37-43 %



tindakan







Turgor elastic







Monitor vital sign



keperawatan dalam







Mucosa lembab







Monitor kadar Hb, Ht,



waktu 2 x 24 jam







Akral hangat



elektrolit, minimal setiap 12







Rasa haus tidak



jam.



pemulihan cairan optimal dan



ada



keseimbangan elektrolit serta perfusi organ vital 2



tercapai) Gangguan







pertukaran gas/oksigen b.d



tanda 



kerusakan jalan nafas(Setelah



Tidak ada tandasianosis



kedalaman nafas. 



Monitor tanda-tanda hypoxia (agitsi,takhipnea,



SP O2 > 95



dilakukan tindakan keperawatan dalam



Mengkaji tanda-tanda distress nafas, bunyi, frekuensi, irama,



Frekuensinafas 12 - 24 x/mnt











stupor,sianosis) 



Monitor hasil laboratorium,



waktu 2 x 24 jam



AGD, kadar oksihemoglobin,



oksigenasi jaringan



hasil oximetri nadi.



adekuat)







Kolaborasi dengan tim medis



untuk pemasangan endotracheal tube atau tracheostomi tube bila diperlukan. 



Kolabolarasi dengan tim medis untuk pemasangan ventilator bila diperlukan.







Kolaborasi dengan tim medis untuik pemberian inhalasi terapi



3



Nyeri akut b.d







Skala 1-2



kerusakan kulit dan 



Expresi wajah



jaringan(Setelah



tenang



dilakukan tindakan







Nadi 60-100x/mnt



keperawatan dalam







Klien tidak gelisah







bila diperlukan Kaji rasa nyeri yang dirasakan klien







Atur posisi tidur dengan nyaman







selama masa



Anjurkan klien untuk teknik relaksasi



perawatan nyeri







berkurang)



Lakukan prosedur pencucian luka dengan hati-hati







Anjurkan klien untuk mengekspresikan rasa nyeri yang dirasakan







Beri tahu klien tentang penyebab rasa sakit pada luka bakar



4



Gangguan integritas







kulit b.d kerusakan kulit dan jaringan



Luka sembuh







Kolaborasi dengan tinm medis







untuik pemberian analgesik Kaji luka pada fase akut



sesuai dengan fase 



penyembuhan luka



(perubahan warna kulit) 



yang terkena luka bakar (Setelah dilakukan tindakan



Cegah adanya gesekan pada kulit yang terdapat luka







Lakukan perawatan pada luka bakar



keperawatan selama masa penyembuhan luka bakar sembuh dengan baik dan integritas kulit)



Evaluasi Dx1 S



: Klien merasa tidak lemas



O



: Turgor kulit baik, mukosa lembab, kadar Kalium= 4.0 mEq/L dan kadar Natrium= 135 mEq/L, intake dan output seimbang



A



: Masalah teratasi



P



: Intervensi dihentikan



Dx 2 S



: Klien mengatakan sesak berkurang



O



: Klien kadang-kadang masih terlihat bernafas cepat, RR: 25 kali/menit, SaO2 =



95 % A



: Masalah teratasi sebagian



P



: Intervensi dilanjutkan



Dx4 S



: Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 4



O



: Klien tidak meringis dan nadi 95 kali/ detik



A



: Masalah teratasi sebagian



P



: Intervensi dilanjutkan



Dx5



S



: Klien masih mengeluhkan perih pada luka



O



: Masih ada luka terbuka



A



: Masalah belum teratasi



P



: Intervensi dilanjutka BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar dapat tejadi pada setiap orang dengan berbagai faktor penyebab seperti :panas, sengatan listrik, zat kimia, maupun radiasi. Penderita luka bakar memerluakn penanganan yang serius secara holistik/ menyeluruh dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. Pada penderita luka bakar yang luas dan dalam memerluakn perawatan luka bakar yang lama dan mahal serta mempunyai efek resiko kematian yang tinggi. Dampak luka bakar bagi penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarganya.Perawat sebagai tim yang paling banyal berhubungan dengan asien dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu merawat pasien luka bakar secara komprehensif dan optimal. Prinsip-prinsip penanganan pasien luka bakar selama perawatan dirumah sakit termasuk



:



1. Pemberian terapi cairan dan nutrisi yang adekuat 2. Pencegahan infeksi 3. Penanganan/penyembuahn luka 4. Pencegahan kontraktur/ deformitas 5. Rehabilitasi lanjut Tingkat keberhasilan perawatan penderita luka bakar sanagt dipengaruhi oleh cara penanganan, kerjasama dan kecekatan tim kesehatan yang merawat



disamping faktor-faktor lain (usia penderita, riwayat kesehatan, penyebab luka bakar,cedera lain yang menyertai dan kebiasaan hidup) Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi maka makin berkembang pula tehnik/ cara penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan kesempatan untuk sembuh bagi penderita luka bakar DAFTAR PUSTAKA Borley R. Neil danGrase A. Pierce. 2007. At a glance IlmuBedah. Edisi 3. Jakarta Erlangga Dewi, Yulia Ratna Sintia. 2013. Luka Bakar : Konsep Umum dan Investigasi Berbasis Klinis Luka Antemortem dan Postmortem. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Di Maio, V.J.M. & Dana, S.E. 1998. Fire and Thermal Injuries, in: Di Maio, V.J.M. & Dana, S.E.(eds) Hand Book of Forensic Pathology. USA: Landes Bioscience Grace, P.A & Borley, N.R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga Gurnida, Dida dan Melisa Lilisari. 2011. Dukungan Nutrisi pada Penderita Luka Bakar. Bagian Ilmu Kesehatann Anak,Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Rumah Sakit Hasan Sadikin,Bandung. Hardisman. 2014. Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta : Gosyen Publising. Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika Horne, M., Pamela L. 2000. Keseimbangan Cairan Elektrolit & Asam basa. EGC : Jakarta Insley, J. 2000. Vade-Mecum Pediatri. EGC : Jakarta Moenadjat Y. 2009. Luka bakar masalah dan tatalaksana. Jakarta : Balai penerbit FKUI Mohamad, Kartono. 2005. Pertolongan Pertama. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Nina, R. 2008. Efek Penyembuhan Luka Bakar dalam Sediaan Gel Ekstrak Etanol 70% Daun Lidah Buaya (Aloe Vera L) pada Kulit Punggung Kelinci New Zealand. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.



Ortiz-Pujols SM, Thompson K, Sheldon GF, et al. 2011. Burn Care : Are There Sufficient Prociders and Facilities?. Chapel Hill, North Carolina. American College of Surgeons Health Policy Research Institute Rahayuningsih. 2012. Penatalaksanaan Luka Baka