Kelompok 6 Makalah Kep Gerontik (Pencegahan Primer, Skunder, Tersier) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TAHAP PENCEGAHAN PADA LANSIA YANG DI LAKUKAN OLEH PERAWAT (PRIMER, SKUNDER TERSIER)



Disusun Oleh: KELOMPOK: 6 1. BANU WIRIYAWAN



6. ANIS FITRIA



2. ETI JUNIA ASTUTI



7. JUWITA P



3. NURIMANNISA



8. EDI SABARA P.



4. LULUK YUNIANI 5. HUSNUL KHOTIMAH



YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1 MATARAM 2020



i



KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Makalah Keperawatan Gerontik (Tiga Tahap Pencegahan Pada Lansia Yang Di Lakukan Oleh Perawat.”, yang memenurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau tidak berkenandihati para pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Tuhan memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Lingsar,19, oktober, 2020.



Kelompok: 9



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 A. LATAR BELAKANG.................................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................2 C. TUJUAN......................................................................................................2 BAB II.....................................................................................................................3 PEMBAHASAN.....................................................................................................3 A. TIGA TAHAP PENCEGAHAN PADA LANSIA YANG DI LAKUKAN OLEH PERAWAT.................................................................................................3 1.



Pencegahan primer..................................................................................3



2.



Pencegahan skunder................................................................................5



3.



Pencegahan tersier..................................................................................6



BAB III....................................................................................................................8 PENUTUP...............................................................................................................8 A. KESIMPULAN............................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9



iii



iv



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Levell dan Clark tingkatan pencegahan digunakan pada tahap sebelum terjadinya suatu penyakit disebut dengan 5 tingkatan pencegahan atau Five Level of Prevention. Leavell dan Clark (1965) dalam bukunya Preventive medicine for the doctors in his community menjelaskan bahwa tingkatan pencegahan ini berkelanjutan, yaitu melalui periode prepatogenesis penyakit sampai ke periode rehabilitasi yaitu setelah penyakitnya sendiri sudah hilang Pertama ada fase prepatogenesis pada tahapan ini yang dapat digunakan melalui kegiatan primary prevention atau pencehan primer. Pencegahan primer ini melibatkan tindakan yang diambil sebelum terjadinya masalah kesehatan dan mencakup aspek promosi kesehatan dan perlindungan. Dalam aspek promosi kesehatan, pencegahan primer berfokus pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan dari mulai individu, keluarga, dan kelompok masyarakat. perlindungan kesehatan ini ditujukan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang spesifik Pencegahan sekunder (fase patogenesis) yang dapat dilakukan dengan kegiatan yaitu Early diagnose (deteksi dini) dimana pada lansia deteksi dini penyakit dapat dilakukan pada saat pelaksan posyandu lansia. Pencegahan sekunder pada lansia dapat berupa deteksi dini depresi, skrining untuk beberapa penyakit kanker, kardiovaskular, dan diabetes. Namun pencegahan sekunder dapat dilakukan secara lebih spesifik dimana pada lansia dapat melakukan deteksi dini terhadap paparan faktor risiko seperti deteksi kadar kolesterol, kadar gula darah dan sebagainya. Tertiary prevention (pencegahan tersier) yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari sakit serta mengalami kecacatan. Upaya pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau ketidakmampuan terjadi penyembuhan sampai stabil/ menetap atau tidak dapat diperbaiki (irreversaible). Dalam pencegahan ini dapat dilaksanakan



1



melalui program rehabilitas untuk mengurangi ketidakmampuan dan meningkatkan efisiensi hidup penderita. (Widyaloka,2017). B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana uapaya-uapaya perawat dalam pencegehan primer pada lansia? 2. Bagaiaman upaya- upaya perawat dalam pencegahan skunder pada lansia? 3. Bagaimana upaya-upaya perawat dalam pencegahan tersier pada lansia? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui uapaya-uapaya perawat dalam pencegehan primer pada lansia 2. Untuk mengetahui upaya- upaya perawat dalam pencegahan skunder pada lansia 3. Untuk mengetahui upaya-upaya perawat dalam pencegahan tersier pada lansia



2



BAB II PEMBAHASAN A. TIGA



TAHAP



PENCEGAHAN



PADA



LANSIA



YANG



DI



LAKUKAN OLEH PERAWAT. Berdasarkan Levell dan Clark tingkatan pencegahan digunakan pada tahap sebelum terjadinya suatu penyakit disebut dengan 5 tingkatan pencegahan atau Five Level of Prevention. Leavell dan Clark (1965) dalam bukunya Preventive medicine for the doctors in his community menjelaskan bahwa tingkatan pencegahan ini berkelanjutan, yaitu melalui periode prepatogenesis penyakit sampai ke periode rehabilitasi yaitu setelah penyakitnya sendiri sudah hilang (Widyaloka, 2017). Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh perawat ada tiga tahap: 1. Pencegahan primer Pertama ada fase prepatogenesis pada tahapan ini yang dapat digunakan melalui kegiatan primary prevention atau pencehan primer. Pencegahan primer ini melibatkan tindakan yang diambil sebelum terjadinya masalah kesehatan dan mencakup aspek promosi kesehatan dan perlindungan. Dalam aspek promosi kesehatan, pencegahan primer berfokus pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan dari mulai individu, keluarga, dan kelompok masyarakat. perlindungan kesehatan ini ditujukan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang spesifik (Widyaloka,2017). Pencegahan primer adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan dan semangat hidup lansia agar tetap berguna dan dihargai bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Pencegahan primer merupakan pencegahan yang terjadi sebelum sakit. Kegiatan pada tahap ini dapa berupa perlindungan khusu (specific protection), dan promosi kesehatan (health promotion). (Achjar, 2011, hlm. 11) Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut (Achjar, 2011, hlm. 11) :



3



a. Pendidikan kesehatan b. Kebersihan dini c. Olahraga d. Imuisasi dan e. Perubahan gaya hidup f. Kesegaran jasmani dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan lansia g. Penyuluhan untuk mencegah terjadinya kecelakaan h. Penyuluhan tentang penggunaan alat bantu misalnya kaca mata, alat bantu dengar i. Membina keterampilan agar dapat mengembangkan hobi j. Melibatkan lansia dalam kegiatan sosial sesuai dengan kemampuan k. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan pada Tuhan YME l. Pemeriksaan kesehatan berkala Posyandu lansia m. Pembinaan mental lansia dalam meningkatkan ketaqwaan pada Tuhan n. Pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) a) Stop merokok, b) Turunkan kolesterol, c) Obati tekanan darah tinggi, d) Latihan jasmani yang bersifat aerobik, e) Pelihara berat badan ideal, f) Konsumsi aspirin dosis rendah untuk pencegahan, g) Kelola dan kurangi stres. o. Pencegahan penyakit kanker a) Stop merokok, b) Kurangi pajanan sinar matahari yang berlebihan, c) Diet tinggi serat, rendah lemak, d) Pemeriksaan pap smear. p. Pencegahan kecelakaan (injury) a) Gunakan sabuk pengaman jika berkendaraan (seat belt),



4



b) Lakukan upaya pengamanan rumah, c) Cegah jatuh, d) Ketahui perihal kekerasan dalam rumah tangga dan penegakan hukumnya, e) Pencegahan penyakit paru kronik q. Pencegahan osteoporosis a) Konsumsi kalsium dari makanan sehari-hari, b) Suplementasi kalsium, c) Latihan jasmani yang melawan gravitasi (weight bearing). r. Pencegahan penyakit infeksi Imunisasi: influenza dan pneumonia. 2. Pencegahan skunder Pencegahan sekunder (fase patogenesis) yang dapat dilakukan dengan kegiatan yaitu Early diagnose (deteksi dini) dimana pada lansia deteksi dini penyakit dapat dilakukan pada saat pelaksan posyandu lansia. Pencehagan pada lansia dapat berpa deteksi dini, depresi, skrining, untuk beberapa penyakit kanker kardiovaskular, dan diabetes. Namun pencegahan sekunder dapat dilakukan secara lebih spesifik dimana pada lansia dapat melakukan deteksi dini terhadap paparan faktor risiko seperti deteksi kadar kolesterol, kadar gula darah dan sebagainya. (widiyaloka, 2017) Pencegahan skunder pencegahan untuk masyarakat yang masih dalam keadaan sakit dengan melakukan deteksi dini (early diagnosis) dan melakukan penanganan yang tepat (prompt treatment). (Achjar, 2011, hlm. 11) Upaya-upaya yang dilakukan perawat seperti: a. Upaya kesehatan spesialistik melalui sistem rujukan b. Kanker: pemeriksaan pap smear setiap 1-3 tahun, pemeriksaan payudara sendiri (sarari), setiap bulan setelah selesai menstruasi, dan pemeriksaan payudara oleh dokter setiap tahun setelah usia 40 tahun, mamografi setiap tahun setelah usia 40 tahun. c. Pemeriksaan rektal (colok dubur) setiap tahun pada orang dewasa setelah usia 40 tahun 5



d. Endoskopi pada semua usia lanjut setelah usia 50 tahun, setiap 5 tahun. e. Pemeriksaan pemeriksaan PSA setiap tahun antara 50 sampai dengan 70 tahun. f. Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun. g. Pemeriksaan rutin kimia darah, darah perifer lengkap, dan pemeriksaan urin lengkap. h. Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG): berikan 1 kopi hasil EKG tersebut kepada pasien. Manakala pasien mengalami masalah jantung (nyeri dada), hasil EKG tersebut dapat diberikan ke dokter yang melayaninya untuk digunakan oleh sang dokter dalam membuat penilaian klinis. i. Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40 tahun dan setiap tahun setelah berusia 40 tahun. j. Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan penapisan glaukona setiap 1-3 tahun setelah usia 50 tahun. k. Evaluasi fungsi pendengaran setiap 3 tahun setelah berusia 50 tahun. l. Pengkajian fungsi fisik dan mental. 3. Pencegahan tersier Tertiary prevention (pencegahan tersier) yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari sakit serta mengalami kecacatan. Upaya pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau ketidakmampuan terjadi penyembuhan sampai stabil/ menetap atau tidak dapat diperbaiki (irreversaible). Dalam pencegahan ini dapat dilaksanakan



melalui



ketidakmampuan



program



rehabilitas



dan meningkatkan



untuk



efisiensi hidup



mengurangi penderita.



(Widyaloka,2017). Pencegahan tersier merupakan pencegahan terhadap masyarakat yang sudah sembuh dari sakit dengan tujuan mencegah komplikasi serta



meminimalkan



ketundayaan



(disability



limitation)



dan



memaksimalkan fungsi melalui (rehabilitation). (Achjar, 2011, hlm. 11) 6



upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun, misalnya upaya ini dapat berupa: a. Perawatan fisioterapi b. Nasehat cara hidup sesuai dengan penyakit yang diderita c. Pembinaan lansia dalam pembenahan kebutuhan pribadi d. Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental e. Memberikan informasi, pengetahuan tentang penggunaan berbagai alat bantu f. Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan. Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien serta keluarganya agar penyakit atau gangguan kesehatan yang diderita pasien dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit.  g. Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula di dalam pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Tidak jarang pasien merasa bosan dan akhirnya menghentikan pengobatannya sehingga penyakit menjadi tidak terkendali dan kemudian timbul berbagai komplikasi yang tidak jarang sampai mengancam nyawa.



7



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pencegahan yang dilakukan dalam menangani pasien lansia dengan tiga tahap 1. Pencegahan primer adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan dan semangat hidup lansia agar tetap berguna dan dihargai bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. 2. Pencegahan skunder pencegahan untuk masyarakat yang masih dalam keadaan sakit dengan melakukan deteksi dini 3. Pencegahan tersier merupakan pencegahan terhadap masyarakat yang sudah sembuh dari sakit



8



DAFTAR PUSTAKA Anisa, Elis, Mamat. (2016). Efetivitas pemberian terapi rendam kaki jahe terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di panti werdha pucang gading semarang. STIKES Telogerejo Semarang. http://182.253.197.100/ejournal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/500 Achcjar, H.A.K (2011). Asuhan keperawatan komunitas: Teori & praktik. Jakarta: EGC Widiyaloka, A. (2017). keperawatan lanjut usia. Yogyakarta: Graha ilmu



9