Laporan Pendahuluan Personal Hygiene, KDP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PERSONAL HYGIENE DIRUANG DAHLIA 2 RSUD TUGUREJO



Disusun oleh : AYIK WIDIARTI 1708020



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2015



A. PENGERTIAN Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Perawatan diri adalah salah satu salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisikesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan diri (Depkes, 2000). B. ETIOLOGI Penyebab terjadinya kurang perawatan diri diantaranya: 1. Faktor Predisposisi a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. c. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidka pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. d. Sosial Kurang dukungan dan latihan dan lahan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri. 2. Faktor presipitasi Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain: a. Body image Merupakan suatu gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. b. Praktik sosial Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.



c. Status sosial-ekonomi. Personal hygiene memerlukan alat danbahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya . d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya. 3. Tanda dan Gejala Menurut Fitria (2010). tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah: a. Mandi/hygiene Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi. b. Berpakaian/berhias Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu. c. Makan Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, menguyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukannya ke mulut,melengkapi makanan, mengambil gelas atau cangkir, serta mencerna cukup makanan dengan aman. d. BAB/BAK klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bias mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dal hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB/BAK. Bila tidak dilakukan



intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko tinggi isolasi sosia C. KLASIFIKASI Personal Hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap dirumah sakit (Depkes RI, 2000). Tindakan tersebut meliputi : a) Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh. b) Perawatan mata c) Perawatan hidung d) Perawatan telinga e) Perawatan gigi dan mulut f) Perawatan kuku tangan dan kaki D. PATHOFISIOLOGI Personal Hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang sakit. Selain itu fasilitas yang kurang, kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan mengalami defisit personal hygiene. Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis. E. PATHWAY Gangguan kemampuan untuk melakukan kebersihan diri Gangguan kemampuan untuk melakukan kebersihan diri Ketidakmampuan mengakses kamar mandi Ketidakmampuan mengakses kamar mandi



Kurang pengetahuan tentang personal hygiene



Defisit perawatan diri



F. MANIFESTASI KLINIK Menurut Depkes (2000), menifestasi klien dengan defisit perawatan diri adalah: 1. Fisik a. Badan bau, pakaian kotor b. Rambut dan kulit kotor c. Kuku panjang dan kotor d. Gigi kotor disertai mulut bau e. Penampilan tidak rapi 2. Psikologi a. Malas, tidak ada inisiatif b. Menarik diri, isolasi diri c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina 3. Sosial a. Interaksi kurang b. Kegiatan kurang c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma d. Cara makan tidak teratur e. BAB/BAK disembarangan tempat G. ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH PERSONAL HYGIENE a. Pengkajian Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi dan, meliputi tiga aktivitas dasar yaitu, mengumpulkan data secara sistematis, memilah dan mengatur kembali data dan mendokumentasikan data (Tarwoto & Wartonah, 2006).



b. Faktor yang Berhubungan 1. Citra tubuh (Body Image) Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya Personal hygienepada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personalhygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu. Body image seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya (Depkes RI, 2000).



2. Praktik sosial Kelompok-kelompok



sosial



wadah



seorang



pasien



berhubungan



dapat



mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal hygiene. Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene (Depkes RI, 2000). 3. Status sosial ekonomi Menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi (2008), pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhankebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal hygiene. Untuk melakukan Personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (misalnya: sabun, sikat gigi, sampo, dan lain-lain) (Depkes RI, 2000). 4. Pengetahuan Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan dan pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan akan mempengaruhi praktik hygiene (Depkes RI, 2000). Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harus termotivasi untuk memelihara personal hygiene sebab individu dengan pengetahuan tentang pentingnya personal hygiene dan memiliki motivasi akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah diri dari keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998 dalam Pratiwi, 2008). 5. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang Menurut Potter & Perry (2005), setiap pasien memiliki keinginan akan pilihan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan personal hygiene. Seorang pasien yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan perawatan personal hygiene total.



C. Pemeriksaan Fisik Menurut Tarwoto dan Wartonah (2006), pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada masalahpersonal hygiene adalah: 1.Rambut a.Keadaan kesuburan rambut b.Keadaan rambut yang mudah rontok c.Keadaan rambut yang kusam 2.Kepala a.Botak atau alopesia b.Ketombe c.Berkutu d.Adakah eritema e.Kebersihan 3.Mata a.Apakah sclera ikterika b.Apakah konjugtiva pucat c.Kebersihan mata d.Apakah gatal atau mata merah 4.Hidung a.Adakah pilek b.Adakah alergi c.Adakah perdarahan d.Adakah perubahan penciuman e.Kebersihan hidung f.Bagaimana membrane mukosa g.Adakah septum deviasi 5.Mulut a.Keadaan mukosa mulut b.Kelembapannya c.Adakah lesi d.Kebersihannya 6.Gigi a. Adakah karang gigi b. Kelengkapan gigi



c. Pertumbuhan gigi d. Kebersihan 7.Kuku tangan dan kaki a.Bentuknya bagaimana b.Warnanya c.Adakah lesi 8.Tubuh secara umum a.Kebersihan b.Normal c.Postur tubuh D. Analisa Data Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar dan data fokus. Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klienmengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klienterhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasimasalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (Intial assessment), selama klien dirawat secara terus menerus (Ongoing assasment) serta pengkajian ulang untuk menambah/ melengkapi data (re-assesment) (Sigit, 2010). E. Tipe Data 1.Data Subjektif Menurut Sigit (2010), data subjektif adalah yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatusituasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatan lainnya.



2.Data Objektif Data objektif adalah data yang didapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan karakteristik dan faktor yangberhubungan (Wilkinson, 2013). F. Rumusan Masalah Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang akan dicapai.Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarakan teori kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan dasar yang dibahas adalah kebutuhan dasar personal hygiene. Masalah keperawatan yang sering muncul pada kebutuhan dasar tersebut dijelaskan dengan menggunakan skema yakni sebagai berikut: G. Diagnosa Keperawatan Pada masalah kebutuhan dasar personal hygienediagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Potter dan Perry (2005), adalah sebagai berikut: a.Resiko kerusakan integritas kulit b.Kerusakan integritas kulit c.Perubahan perfusi jaringan perifer d.Defisit perawatan diri : mandi e.Kerusakan integritas jaringan f.Nyeri g.Resiko infeksi h.Defisiensi pengetahuan perawatan kaki dan kuku i.Perubahan membrane mukosa mulut j.Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh k.Defesiensi pengetahuan tentang hygiene oral l.Gangguan citra tubuh m.Defesit perawatan diri : eliminasi n.Defisit perawatan diri : makan



H. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 1.



Defisit perawatan diri: mandi b/d gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktifitas sendiri Tujuan : Dalam 1x6 jam klien mampu menunjukan perawatan diri mandi. Kriteria hasil : -



Klien mampu mempetahankan mobilitas yang diperlukan untuk kamar mandi dan menyiapkan alat



-



Klien mampu melakukan cuci wajah, tubuh bagian atas dan tubuh bagian bawah



-



Klien mampu mengeringkan tubuh



Intervensi dan Rasionalisasi 1. Kaji kembali pola kebersihan R: untuk mengetahui pola kebersihan diri pasien normal 2. Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan kencang R: untuk memberikan rasa nyaman pada pasien 3. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu pasien mandi R : untuk mengetahui ada inflamasi yang terjadi 4. Bantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku R: untuk mengetahui keadaan mulut bersih, rambut bersih, kuku panjang dan badan bersih/ tidak bau. 5.



Lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut, keadaan badan, rambut dan kuku bersih, serta pentingnya kebersihan



6.



Libatkan keluarga



Daftar Pustaka



-



Potter,



Patricia



A.Perry,Anne



griffin.2005.Buku



Ajar



Fundamental



Keperawatan.Jakarta : EGC - Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika -Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 7. Jakarta: EGC - Depkes RI.2000