Laporan Praktikum Us Nurul Maghfirah Nur Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ULTRASOUND THERAPY (US) “KRONIS SYNDROME TRACTUS ILIOTIBIAL BAND ”



Oleh: Nama



: NURUL MAGHFIRAH NUR ISLAM



Nim



: PO714241181062



Prodi/Kelas : D.IV Fisioterapi/Tk. II B



POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN FISIOTERAPI TAHUN 2019



LAPORAN PRAKTIKUM ULTRASOUND THERAPY (US) PADA KASUS “KRONIS SYNDROME TRACTUS ILIOTIBIAL BAND (VAS 5,4)” A. Patologi Kasus 1. Definisi Ilio Tibial Band (ITB) adalah sebuah struktur tebal seperti tendon yang terbentang dari samping panggul sampai ke lutut bagian samping luar. ITB terutama berperan dalam gerakan meluruskan lutut, menggerakkan pinggul ke samping dan menstabilkan tungkai saat gerakan berlari. Penggunaan tendon ini secara berlebihan (overuse) akan menyebabkan nyeri terutama pada daerah samping pinggul atau samping luar lutut yang dinamakan sebagai Ilio Tibial Band Syndrome (ITBS). ITBS atau iliotibial band syndrome adalah cedera akibat penggunaan berlebihan jaringan ikat paha bagian luar dan lutut yang disebut jaringan ikat iliotibial. Jaringan ikat iliotibial adalah jaringan ikat panjang yang terbentang dari panggul sampai lutut dan tulang kering. Jaringan ikat iliotibial penting untuk menjaga kestabilan bagian luar lutut ketika bergerak. Jaringan ikat iliotibial juga penting untuk membantu pergerakan sendi panggul. ITBS terjadi ketika penggunaan berlebihan jaringan ikat iliotibial akibat terlalu sering melakukan aktivitas yang membutuhkan posisi menekuk lutut misalnya orang yang sering berlari, bersepeda, mendaki, dan berjalan jarak jauh.



2. Etiologi Penyebab utama terjadinya ITBS adalah latihan fisik yang melibatkan paha dan lutut yang terlalu berat atau akibat peningkatan intensitas latihan fisik yang tidak secara bertahap namun terlalu cepat. Penyebab ITBS bisa digolongkan menjadi: a. Tidak melakukan teknik latihan fisik yang benar b. Keadaan fisik bawaan tertentu c. Menghabiskan waktu yang lama / secara teratur duduk dalam posisi lotus dalam yoga. d. Secara konsisten berjalan pada permukaan yang membelok secara horizontal (seperti pundak jalan atau lintasan indoor ) di mana kaki menurun ditekuk



sedikit ke dalam, menyebabkan peregangan ekstrim pita terhadap tulang paha. e. Pemanasan atau pendinginan yang tidak memadai f.



Berlari mendaki dan menuruni bukit yang berlebihan



g. Posisikan kaki " toed-in " ke sudut yang berlebihan saat bersepeda. (Lutut harus diposisikan antara 30-35 derajat untuk membantu menghindari ITBS)  h. Berlari naik turun tangga i.



Mendaki jarak jauh



3. Patogenesis Iliotibial



band



syndrome (ITBS



atau



ITBFS)



adalah cedera paha umum yang umumnya dikaitkan dengan berlari . Ini juga bisa disebabkan oleh bersepeda atau hiking . Timbulnya sindrom band iliotibial paling sering terjadi pada kasus penggunaan berlebihan. Pita iliotibial itu sendiri menjadi meradang sebagai respons terhadap kompresi berulang di bagian luar lutut atau pembengkakan bantalan lemak antara tulang dan tendon di sisi lutut. Sindrom ITB juga dapat disebabkan oleh kondisi fisik yang buruk, kurang pemanasan sebelum berolahraga, atau perubahan tingkat aktivitas yang drastis. Sampai studi anatomi baru-baru ini menunjukkan secara berbeda, kepercayaan yang dipegang sebelumnya adalah bahwa bagian distal dari band iliotibial menggosok bursa, namun bursa ini ditemukan tidak ada. Selain itu, teori bahwa band iliotibial perlu meregang telah dipertanyakan sebagai, dalam studi kadaver di bawah beban ekstrim, fleksibilitas band iliotibial telah terbukti minimal dengan kekakuan yang lebih besar daripada serat kapsuler.



4. Tanda dan Gejala Penggunaan berlebihan jaringan ikat iliotibial menyebabkan iritasi dan meradang sehingga menimbulkan rasa nyeri. Nyeri dan rasa panas biasanya dirasakan di bagian luar lutut atau paha bagian bawah. Kadang nyeri bisa juga dirasakan di panggul. Turun tangga dan berdiri dari posisi duduk akan memperberat rasa nyeri. Semakin lama dibiarkan dan tidak ditangani dengan baik, nyeri yang dirasakan akan menetap dan terasa seperti menusuk bahkan bisa terjadi pembengkakan pada lutut.



B. Prosedur Pelaksanaan 1. Persiapan Alat : (mencakup persiapan operasional alat) a) Hubungkan power cord unit ke adaptor kemudian hubungkan power adaptor ke unit. b) Tekan tombol on yang ada di belakang alat. c) Kemudian menjalankan unit dengan menekan on/off yang ada di panel depan layar (selama 3 detik) d) Selanjutnya tekan tombol unit manual yang ada di depan unit US dan aturlah pada US. e) Jangan lupa sediakan gel untuk meminimalisi impedansi saat terapi dan tisu untuk membersihkan transducer saat selesai digunakan. 2. Persiapan Pasien : a) Posisikan pasien dalam keadaan duduk dan usahakan dalam keadaan senyaman dan serileks mungkin agar tidak mengganggu jalannya terapi. b) Kemudian ambil gel lalu oleskan pada daerah tractus iliotibial band di bagian lateral lutut dan lebih rendah dari epicondylus femoralis lateral. c) Posisikan ERA transducer US tegak lurus dengan kulit pada daerah yang telah diolesi gel. Usahakan posisi ERA transducer tegak lurus dan rapat agar semua gelombangnya dapat diabsorbsi dengan baik. d) Sebelum memulai intervensi, terapist memberi penjelasan mengenai cara kerja dan efek yang dapat ditimbulkan dari US.



3. Teknik Pelaksanaan : Kasus: Kronik Syndrome Tractus Iliotibial Band Nilai VAS : 5,4 Foto



1. Posisi transducer : Iliotibial Band 2. Metode pengobatan : Metode langsung (Direct Method) 3. Pemilihan dosis : a. ERA transducer US : 1 cm2 b. Bentuk US : 100% (1: 1) c. Frekuensi US : 3 MHz (Superfisial) d. Intensitas US : 1 W/cm2 e. Waktu : 1 menit x 2 x (1+1) = 4 menit



C. Evaluasi Terapis kemudian melakukan evaluasi sesaat dengan menanyakan keadaan pasien apakah keluhannya menurun atau bertambah. Semestinya modalitas fisioterapi berupa Ultra Sound (US) memberikan efek dominan terhadap penurunan nyeri yang dimana pada awal pasien merasakan sangat nyeri pada beberapa waktu lalu, sehingga setelah menggunakan US nilai VAS pada pasien mulai turun sedikit demi sedikit. KASUS-KASUS FISIOTERAPI : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



Akut Sprain Ankle (VAS 8,6) Kronik Sprain Ankle (VAS 5,3) Akut Sprain Ligamen Collateral Medial Knee (VAS 9,3) Kronik Sprain Ligamen Collateral Medial Knee (VAS 6,2) Akut Strain Tendon Achilles (VAS 7,6) Kronik tendinitis caput gastrocnemius (VAS 5,2) Akut Strain Hamstring (VAS 7,4) Kronik cervical headache (VAS 5,8) Akut Sprain Ligamen Cruciatum Anterior Knee (VAS 8,6) Kronik Osteoarthritis Knee Joint (VAS 6,7) Kronik Piriformis Syndrome (VAS 6,3) Kronik Muscle soreness gastrocnemius (VAS 5,6) Kronik Syndrome Tractus Iliotibial band (VAS 5,4) Kronik Syndrome Pes Anserine Knee (VAS 6,2)



15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.



Kronik Tennis Elbow tipe 2 (VAS 6,3) Kronik Tennis Elbow tipe 3 (VAS 7,6) Kronik Tendinitis Infraspinatus (VAS 6,4) Kronik Tendinitis Bicipitalis (VAS 5,7) Kronik Tight Upper Trapezius (VAS 6,7) Kronik Spondylosis Lumbal (VAS 6,4) Kronik de Quervain’s Syndrome (VAS 6,2) Kronik tendomyosis quadratus lumborum (VAS 7,2) Akut sprain wrist (VAS 8,5) Kronik sprain wrist (VAS 6,4) Subakutcidera meniskus medial knee (VAS 7,4) Kronik Frozen Shoulder (VAS 5,8) Kronik Sacroiliaca joint dysfunction (VAS 6,5) Kronik Tendinitis Supraspinatus (VAS 5,6) Subakut Sprain Ligamen Collateral Lateral Knee (VAS 7,6) Kronik cidera meniskus lateral knee (VAS 6,2) Kronik tendinopathy patella (VAS 6,3) Kronik fasciitis plantaris (VAS 6,1) Kronik tendinitis ekstensor carpi ulnaris (VAS 5,8)