Laporan Tugas Akhir Asesmen 1 Kasus Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS AKHIR ASESMEN 1 (KASUS ANAK)



Disusun oleh: Novia Solichah



111614153010



MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI UNIVERSTAS AIRLANGGA 2016



BAGIAN I BAB I.



PENDAHULUAN



Interaksi sehari-hari anak dengan orang tua, saudara, teman sebaya, dan guru dalam berbagai setting dapat memengaruhi munculnya perilaku agresif pada anak (Synder, dkk, 1997 dalam Kim dkk, 2011). Perilaku agresif anak bisa bersifat verbal maupun fisik yang tampak dalam perilaku memukul, berkelahi, mengejek, berteriak, tidak mau mengikuti perintah atau permintaan, menangis, dan merusak. Anak yang menunjukkan perilaku ini biasanya dianggap pengganggu atau nakal. Dampak utama dari perilaku agresif ini adalah anak tidak mampu berteman dengan anak lain atau bermain bersama teman-temannya. Semakin anak tidak diterima oleh temantemannya, maka semakin meningkatkan perilaku agresifnya. Saat ini jumlah perilaku agresif pada anak-anak semakin meningkat dan dialmi oleh anak dengn usia yang semakin muda (Campbell, 1990 dalam Webster-Stratton, 1997). Sebanyak 35% anak usia prasekolah menunjukkan perilaku agresif secara klinis. Pada umumnya, anak laki-laki lebih banyak menampilkan perilaku agresif, dibandingkan anak perempuan, perbandingannya 5 berbanding 1, artinya jumlah anak laki-laki yang melakukan perilaku agresif kira-kira 5 kali lebih banyak dibandingkan anak perempuan (Webster-Stratton and Hammod, 1998 dalam Dufrene, dkk, 2007). Hasil penelusuran yang dilakukan penulis di salah satu taman kanak-kanak di Surabaya adalah di dalam kelas tersebut terdapat 1 anak yang memiliki perilaku agresif, dan anak tersebut memiliki gangguan cerebral palsy. Hasil ini diperoleh dari wawancara dengan dua orang guru, serta orang tua subjek. Perilaku agresif yang ditunjukkan antara lain memukul, menendang, meludahi, menjambak, menarik baju teman, mencubit, dan melempar benda. Hasil dari perilaku agresif anak disekolah, yaitu menetapkan label negatif anak di mata teman sebaya dan guru, mengakibatkan penolakan teman sebaya dan meningkatkan kesepian di masa anak-anak (Nangle, 2000). Dalam interaksi antar teman sebaya, perilaku agresif dapat menjadi vicious circle atau lingkaran setan, di mana korban dari agresivitas dapat mennjadi pelaku agresif di kemudian hari. Perilaku agresif juga dapat menjadi pencetus terjadinya bullying antar siswa di sekolah. Siswa yang menjadi pelaku bullying cenderung bersikap agresif pada korban bullying untuk mendapatkan yang diinginkanya. (Undheim & Sund, 2010). Pada tahun 2009 Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa dari seluruh laporan kasus kekerasan pada anak, 30% di antaranya dilakukan oleh sesama anakanak, dan 48% di antaranya terjadi di lingkungan sekolah daengan motif dan kadar yang bervariasi (Aziz, 2011). Masalah perilaku yang dialami pada usia anak-anak juga merupakan faktor prediktif dari penggunaan obat terlarang, depresi, kenakalan remaja, dan kekerasan pada masa remaja dan dewasa. (Moffit, 1993 dalam Webster-Stratton, 1997). Selain itu, hampir sepertiga dari anak berusia 5 tahun yang agresif, ditemukn masih berperilaku agresif pada usia 14 tahun (Shaw, Gilliom & Giovanelli, 2000 dalam Webster-Stratton, 1997). Oleh karena itu, perilaku agresif pada anak perlu mendapat perhatian serius dari masyarakat.



BAB II.



LANDASAN TEORI



2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 pengertian Anak Usia Prasekolah Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. Mereka biasa mengikuti program prasekolah antara lain program tempat penitipan anak (3 bulan – 5 tahun) dan Kelompok Bermain atau Play Group (usia 3 tahun). Sedangkan pada anak usia 4 – 6 tahun, biasanya mengikuti program Taman Kanak – Kanak. Rentang usia tersebut merupakan rentang usia yang sangat sensitif untuk perkembangan anak. Anak mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga pada usia tersebut anak membutuhkan makanan yang bergizi dan stimulasi intensif. (Santrock, 2002) Pola pertumbuhan pada masa prasekolah berbeda secara individual, baik pada tinggi badan dan bert badan yang disebabkan oleh keturunan dan pengaruh lingkungan saat mreka dibesarkan. Anak-anak menguasai kebanyakan kemampuan motorik pada akhir periode ini dan dapat menggunakan kemampuan fisiknya untuk mencapai suatu tujuan. Secara kognisi mereka mulai mengembangkan pemahaman tentang kelompok dan hubungan serta menyerap banyak informasi tentang dunia sosial dan fisik mereka (Santrock, 2002). 2.1.2 karakteristik anak usia prasekolah Thalib (2005) menguraikan beberapa karakteristik anak prasekolah, yaitu: a. Anak mampu melakukan gerakan-gerakan kasar, seperti meloncat, memanjat, berdiri sendiri serta mampu melakukan berbagai gerakan kasar dan halus dengan kaki dan tangannya sendiri. b. Anak mampu berorientasi dengan situasi baru karena terjadi koordinasi yang baik antara tangan dan kaki. c. Anak mulai mampu berbahasa dan mengutarakan keinginan. Anak belajar dari percakapan dan komunikasi dengan teman sebaya serta memberikan pengaruh melalui bahasa tersebut. d. Anak mulai mmpu memahami ruang dan waktu, perbedaan siang dan malam, dan mengetahui berbagai tugas-tugas bagi diri sendiri. e. Akhir periode usia dini, anak memeroleh pengertian mengenai berbagai benda berdasarkan perbedaan warna dan bentuk. f. Ank mulai mampu megetahui norma-norma yang dapat mengtur perilaku. Anak muai memahmi kat-kta baik, buruk, tidak boleh, dan jangan.



2.2 Cerebral Palsy 2.2.1 Pengertian Cerebral Palsy Cerebral Palsy merupakan salah satu bentuk brain injury, yaitu suatu kondisi yang mempengaruhi pengendalian sistem motorik sebagai akibat lesi dalam otak, atau suatu penyakit neuromuscular yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau kerusakan sebagian dari otak yang berhubungan dengan pengendalian fungsi motorik.



Cerebral palsy adalah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif, terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) dan merintangi perkembangan otak normal dengan gambaran klinis dapat berubah selama hidup dan menujukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologis berup kelumpuhan spatis, gangguan ganglia basal dan sereblum dan kelainan mental. Cerebral palsy merupakan kelumpuhan gejala kelainan perkembangan motorik dan postur tubuh yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak sejak dalam kandungan atau dimasa kanak-kanak. Kelainan tersebut kerap dibarengi dengan gangguan sensasi, persepsi, kognisi, komunikasi, tingkah laku, epilepsi, dan masalah musculoskeletal. Penderita cerebral palsy juga termasuk makhluk sosial yang butuh berkomunikasi dengan sesamanya bahkan dengan manusia yang lain. Mereka tetap berkomunikasi dengan lambang-lambang nonverbal yang biasa sering mereka pakai. Dengan segala keterbatasan, penderita cerebral palsy system motorik yang digunakan kurang bisa maksimal sehingga simbol-simbol (bahasa tubuh) yang mereka gunakan biasanya berbeda dengan simbol yang digunakan manusia normal pada umumnya. Namun antara penderita cerebral palsy masih bisa berkomunikasi dengan menggunakan simbol-simbol yang biasa mereka gunakan. Penderita cerebral palsy adalah mereka yang memiliki keterbatasan alat gerak sehingga penderita cerebral palsy tak pandai mengutarakan bahasa verbal. Oleh karena itu pendrita cereral palsy cenderung menggunakan bahasa nonverbal dalam menyampaikan perasaannya. Komunikasi nonverbal yang muncul secara reflex dari dalam diri penyandang dapat ditafsirkan oleh orang lain. Pada realitasnya penyandang cerebral palsy juga mengenyam pendidikan dan juga proses therapis. Penderita cerebral palsy biasanya memiliki cirri-ciri sebagai berikut: perkembangan motor kasar dan motor halus yang lambat, tindakan yang sepatutnya hilang masih kekal, berjalan dengan menjinjit atau kaki diseret, ketidaknormalan bentuk otot, percakapan komunikasi yang lemah, kerencatan akal, masalah pembelajaran dan masalah tingkah laku. (http://www.umm.edu/pediatrics/causes_of.htm. Diakses tgl 6 Oktober 2016.)



2.2.2. Klasifikasi Cerebral Palsy Menurut Bakwin-Bakwin, cerebral palsy dapat dibedakan sebagai berikut: a. Spasticity, yaitu kerusakan pada cortex cerebri yang menyebabkan hyperactive reflex dan stretch reflex. Spasticity dapat dibedakan menjadi :  Paraplegia, apabila kelainan menyerang kedua tungkai.  Quadriplegia, apabila kelainan menyerang kedua lengan dan kedua tungkai.  Hemiplegia, apabila kelainan menyerang satu lengan dan satu tungkai yang terletak pada belahan tubuh yang sama. b. Athetosis, yaitu kerusakan pada basal banglia yang mengakibatkan gerakan-gerakan menjadi tidak terkendali dan tidak terarah. c. Ataxia, yaitu kerusakan pada cerebellum yang mengakibatkan adanya gangguan pada keseimbangan. d. Tremor, yaitu kerusakan pada basal ganglia yang berakibat timbulnya getaran-getaran berirama, baik yang bertujuan maupun yang tidak bertujuan. e. Rigidity, yaitu kerusakan pada basal ganglia yang mengkibatkan kekakuan pada otototot. 2.2.3 Faktor-Faktor Penyebab Cerebral Palsy Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kerusakan didalam otak pada anak-anak yang kemudian mengakibatkan cacat cerebral palsy. Hal itu bisa terjadi sebelum anak dilahirkan, pada saat dilahirkan, maupun setelah dilahirkan. a. Sebab-sebab yang timbul sebelum kelahiran :  Faktor congenital ketidaknormalan sel kelamin pria.  Pendarahan saat kehamilan.  Trauma atau infeksi pada waktu kehamilan.  Kelahiran premature.  Keguguran yang sering dialami ibu.  Usia ibu yang sudah lanjut pada saat melahirkan anak. b. Sebab-sebab yang timbul pada waktu kelahiran :  Penggunakaan alat-alat pada saat proses kelahiran yang sulit, misalnya tang, tabung, vacuum, dan lain-lain.  Penggunaan obat bius pada saat proses kelahiran. c. Sebab-sebab yang timbul setelah kelahiran :  Penyakit tuberculosis.  Radang selaput otak.  Radang otak.  Keracunan arsen atau karbon monoksida. 2.3 Perilaku Agresif 2.3.1 Definisi Perilaku Agresif



Kata agresi berasal dari bahasa latin, yaitu “agredi” yang berarti menyerang atau bergerak ke depan. Dalam kajian psikologi, agresi mengandung dua makna yakni yang baik (good sense) dan yang buruk (bad sense). Agresi dalam makna yang baik (good sense) merupakan tindakan menyerang untuk meraih kesuksesan, meskipun dihadang oleh berbagai rintangan. Dapat disebut instrumental aggression atau agresi instrumental, yaitu agresi yang dilakukan oleh individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya ingin memeroleh perhatian dari lingkungan. Sedangkan agresi dalam makna yang buruk (bad sense) adalah tindakan untuk mencapai keinginan dan merusak ataupun mendatangkan penderitaan bagi orang lain. Agresi dalam makna yang buruk ini disebut juga sebagai hostile aggression atau agresi benci, yaitu agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampisan pelampiasan keinginan untuk menyakiti atau melakukan tindakan tanpa tujuan selain utnuk menimbulkan efek kerusakan, kesakitan pada sasaran (Koswara, 1998). Schafer & Millman (1981) menjelaskan bahwa agresi didefiniikan sebagai perilaku yang dapat menyebabkan luka pribadi (personal injury) terhadap yang lain, luka itu bisa secara fisik maupun psikis. Agresif pada anak bisa diartikan sebagai perilaku yang bertujuan untuk membahayakan atau menyakiti orang lain baik secara verbal maupun fisik. Perilaku agresif daat dilatarbelakangi oleh sifat pembelaan diri maupun sifat destruktif (Buss, 2010). Dapat disimpulkan, agresi adalah segala perilaku baik secara verbal maupun non verbal yang dapat menyakiti orang lain. 2.3.2 Karakteristik Perilaku Agresif Karakteristik agresif pada anak usia prasekolah dalam interaksi dengan orang lain menurut (Crick & Casas, 1997) terdiri dari dua jenis, yaitu overt aggression dan relational aggression. Overt aggression adalah perilaku agresif yang tampak dan dapat merugikan orang lain melalui luka fisik, kerusakan benda atau acaman kerusakan tersebut (misalnya: mendorong, memukul, menendang, atau mengancam untuk memukuli teman). Adapun relational aggression adalah perilaku agresif yang merugikan orang lain melalui rusaknya hubungan antar teman sebaya mereka. Hal ini dilakukan misalnya, dengan menggunakan pengucilan sosial atau menyebarkan kejelekan teman sebagai bentuk pembalasan. Dengan demikian, anak laki-laki cenderung menggunakan bentuk agresi fisik overt yang menghambat tujuan dominasi berorientasi instrumental yang cenderung karakteristik anak laki-laki. Sebaliknya, anak perempuan lebih mungkin untuk bentuk-bentuk relational aggression karena mereka efektif dalam menghambat afilitif, tujuan keintiman yang cenderung lebih khas anak perempuan (Breakwell, 1998). Perilaku agresif anak menurut Behr, dkk (2013) dapat diamati dalam perilaku tampak, yaitu: 1) Agresi Fisik: memukul, menendang, mendorong, mengancam secara fisik, melempar, mencubit, mencakar, mencoret, merusak, merobek, merampas, menginjak, dan menggigit. 2) Agresi verbal: mengganggu, menjelek-jelekkan, mengancam, mengejek, mencaci, memaksa, membentak, menakut-nakuti, mempermalukan, dan mengusir. 2.3.3 faktor-faktor yang memengaruhi perilaku agresi Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi perilaku agresif menurut Brigham (dalam Tentama, 2012), diantaranya:



a. Proses Belajar Proses belajar merupakan mekanisme utama yang menentukan perilaku agresif manusia. Menurut teori belajar, perilaku agresif didapatkan melalui proses belajar. Belajar melalui pengalamn, coba-coba (trial and error), pengajaran moral, instruksi, pengalaman terhadap orang lain. b. Penguatan (reinforcement) Dalam proses belajar atau pembentukkan suatu tigkah laku, jika perilaku tertentu diberi ganjaran, kemungkinan besar individu akan mengulangi perilaku tersebut dimasa mendatang. Agresi dilakukan berulang kali oleh individu karena individu tersebut mendapatkan efek yang menyenangkan misalnya mendapat perhatian orangtua. Tindakan agresi merupakan reaksi yang dipelajari dan penguatan merupakan penunjang agresi yang utama c. Imitasi Imitasi adalah proses menuju tingkah laku model, sehingga sering disebutkn juga sebagai modeling. Imitasi yang terjadi setiap jenis perilaku, termasuk perilaku agresi. Anak mempunyai kecendrungan kuat untuk meniru orang lain. Tabel 1 Kriteria Subjek Usia 3-6 tahun Tingkat KB, TK A, TK B pendidikan Karakteristik Anak melakukan perilaku agresif, antara lain: 1. Overt Aggression: a) agresi fisik: memukul, menendang, mendorong, mengancam secara fisik, melempar, mencubit, mencakar, merobek, merampas, menginjak, dan menggigit. b) Agresi Verbal: mengganggu, menjelekjelekkan, mengancam, mengejek, mencaci, memaksa, mebentak, menakut-nakuti, mempermalukan, dan mengusir. 2. Relational Aggression: mengucilkan, menyebarkan kejelekan, melarang ikut bermain kelompok.



Namun karena subjek memiliki keterbatasan yaitu gangguan Cerebral Palsy (CP), maka perilaku agresif yang muncul adalah agresi fisik atau nonverbal saja. BAGIAN II BAB III.



RANCANGAN OBSERVASI 3.1 Rancangan Observasi 3.1.1 Tujuan Observasi untuk mengetahui bentuk dan intensitas perilku agresif anak dengan ganguan cerebral palsy 3.1.2 Perilaku yang di Observasi bentuk dan intensitas perilku agresif anak dengan ganguan cerebral palsy 3.1.3 Subjek Observasi



Subjek dalam studi ini berinisial DN. Subjek memiliki keterbatasan fisik yaitu cerebral palsy. Usia subjek saat ini 4 tahun lebih 11 bulan. Subjek saat ini masih bersekolah di TK, kelompok A. Subjek menurut keterangan dari guru dan orang tuanya memiliki perilaku agresif non-verbal, karena keterbatasannya. Selanjutnya, penulis melakukan observasi terhadap subjek yang direkomendasikan oleh guru berdasarkan hasil Children Behavior Checklist (CBCL) sebagai asesmen awal, serta observasi lanjutan target perilaku agresif berdasarkan kriteria perilaku agresif dari teori. 3.1.4 Desain Observasi No



Lokasi



Kegiatan



Waktu



Observer



Desain Observasi Naturalistik



1



Kelas



Bercerita Kamis, 29-9-2016 2 orang “Kancil dan Pukul 07.30-08.00 - penulis Buaya” - guru



2



Kelas



Mewarnai gambar



Jumat, 30-9-2016 2 orang Pukul 07.30-08.00 - penulis - guru



Naturalistik



3



Kelas



Makan bersama



Sabtu, 1-10-2016 2 orang Pukul 07.30-08.00 - penulis - guru



Naturalistik



4



Kelas



Senin, 3-10-2016 2 orang Pukul 07.30-08.00 - penulis - guru



Naturalistik



5



Kelas



Bermain mencocokka n gambar binatang Senam (olah raga)



Selasa, 4-10-2016 2 orang Pukul 07.00-07.30 - penulis - guru



Naturalistik



6



Laboratorium Psikologi Unair (Ruang Bermain)



Bermain bebas



Selasa, 4-10-2016 2 orang Pukul 08.30-09.00 - penulis - guru



Analog



3.1.5 Rancangan Observasi a. Observasi di sekolah a.1 Observasi 1 Subjek : DN Usia : 4 tahun 11 bulan Kelas : TK A Observer : penulis *Interval, jika terdapat perilaku isi dengan (✓)



Hari/tgl Waktu Kegiatan



: : :



Teknik Pencatatan Time-sample Record dengan keterangan Time-sample Record dengan keterangan Time-sample Record dengan keterangan Time-sample Record dengan keterangan Time-sample Record dengan keterangan Time-sample Record dengan keterangan



*jumlah kemunculan isi dengan turus ( IIII ) Jenis Perilaku Interval Selama 30 Menit Agresi Fisik 5 10 15 20 25 30 1. Subjek memukul anak/ orang lain 2. Subjek menendang anak/ orang lain 3. Subjek mendorong anak/ orang lain 4. Subjek melempar benda kepada anak/ orang lain 5. Subjek mencubit anak/ orang lain 6. Subjek merampas/ mengambil benda/ barang milik anak/ orang lain 7. Subjek manarik rambut / baju milik anak/ orang lain 8. Subjek meludahi anak/ orang lain 9. Subjek marah/ menangis (tempertantrum) pada anak/ orang lain 10. Subjek berkeliling dan mengganggu anak/ orang lain



5



Jumlah kemunculan 10 15 20 25 30



keterangan



BAB IV.



DATA HASIL OBSERVASI Hasil Children Behavior Checklist (CBCL) Usia Jenis Skor Taraf Perilaku agresif Kelamin Kategori Perilaku Agresif 4 tahun Laki-laki 27 Clinical Range (butuh penanganan lebih lanjut)



Nama



DN



Dari hasil CBCL dapat disimpulkan bahwa subjek DN telah memenuhi kriteria indikator perilaku agresif, dan subjek memiliki masalah perilaku agresif. Hasil Children Behavior Checklist (CBCL) Tabel Hasil CBCL Nama



DN



Usia



4 tahun 11 bulan



Jenis kelamin Laki-laki I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII.



Hasil CBCL



Withdrawn Somatic Complaints Anxious/Depressed Social Problems Thought Problems Attention Problems Delinquent behavior Aggressive Behavior



= = = = = = = =



3 0 4 9 2 15 4 27



(Normal Range) (Normal Range) (Normal Range) (Borderline Range) (Normal Range) (Borderline Range) (Normal Range) (Clinical Range) INT = Scale I+II+III-Item = 7 (Normal Range) INT T 103 = 55 (Normal Range) EXT = = 31 (Clinical Range) EXT T Scale VII+VIII = 73 (Clinical Range) TOTAL = = 38 (Normal Range) TOTAL T INT+EXT = 58 (Normal Range) Adapun keterangan hasil observasi dan intervensi dijelaskan sebagai berikut: CBCL Subjek DN Hasil Observasi   



Hari : Rabu, 28 September 2016 Waktu : 07.00 – 09.30 Setting : di sekolah Tes ini diberikan kepada ibu subjek, guru 1 subjek , dan guru 2 subjek, karena dianggap sebagai significant others yang mengetahui kondisi subjek saat ini dan sebagian besar waktu subjek bersama ibunya di rumah, dan sebagian waktunya bersama bu guru 1 dan guru 2 di



Taraf Perilaku Agresif Clinical Range (butuh penanga nan lebih lanjut)



sekolah. Alat tes ini digunakan sebagai data observasi perilaku subjek berdasarkan pandangan orang yang dirasa cukup mengetahui kondisi subjek. Pemberian tes ini diberikan dengan cara membacakan instruksi dan semua pernyataan yang ada kepada ibu dan guru subjek. Adapun pemeriksa menuliskan setiap jawaban yang disampaikan oleh ibu dan guru subjek. Ibu subjek merupakan orang yang kooperatif dan bersedia bekerjasama dalam memberikan keterangan atau informasi subjek. Ia suka bercerita tentang subjek dalam kesehariannya. Pada saat menjawab setiap pertanyaan yang ada, ibu subjek menjawab dengan menjelaskan perilaku yang biasanya terjadi terkait dengan setiap item yang dipertanyakan. Pemeriksaan dilakukan sekitar 40 menit. Selama CBCL diberikan kepada ibunya, subjek berada di dalam kelas. Bu guru 1, merupakan orang yang kooperatif dan bersedia bekerjasama dalam memberikan keterangan atau informasi subjek. Ia suka bercerita tentang subjek dalam kesehariannya. Pada saat menjawab setiap pertanyaan yang ada, bu guru 1 menjawab dengan menjelaskan perilaku yang biasanya terjadi terkait dengan setiap item yang dipertanyakan. Pemeriksaan dilakukan sekitar 30 menit. CBCL diberikan saat istirahat kepada bu guru 1. Bu guru 2, merupakan orang yang kooperatif dan bersedia bekerjasama dalam memberikan keterangan atau informasi subjek. Ia suka bercerita tentang subjek dalam kesehariannya. Pada saat menjawab setiap pertanyaan yang ada, bu guru 2 menjawab dengan menjelaskan perilaku yang biasanya terjadi terkait dengan setiap item yang dipertanyakan. Pemeriksaan dilakukan sekitar 30 menit. CBCL diberikan saat pulang sekolah kepada bu guru 2.



Hasil Observasi di sekolah dan di lab Subjek DN melakukan perilaku agresif antara lain memukul, menendang, mendorong, melempar, mencubit, merampas/mengambil benda, menarik rambut/baju, meludahi, marah/menangis/tempertantrum, dan berkeliling menggangu. Dalam Observasi selama 30 menit selama 6 kali dengan dua rater (Observer 1 dan Observer 2) dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif yang sering muncul dengan frekuensi yang tinggi adalah memukul teman dan guru, melempar benda yang ada disekitarnya maupun benda milik orang lain, dan meludahi guru/orang lain. Perilaku agresif lain yang muncul dalam 30 menit namun dengan frekuensi yang lebih sedikit adalah menendang, mendorong, mencubit, mengambil benda milik orang lain, menarik rambut/baju orang lain, marah/menangis/tempertantrum, dan berkeliling mengganggu temannya.



BAB V .



VALIDITAS RELIABILITAS



Berisi hitungan validitas reliabilitas data observasi –beserta kesimpulan atas angka yang diperoleh (reliabel atau tidak) Observer 1: Novia No



Jenis Perilaku



O1



O2



O3



O4



O5



O6







1



Memukul



9



7



8



10



8



9



2



Menendang



2



1



0



1



1



1



3



Mendorong



1



1



1



2



2



2



4



Melempar



7



6



6



6



5



6



5



Mencubit



2



2



0



1



1



1



6



merampas/mengambil benda



3



2



2



2



1



2



7



menarik rambu/baju



3



3



2



2



1



1



8



Meludahi



11



10



10



12



10



11



9



marah/menangis/tempertantrum



10



berkeliling mengganggu



2 3



3 3



2 2



2 2



1 2



3 3



8.5 1 1.5 6 1.1 7 2 2 10. 7 2.1 7 2.5



O1



O2



O3



O4



O5



O6







Observer 2: Bu Guru No



Jenis Perilaku



1



Memukul



9



7



8



9



8



9



2



Menendang



2



1



0



1



1



1



3



Mendorong



1



1



1



2



2



2



4



Melempar



7



6



6



6



5



6



5



Mencubit



2



2



0



1



1



1



6



merampas/mengambil benda



3



2



2



2



1



2



7



menarik rambu/baju



3



3



2



2



2



1



8



Meludahi



11



11



10



13



10



11



9



marah/menangis/tempertantrum



1



3



2



2



1



3



10



berkeliling mengganggu



2



3



2



2



2



3



8.3 3 1 1.5 6 1.1 7 2 2.1 7 11 2 2.3 3



Hasil observasi yang dilakukan oleh observer 1 dan observer 2 memiliki nilai yang hampir sama, dapar disimpulkan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam laporan ini telah dapat reliabel, karena digunakan selama 6 kali observasi dengan sujek yang sama oleh 2 rater hasilnya hampir sama. Untuk validitas alat ukur, alat ukur yang digunakan oleh penulis telah dapat mengungkap bentuk dan intensitas perilaku agresif non-verbal yang dilakukan oleh subjek DN.



BAB VI.



PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI



Interpretasi Berdasarkan hasil CBCL, total skor subjek berada dalm kategori normal range, hal ini memiliki makna bahwa perilaku subjek masih dalam batas normal usianya. Subjek lebih memiliki masalah alam externalizing karena skor untuk skala externalizing termasuk dalam kategori clinical range dan borderline range. Adapun perilaku subjek yang berada pada kategori clinical range adalah aggressive behavior. Sedangkan yang berada pada kategori borderline range antara lain: social problems dan attention problems. Pada kategori borderline range yaitu perlu adanya perhatian serius, aspek social problems yang ditunjukkan subjek yaitu sulit berteman dengan anak seusinya dan cenderung dijauhi teman-temannya. Menurut ibu dan bu gurunya hal ini disebabkan subjek suka sekali usil dan mengganggu teman dengan cara merebut mainannya, melempar benda yang sedang dipegang teman, memukul, dan meludahi teman. Ketika dilarang, subjek akan marah dan tempertantrum, menangis, meludahi sambil melempar benda-benda yang ada disekitarnya. Oleh sebab itu, subjek tampak jarang bermain bersama teman dan sering bermain sendiri. Selain itu salah satu masalah lainnya adalah attention problems, yang tampak pada sulitnya subjek dalam mempertahankan perhatian. Saat sedang mengerjakan sesuatu, duduk, atau bermain, subjek mudah teralihkan untuk melakukan hal lain, yaitu mengganggu temantemannya. Tugas di sekolah tidak pernah diselesaikan dengan tuntas. Ketika melihat anak lain memainkan suatu benda, ia suka tergoda merebutnya, sehingga menyulut pertengkaran. Perilaku agresif subjek pun muncul dalam bentuk memukul, menendang, meludahi, menjambak, menarik baju teman, menampar, mencubit, marah, dan melempar sesuatu. Apabila keinginannya tidak dituruti oleh orang sekitarnya, biasanya ia akan menangis, memukul, meludahi, dan melempar benda-benda yang ada di sekitarnya. Permasalahan subjek aggressive behavior ini yang termasuk dalam kategori clinical range yang artinya memerlukan penanganan lebih lanjut. Pada aspek ini subjek sering berperilaku membantah ibu maupun gurunya jika dilarang akan diludahi, tidak patuh apabila ibu serta ibu guru menasehati. Subjek kadang menuntut untuk selalu diperhatikan. Ia akan merebut mainan temannya jika di kelas, maupun jika bermain dengan temannya di rumah. Teman-teman di kelasnya juga sering dipukul, ditendang, diludahi, di jambak, di tampar, di cubit, dilempari sesuatu jika marah. Selain itu jika disuapi oleh ibu maupun bu guru akan disemburkan ke muka orang lain. Selain itu dari hasil observasi di sekolah dan di lab selama beberapa hari, di temukan bahwa setiap hari DN selalu berperilaku agresif, antara lain: memukul, menendang, mendorong, melempar benda mengambil benda, menarik rambut/ baju, meludahi, marah, dan berkeliling mengganggu anak/orang lain. perilaku agresif yang sering muncul dengan frekuensi yang tinggi adalah memukul teman dan guru, melempar benda yang ada disekitarnya maupun benda milik orang lain, dan meludahi guru/orang lain. Perilaku agresif lain yang muncul namun dengan frekuensi yang lebih sedikit adalah menendang, mendorong, mencubit, mengambil benda milik orang lain, menarik rambut/baju orang lain, marah/menangis/tempertantrum, dan berkeliling mengganggu temannya.



BAGIAN III BAB VII.



PANDUAN INTERVIEW Wawancara dengan Ibu DN



Interviewer



: Novia Solichah (Pw)



Interviewee



: Ibu DN (Inf)







Tanggal/Waktu: Rabu, 05-10-2016 08.00-09.00 Tempat: Rumah Ibu DN



Tujuan : untuk mengetahui bentuk dan intensitas perilaku agresif anak dengan gangguan cerebral palsy



Pertanyaan



:



Bagaimana bentuk dan intensitas perilaku agresif anak dengan ganggun cerebral palsy? Sub Pertanyaan



:



1. Bagaimana riwayat perkembangan anak ibu? 2. Bagaimana perilaku anak ibu jika sedang bermain dengan teman-temannya? 2.1 Bagaimana contoh bentuk perilaku agresif anak ibu? 2.2 Seberapa sering perilaku agresif itu muncul? 2.3 Selain agresif secara fisik, apakah DN juga melakukan perilaku agresif secara verbal? 2.4 Sejak kapan bu, anak ibu melakukan perilaku agresif? 2.5 Kira-kira kenapa ya bu, anak ibu melakukan hal tersebut? Wawancara dengan Ibu Guru DN Interviewer



: Novia Solichah (Pw)



Interviewee



: Ibu Guru DN (Inf)



Tanggal/Waktu: Kamis, 06-10-2016 09.00-10.00 Tempat: Sekolah DN



Tujuan : untuk mengetahui bentuk dan intensitas perilaku agresif anak dengan gangguan cerebral palsy Pertanyaan



:



Bagaimana bentuk dan intensitas perilaku agresif anak dengan ganggun cerebral palsy? Sub Pertanyaan



:



1. Bagaimana perilaku ananda DN di sekolah? 2. Bagaimana perilaku DN dengan teman-temannya saat pelajaran berlagsung? 2.1 Bagaimana contoh bentuk perilaku agresif DN ketika dengan teman-temannya? 2.2 Apakah sering perilaku itu terjadi? Berapa kali bu? 2.3 Apakah ibu mengetahui kenapa perilaku agresif itu muncul? 2.4 Selain agresif secara fisik, apakah DN juga melakukan perilaku agresif secara verbal bu? BAB VIII. DATA HASIL INTERVIEW



VERBATIM WAWANCARA Ibu DN DESKRIPSI PROSES WAWANCARA: Pertemuan ini adalah pertemuan wawancara kedua bersama Ibu subjek, dilakukan untuk Deskripsi Konteks Deskripsi Subjek Deskripsi Perilaku Subjek



menambah data serta melanjutkan pertanyaan yang belum sempat disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Wawancara dilakukan di rumah subjek. Subjek berusia 28 Tahun, tinggi badan 155 cm, berkulit sawo matang, dan saat wawancara dilakukan, subjek memakai pakaian kaos pendek dan celana panjang. Subjek sangat terbuka dan ramah dalam proses wawancara yang dilakukan. Subjek juga menceritakan dengan baik mengenai bentuk-bentuk serta intensitas perilaku agresif DN di rumah. Subjek menceritakan dengan suara yang jelas dan mampu untuk memahami setiap pertanyaan yang diberikan.



TRANSKIP WAWANCARA:



Kod e Pw Inf Pw Inf



Pw Inf



Pw Inf



Pw Inf



Verbatim



Koding



Bu, boleh minta waktunya sebentar, mau tanya perihal DN Iya mbak… ada apa? Bu, bagaimana riwayat perkembangan DN bu? DN lahirnya normal mbak, lahirnya 9 bulan. Dia itu normal mbak awalnya, sampai di usia 6 bulan, DN step 3 hari mbak, puanas kejangkejang mbak, di bawa ke dokter, opname tiap malam kayak orang kesurupan mbak. Setelah panas dan opname, apa yang terjadi bu? Iya mbak kata dokternya, kena syarafnya mbak, saya sadarnya itu sampai usia 1 tahun itu tangan sama kakinya yang sebelah kanan ga mau gerak mbak. Akhirnya pas usia 15 bulan dia mulai di terapi sampai sekarang mbak, ya alhamdulillah bisa jalan sekarang, bisa lompat, bisa naik tangga, meskipun juga sering jatuh. Bu, DN bisa jalan itu usia berpa ya bu? Oalah mbak DN iitu jalan pas umurnya 2 tahun, itu langsung jalan loh mbak. Dia itu ga pakai terantanan. Pas umur 13 bulan dia mulai ngesot sampai umur 2 tahun itu mbak, langsung jalan. Trus tak masukkan ke paud pas usia 3 tahun mbak Begitu ya bu, bu bagaimana perilaku DN jika bermain dengan teman-temannya? DN itu mudah bosen mbak kayaknya, dia itu jarang main sama anak-anak kalo di rumah,



06102016



1



06102016 06102016



2 3 4



06102016



5



06102016



6



06102016 06102016



7 8



06102016



9



06102016



10



06102016



Baris



Parafrase



DN Lahir normal, step 3 hari kemudian yang terkena adalah syarafnya



Sampai usia 1 tahun tangan kakinya sebelah kanan tidak bergerak, dan diterapi sampai sekarang



Usia 13 bulan mulai ngesot sampai usia 2 tahun DN bisa berjalan



Jarang main dengan teman rumahnya.



Pw Inf



Pw



Inf



Pw



teman-temannya kadang juga gamau main sama DN mbak. DN itu nuakal mbak, temantemannya itu kalo main sama-sama itu main bentar terus ya gitu mbk dipukul, ditendang, dijambak, dicubit, teman-temannya mbak diludahi gitu mbak. Saya aja diludahi mbak. Kadang itu ya marah-marah, kalo marah gitu semua dilempar mbak di kenakan muka saya mbak sama temannya juga. Jadi temantemnnya kasian mbak. Sampe tak lombok mbak biar gak meludah, tapi ya gitu mbak sama saya mulai takut, tp sama teman-temannya gurunya juga masih tetep meludah sama nuakal mbak. Bu apakah perilaku agresif DN sering muncul bu? Ya sering mbak, ya setiap hari itu mbak. Kalo sekolah juga dia nuakal mbak sama tementemennya. Kalo di rumah juga gitu mbak tetep aja nuakal mbak. Ya pokoknya setiap hari mbak, kalo di sekolah sama di rumah ya gitu memukul, menendang, meludahi, menjambak, menarik baju teman, mencubit, marah, dan melempar sesuatu. Kalo keinginannya ga dituruti mbak, biasanya DN ya nuangis, memukul, meludahi, dan melempar benda-benda yang ada di sekitarnya. DN itu kadang menuntut untuk selalu diperhatikan. DN akan merebut mainan temannya jika di kelas, maupun jika bermain dengan temannya di rumah. Saya sampai pusing mbak. Begitu ya bu, bu selain berperilaku agresif secara fisik, apakah DN juga berperilaku agresif secara verbal bu? Ya ga bisa mbak, dia bisanya kalo ngomong ga mau ya Cuma “moh..moh”, baru bisa ngomong “gajah” gitu mbak sukanya hewanhewan. Kalo ngilokno anak ya ga bisa mbak. Ya nakalya itu ya perilakunya aja mbak ya gitu nendang, mukul, meludah, marah nangis, melempar-lempar ya gitu mbak, tapi kalo ngomong masih kesulitan mbak. Jika DN pingin sesuatu bagaimana bu cara



Jika bermain dia akan memukul, menendang, menjambak, mencubit, meludhi temannya. Jika marah DN melempar semua benda disekitarnya. DN juga meludahi ibu dan gurunya



06102016



11



06102016



12



06102016



13



06102016



14



06102016



15



Perilaku agresif subjek DN sering muncul, setiap hari. DN sering memukul, menendang, meludahi, menjambak, menarik baju teman, mencubit, marah, dan melempar sesuatu. DN itu kadang menuntut untuk selalu diperhatikan. DN akan merebut mainan temannya jika di kelas, maupun jika bermain dengan temannya di rumah.



DN memiliki kemampuan yang terbatas dalam hal verbal, sehingga yang nampak hanya perilaku agresif non verbal



Inf



Pw Inf



Pw



Inf



Pw Inf



Pw Inf



mengetahuinya? Dia ya narik tangan saya mbak, terus ya nunjuk-nunjuk gitu, kalo mau keluar rumah gitu mbak ya jam 2 malam gitu dia bangun, ya ga tak boleh mbak. Gitu ya muarah mbak teriak-teriak “aaa…aaa” gitu aja bisanya sambil meludah, sambil melempar, ya saya di tendang, gitu mbak. Tapi kalo minta jajan uda bisa ngomong mbak “jan..jan” atau kalo pipis “pis..pis” gitu mbak. Bu, kira-kira sejak kapan ya bu DN melakukan perilku agresif? Iya dulu itu ga sampai gini mbak, dulu ya Cuma nangis aja mbak bisanya, DN itu mulai meludah itu ya pas masuk TK ini kayaknya mbak, trus jadi nuakal gini ya pas masuk TK mbak, dulu ya bisanya nangis mukul-mukul iya tapi ga sesering sekarang mbak. Begitu ya bu, jadi DN mulai berperilaku agresif saat TK ini ya bu. Bu kira-kira, kenapa ya bu DN melakukan perilaku agresif ? Iya saya juga gatau mbak, pokoknya kadang itu ya ga ada apa-apa juga marah mbak ya mukul ya nendang temennya saya juga mbak, ya kadang usil gitu mbak, mungkin minta perhatian mbak. Kadang gitu juga kalo marah mbak, kalo minta jajan ga dibolehin, apa minta mainan itu marah-marah ya gitu mbak muncul lagi. Kalo mainan yang dibawa temennya gitu ya usil lagi itu mbak ya langsung diambil. Bu apakah DN berperilaku agresif ke semua teman-temannya? DN itu sama ayahnya juga ya nakal gitu mbak ya meludah, ya mukul ya nendang, sama saya juga mbak. Sama temen-temennya ya juga mbak, sama gurunya juga mbak. Saya juga sedih mbak, tapi ya nanti mungkin lama-lama bisa berkurang mbak perilakunya itu mbak. Amiiin bu, terimakasih ya bu untuk waktu dan jawabannya. Iya mbak



06102016



16



06102016



17



06102016



18



06102016



19



06102016



20



06102016



21



06102016



22



06102016



23



06102016



24



Jika ingin sesuatu DN menarik tangan Ibunya sambil menunjuk sesuatu.



Perilaku meludah dan aresif muncul sejak masuk TK



DN berperilaku agresif karena ingin diperhatikan dan jika ingin minta sesuatu



DN berperilaku agresif dengan orangtuanya, teman-teman, serta gurunya



VERBATIM WAWANCARA Guru DN DESKRIPSI PROSES WAWANCARA: Pertemuan ini adalah pertemuan wawancara kedua bersama Ibu Guru subjek, dilakukan Deskripsi Konteks



Deskripsi Subjek Deskripsi Perilaku Subjek



untuk menambah data serta melanjutkan pertanyaan yang belum sempat disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Wawancara dilakukan di sekolah subjek, setelah jam pulang sekolah. Subjek berusia 33 Tahun, tinggi badan 150 cm, berkulit sawo matang, dan saat wawancara dilakukan, subjek memakai seragam mengajar. Subjek sangat terbuka dan ramah dalam proses wawancara yang dilakukan. Subjek juga menceritakan dengan baik mengenai bentuk-bentuk serta intensitas perilaku agresif DN di sekolah. Subjek menceritakan dengan suara yang jelas dan mampu untuk memahami setiap pertanyaan yang diberikan.



TRANSKIP WAWANCARA:



Kod e Pw InfG Pw InfG



Pw



InfG



Verbatim Bu, boleh minta waktunya sebentar, mau tanya perihal DN Iya mbak… ada apa? Bu, bagaimana perilaku ananda DN di sekolah bu? DN ya jahil gitu itu mbak, keliling-keliling sambil tangannya kakinya ya gitu mbak ambil mainan teman, ya temannya dijambak, jalan trus temannya dipukul, ditendang ya gitu mbak, jalan terus temannya yang lagi mewarnai diludahi gitu mbak. Kadang ya duduk ikut belajar, saya bilang “huruf apa DN?” dia jawab “a” gitu ya bisa mbak tapi ya gitu usil lagi, saya juga di ludahi mbak, tadi saya juga uda diludahi dipukul di tendang juga mbak. Waah begitu ya bu, bu bagaimana perilaku DN dengan teman-temannya saat pelajaran berlangsung bu? Kalo pelajaran ya mbak, ya gitu mbak dia keliling usil, ya untung temannya ga ada yang bales mbak. Kadang gitu minta keluar kelas minta mainan, trus masuk lagi, trus minta jajan di koperasi, wah kalo tiba-tiba marah di koperasi jajan-jajan susu juga dibuangi mbak dilempar lempar, kalo ga saya bolehi saya diludahi, tak angkat mbak ya mukul-mukul gitu mbak ya nangis marah sambil teriak-teriak



Koding



Baris



06102016



1



06102016 06102016



2 3



06102016



4



06102016



5



06102016



6



Parafrase



Perilaku DN di kelas suka keliling sambil memukul, menendang, meludahi temannya.



Jika pelajaran, DN keliling sambil memukul, menendang, meludahi temannya, kemudian minta keluar kelas. Kemudian minta jajan, jika di koperasi suka melempar-lempar jajan. Jika tidak diperbolehkan, maka DN akan marah sambil teriakteriak “aaaa…aaa” dan



Pw InfG



Pw Inf G



Pw



Inf G



Pw Inf G



Pw



“aaaa…aaa”. Dia kalo pelajaran suka banget sama gajah mbak suka bilang “ajah..ajah” ya gitu mbak, saya kasih buku gambar gajah, diwarnai sebentar, trus ya ga ada sebab mbak terus bukunya dilempar. Wes pokoknya jahil mbaak, nakal sama temennya. Bu apakah sering perilaku itu terjadi bu? Ya sering mbaaak, tiap hari mbak, wes pokoknya sering mbak dia itu ya gitu mukul, nendang, jambak, narik kerudung saya, ya pokoknya gitu mbak tiap hari mbak. Begitu ya bu, bu bagaimana perilaku DN jika bermain dengan teman-temannya? DN itu ga suka mbak kalo main sama temantemannya, pernah saya ajak “ayo DN main sama teman-teman ya”, di gak mau mbak dia malah pergi, trus ambil mainan temannya. Tapi ya mbak dia itu ga bisa cara mainnya, kalo temennya bawa mobil-mobilan, ya Cuma diambil mbak dipegang uda dilempar, ada mainan gajah-gajahan ya Cuma gitu mbak diambil dilempar. Dia ga bisa mbak main berkelompok gitu marah-marah mbak, ditendang, dilempar, dipukul temannya, dijambak, diludahi ya gitu mbak. Temantemannya jadi jarang deket mbak, takut sama DN mbak.



memukul-mukul. DN Dia kalo pelajaran suka banget sama gajah mbak suka bilang “ajah..ajah”, kemudian bukunya dilempar. 06102016 06102016



7 8



06102016



9



06102016



10



Begitu ya bu, bu selain berperilaku agresif secara fisik, apakah DN juga berperilaku agresif secara verbal bu? Ya ga bisa mbak, dia bisanya kalo marah teriak “moh..moh” gitu aja mbak sama “ajah..ajah” ga pernah mbak kalo ngilokno atau ngancam teman mbak. Jika DN pingin sesuatu bagaimana bu cara mengetahuinya? Dia ya narik tangan saya mbak, terus ya nunjuk-nunjuk gitu, kalo mau keluar kelas, kalo mau jajan gitu. Tapi kalo minta jajan uda bisa ngomong mbak “jan..jan” atau kalo pipis “pis..pis” gitu mbak.



06102016



11



06102016



12



06102016



13



06102016



14



Bu, kira-kira sejak kapan ya bu DN melakukan



06102016



15



DN berperilaku agresif setiap hari



DN belum bisa bermain bersama dengan temantemannya. DN belum tau cara bermain, kalo temennya bawa mobilmobilan, ya Cuma diambil mbak dipegang uda dilempar, ada mainan gajah-gajahan ya Cuma gitu mbak diambil dilempar. Teman-teman DN ditendang, dilempar, dipukul, dijambak, diludahi. Teman-temannya jadi jarang deket mbak, takut sama DN.



DN memiliki kemampuan yang terbatas dalam hal verbal, sehingga yang nampak hanya perilaku agresif non verbal



Jika ingin sesuatu DN akan menarik tangan Iu guru dan menunjuk. Tapi kalo minta jajan uda bisa ngomong “jan..jan” atau kalo pipis “pis..pis”



Inf G



Pw Inf G



Pw Inf G



Pw Inf G



perilku agresif? Sek tak ingat-ingat ya mbak, awal masuk dulu ga meludah mbak, trus dapat berapa bulan itu dia suka meludah mbak, tapi kalo nakal yang mukul, nendang, keliling usil ya pas masuk uda gitu mbak. Bu kira-kira, kenapa ya bu DN melakukan perilaku agresif ? Iya saya juga gatau mbak, pokoknya kadang itu ya ga ada apa-apa juga marah mbak ya mukul ya nendang temennya saya juga mbak, ya kadang usil gitu mbak, mungkin minta perhatian mbak. Kadang gitu juga kalo marah mbak, kalo as keliling disuruh duduk gamau, gitu marah-marah ya gitu mbak muncul lagi. Kalo mainan yang dibawa temennya gitu ya usil lagi itu mbak ya langsung diambil. Bu apakah DN berperilaku agresif ke semua teman-temannya? DN itu sama saya juga berani mbak, kalo ibunya cerita sama ibunya juga berani. ya nakal gitu mbak ya meludah, ya mukul ya nendang, Sama temen-temennya ya juga mbak, sama gurunya juga mbak. Amiiin bu, terimakasih ya bu untuk waktu dan jawabannya. Iya mbak



06102016



16



06102016



17



06102016



18



06102016



19



06102016



20



06102016



21



06102016



22



Ketika masuk di TK sudah sering memukul, menendang, dan berkeliling, namun meludahnya baru beberapa bulan ini.



DN berperilaku agresif karena ingin diperhatikan dan jika ingin minta sesuatu



DN berperilaku agresif dengan orangtuanya, teman-teman, serta gurunya



BAB IX.



KODING DAN PEMBAHASAN HASIL INTERVIEW



Menurut Ibu, DN Lahir normal, step 3 hari kemudian yang terkena adalah syarafnya (Inf061020164). Sampai usia 1 tahun tangan kakinya sebelah kanan tidak bergerak, dan diterapi sampai sekarang (Inf061020166). Usia 13 bulan mulai ngesot sampai usia 2 tahun DN bisa berjalan (Inf061020168). DN Jarang main dengan teman rumahnya. Jika bermain dia akan memukul, menendang, menjambak, mencubit, meludahi temannya.Jika marah DN melempar semua benda disekitarnya.DN juga meludahi ibu dan gurunya. (Inf0610201610). Perilaku agresif subjek DN sering muncul, setiap hari.DN sering memukul, menendang, meludahi, menjambak, menarik baju teman, mencubit, marah, dan melempar sesuatu. DN itu kadang menuntut untuk selalu diperhatikan. DN akan merebut mainan temannya jika di kelas, maupun jika bermain dengan temannya di rumah. (Inf0610201612). Ketika masuk di TK sudah sering memukul, menendang, dan berkeliling, namun meludahnya baru beberapa bulan ini. (InfG0610201616). DN berperilaku agresif karena ingin diperhatikan dan jika ingin minta sesuatu (InfG0610201618). DN berperilaku agresif karena ingin diperhatikan dan jika ingin minta sesuatu. (Inf0610201620). DN berperilaku agresif dengan orangtuanya, teman-teman, serta gurunya . (Inf0610201622). ). DN berperilaku agresif dengan orangtuanya, temanteman, serta gurunya (InfG0610201620). DN memiliki kemampuan yang terbatas dalam hal verbal, sehingga yang nampak hanya perilaku agresif non verbal . (Inf0610201614). Jika ingin sesuatu DN menarik tangan Ibunya sambil menunjuk sesuatu. (Inf0610201616). Perilaku meludah dan aresif muncul sejak masuk TK . (Inf0610201618). DN belum bisa bermain bersama dengan teman-temannya. DN belum tau cara bermain, kalo temennya bawa mobil-mobilan, ya Cuma diambil mbak dipegang uda dilempar, ada mainan gajah-gajahan ya Cuma gitu mbak diambil dilempar. Teman-teman DN ditendang, dilempar, dipukul, dijambak, diludahi. Teman-temannya jadi jarang deket mbak, takut sama DN. (InfG0610201610). DN memiliki kemampuan yang terbatas dalam hal verbal, sehingga yang nampak hanya perilaku agresif non verbal (InfG0610201612). Jika ingin sesuatu DN akan menarik tangan Ibu guru dan menunjuk. Tapi kalo minta jajan uda bisa ngomong “jan..jan” atau kalo pipis “pis..pis” (InfG0610201614). Menurut Ibu Guru, Perilaku DN di kelas suka keliling sambil memukul, menendang, meludahi temannya. (InfG061020164). Jika pelajaran, DN keliling sambil memukul, menendang, meludahi temannya, kemudian minta keluar kelas. Kemudian minta jajan, jika di koperasi suka melempar-lempar jajan. Jika tidak diperbolehkan, maka DN akan marah sambil teriak-teriak “aaaa…aaa” dan memukul-mukul. Menurut Ibu Guru, DN jika pelajaran suka banget sama gajah mbak suka bilang “ajah..ajah”, kemudian bukunya dilempar. (InfG061020166). DN berperilaku agresif setiap hari (InfG061020168).



BAGIAN IV INTEGRASI OBSERVASI DAN WAWANCARA (PROFIL SUBYEK) Subjek dalam studi ini berinisial DN. Subjek memiliki keterbatasan fisik yaitu cerebral palsy. Usia subjek saat ini 4 tahun lebih 11 bulan. Subjek saat ini masih bersekolah di TK, kelompok A. Subjek menurut keterangan dari guru dan orang tuanya memiliki perilaku agresif non-verbal, karena keterbatasannya. Selanjutnya, penulis melakukan observasi terhadap subjek yang direkomendasikan oleh guru berdasarkan hasil Children Behavior Checklist (CBCL) sebagai asesmen awal, serta observasi lanjutan target perilaku agresif berdasarkan kriteria perilaku agresif dari teori. Tujuan observasi dan wawancara adalah untuk mengetahui bentuk dan intensitas perilaku agresif anak dengan gangguan cerebral palsy Permasalahan subjek aggressive behavior ini dalam CBCL termasuk dalam kategori clinical range yang artinya memerlukan penanganan lebih lanjut. Pada aspek ini subjek sering berperilaku membantah ibu maupun gurunya jika dilarang akan diludahi, tidak patuh apabila ibu serta ibu guru menasehati. Subjek kadang menuntut untuk selalu diperhatikan. Ia akan merebut mainan temannya jika di kelas, maupun jika bermain dengan temannya di rumah. Teman-teman di kelasnya juga sering dipukul, ditendang, diludahi, di jambak, di tampar, di cubit, dilempari sesuatu jika marah. Selain itu jika disuapi oleh ibu maupun bu guru akan disemburkan ke muka orang lain. Selain itu dari hasil observasi di sekolah dan di lab selama beberapa hari, di temukan bahwa setiap hari DN selalu berperilaku agresif, antara lain: memukul, menendang, mendorong, melempar benda mengambil benda, menarik rambut/ baju, meludahi, marh, dan berkeliling mengganggu anak/orang lain. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu DN dan Guru DN. DN Jarang main dengan teman rumahnya. Jika bermain dia akan memukul, menendang, menjambak, mencubit, meludahi temannya.Jika marah DN melempar semua benda disekitarnya.DN juga meludahi ibu dan gurunya. (Inf0610201610). Perilaku agresif subjek DN sering muncul, setiap hari. DN sering memukul, menendang, meludahi, menjambak, menarik baju teman, mencubit, marah, dan melempar sesuatu. DN itu kadang menuntut untuk selalu diperhatikan. DN akan merebut mainan temannya jika di kelas, maupun jika bermain dengan temannya di rumah. (Inf0610201612). DN memiliki kemampuan yang terbatas dalam hal verbal, sehingga yang nampak hanya perilaku agresif non verbal . (Inf0610201614). (InfG0610201612) Jika ingin sesuatu DN menarik tangan Ibunya sambil menunjuk sesuatu. (Inf0610201616). DN berperilaku agresif dengan orangtuanya, teman-teman, serta gurunya (InfG0610201620).



Daftar Pustaka Akhtar, N. & Bradely, E.J. 1991. Social Information Processing Deficits of Aggressive Children: Present Findings and Implications for Social Skills Training. Clinical Psychology Review, Vol. 11. Pp. 621-644 Aziz, Nasru. 2011. Bullying Sering Dianggap Sepele (on-line). Diakses pada tanggal 6 Oktober 2016 dari. http://edukasi.kompas.com/read/Bullying.sering.dianggap.sepele. Behr, A.K, Rodger, S. & Mickan, S. 2013. Aggressive Interaction During Free-Play at Preschool of Children with and without Development Coordination Disorder. Research Developmental Disabilities 24 (2013) 2831-2837. Breakwell, G. M. 1998. Coping with Aggressive Behavior. Terjemahan. Yogyakarta: Kanisius. Buss, A.H. & Perry, M. 1992. The Aggression Quistionnaire. Journal of Personality and Social Psychology. 63, (33). 452-459 Daniels, H. Denise, Beaumont, L. Dollin, A. C. Understanding Children. New York: Mc Graw Hill. Dufrene, B.A., Dogget, R.A., Henington, C. & Watson, T. S. 2007. Functional Assessment and Intervention for Disruptive Classroom behaviors in Preschool and Head Start Classrooms. Journal Behavior Education. 16: 368-388. http://www.umm.edu/pediatrics/causes_of.htm. Diakses tgl 6 Oktober 2016. Kim, M.J,. Doh, H.S., Hong. J.S. & Choi, M.K. 2011. Social Skill Training and Parent Education Programs for Aggressive Preschooler and Their Parents in South Korea. Review 33 838-845. Koswara. 1998. Agresi Manusia. Bandung: Refika Aditama Nangle, D.W., Erdley, C. A., Carpenter, E.M. & Newman, J.E. 2000. Social Skills Training as a Treatment for Aggressive Children and Adolescent: A Development-Clinical Integration. 7 169-199. Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Sepanjang Hidup, Edisi 5, Jilid I. Jakarta: Erlangga. Schaefer, C.E & Millman, H.L. 1981. How to help Children With Common Problems. New York: Plume. Tentama, Fatwa. 2012. Perilaku Anak Agresif: Asesmen dan Intervensinya. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6 No. 2. 162-232.



Thalib, S. B. 2005. Psikologi Perkembangan: Aplikasi Praktis dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Makasar: Badan Penerbit UNM Makasar. Undheim A. M. & Sund,A.M. 2010. Prevalence of Bullying and Aggressive Behavir and Their Relationship to Mental Health Problems. European Child Adolescense Psychiatry 19: 803-811. Webster-Stratton, C. 1997. From Parent Training to Community Building. The Journal of Contemporary Human Services. Hal. 156-171. Diakses pada tgl 6 Oktober 2016 dari www.incredibleyears.com.Library/Items/from-parent-trainig-tocommunity_97.pdf