15 0 185 KB
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUANG C 3 LT. 2/PENYAKIT DALAM RSUP DR. KARIADI SEMARANG
OLEH : ASIH MURDIYANTI NIM: P. 17420108045
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMARANG 2010
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUANG C 3 LT. 2/PENYAKIT DALAM RSUP DR. KARIADI SEMARANG
PENGKAJIAN Tanggal Pengkajian
: 04 Oktober 2010
Praktikan: Asih Murdiyanti
Jam
: 12.30 WIB
NIM
Ruang
: C 3 Lt. 2/Penyakit Dalam
A.
: P.174020108045
IDENTITAS KLIEN Nama Pasien
: Tn. S
Umur
: 35 tahun
Nomor Register
: 6429702
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Status
: Menikah
Alamat
: Kedondong, Gajah, Demak
Tgl masuk RS
: 30 September 2010
Diagnosa Medis
: CKD
Penanggung Jawab Nama
: Tn. S
Umur
: 39 tahun
Hubungan dengan pasien
: Kakak kandung pasien
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
B.
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Kedondong, Gajah, Demak
KELUHAN UTAMA Sesak nafas.
C.
RIWAYAT KEPERAWATAN 1. Riwayat Keperawatan Sekarang Kurang lebih 8 hari sebelum masuk Rumah Sakit, pasien mengalami sesak nafas. Sesak nafas yang dialami pasien bukan karena dipengaruhi emosi maupun cuaca yang dingin. Sudah berobat ke dokter dekat rumahnya tetapi karena belum ada perubahan kemudian berobat ke RSUD Demak, pasien akhirnya rawat inap di Rumah Sakit tersebut selama 5 hari dan dikatakan oleh dokter sakit ginjal serta harus cuci darah kemudian dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tanggal 30 September 2010 karena keterbatasan sarana dan prasarana untuk melakukan cuci darah di RSUD Demak. 2. Riwayat Keperawatan Dahulu Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit kronis apapun sebelum sakit ini. Ketika pasien mengalami gejala penyakit ringan seperti flu, batuk, dan demam pasien terbiasa periksa ke puskesmas dan dokter terdekat di daerah
Gajah.
Dan
jika
penyakitnya
belum
sembuh,
pasien
memeriksakan keadaan kesehatanya di Klinik 24 jam terdekat. Pasien juga tidak memiliki riwayat pernah mengalami kencing batu maupun kencing
manis.
Pasien
mengatakan
memiliki
penyakit
tinggi/hipertensi selama 1 tahun terakhir dan berobat tidak teratur.
darah
3. Riwayat Keperawatan Keluarga Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien dan tidak ada yang menderita penyakit kronis seperti Diabetes Melittus, penyakit hipertensi, penyakit menular maupun penyakit menahun. D.
POLA FUNGSIONAL GORDON 1. Pola Persepsi Kesehatan Pasien beserta keluarganya menganggap bahwa kesehatan tiap anggota keluarga adalah hal penting yang harus diperhatikan dan tidak boleh diremehkan. Apabila ada anggota keluarga yang sakit langsung dibelikan obat di toko obat terdekat, dan jika belum membaik akan di bawa ke Puskesmas atau dokter praktik terdekat. 2. Pola Nutrisi dan Metabolik Sebelum dirawat di Rumah Sakit, pasien mengatakan bahwa : a.
Frekuensi makan
b.
: 3 kali sehari Nafsu makan
:
baik,
pasien
menghabiskan satu porsi makanan setiap makan c.
Jenis makanan
: nasi, sayuran, lauk pauk
d.
Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan : tidak ada
e.
Frekuensi minum : 5 gelas/hari @ 200 cc
f.
Jenis minuman
: air putih dan teh
Setelah dirawat di Rumah Sakit, pasien mengatakan bahwa : a.
Frekuensi makan
b.
Nafsu makan
: 3 kali sehari : kurang baik, pasien tidak berselera
untuk makan dan merasa perutnya penuh
c.
Jenis makanan
: sesuai program diit dari Rumah
Sakit (TKTP) d.
Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan : tidak ada
e.
Frekuensi minum : 1,5 gelas/hari @ 200 cc
f.
Jenis minuman
: air putih
3. Pola Eliminasi Sebelum dirawat di Rumah Sakit, pasien mengatakan bahwa : a.
b.
BAK : 1) Frekuensi
: 2 – 3 kali sehari
2) Warna
: kuning jernih tidak ada gumpalan
3) Keluhan saat BAK
: terasa anyang - anyangen
BAB : 1) Frekuensi
: 1 – 2 kali sehari
2) Warna
: kuning coklat
3) Bau
: khas
4) Konsistensi
: padat
5) Keluhan saat BAB
: tidak ada keluhan
Setelah dirawat di Rumah Sakit, pasien mengatakan bahwa : a.
BAK : 1) Frekuensi
: terpasang kateter, jumlah urine tampung ± 200 cc
2) Warna
: merah kehitaman, tidak ada gumpalan
3) Keluhan saat BAK b.
: terasa anyang - anyangen
BAB : 1) Frekuensi
: baru 1 kali setelah 6 hari dirawat di Rumah Sakit
2) Warna
: kuning coklat
3) Bau
: khas
4) Konsistensi
: padat
5) Keluhan saat BAB
: sulit BAB, perut terasa penuh
4. Pola Aktivitas dan Latihan Pasien adalah seorang petani di desanya. Sebelum dirawat di Rumah Sakit, pasien mengatakan tidak suka berolahraga. Kegiatan yang dilakukan saat terdapat waktu luang setelah dari sawah adalah menonton TV dan istirahat/tidur. Setelah dirawat di Rumah Sakit, pasien mengatakan tidak dapat beraktivitas secara mandiri. Mandi, berpakaian, makan, BAB dan BAK masih memerlukan bantuan. 5. Pola Istirahat Tidur Sebelum dirawat di Rumah Sakit, pasien mengatakan terbiasa tidur pukul 22.00-05.00 WIB setiap malam hari dan terbangun apabila ingin kencing. Setelah dirawat di Rumah Sakit, pasien mengatakan mengalami gangguan tidur karena merasa sesak nafas sehingga tidak bisa tidur dengan nyaman. Pasien mengatakan hanya bisa tidur sekitar 1 – 3 jam setiap harinya dengan nyenyak. 6. Pola Persepsi dan Kognitif Pasien
tidak
mengalami
gangguan
pendengaran,
penciuman,
penglihatan maupun peraba. Tetapi pasien mengatakan mengalami gangguan kesulitan bernafas karena terasa sesak dan apabila mencium atau menghirup bau wewangian akan semakin terasa sesak. 7. Pola Konsep Diri a. Gambaran diri Tanggapan pasien tentang bentuk tubuh : pasien mengatakan puas dan menyukai dengan bentuk tubuhnya sendiri. b. Identitas diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang laki - laki umur 35 tahun, sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. c.
Peran Pasien merupakan kepala keluarga dan pasien sudah bekerja untuk mencari nafkah.
d.
Ideal diri Pasien mengatakan ingin menjadi seorang kepala keluarga yang baik bagi keluarganya dan mampu bekerja menghidupi keluarganya.
e. Harga diri Pasien mengatakan merasa bangga terhadap dirinya. Pasien tidak merasa rendah diri meskipun sakit seperti ini. 8. Pola Hubungan Sosial Pasien termasuk orang yang terbuka apabila memiliki permasalahan, terbukti saat dilakukan pengkajian, pasien tampak kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan meskipun dengan keadaan nafas yang tersengal – sengal . Sedangkan hubungan sosial pasien dengan keluarganya terlihat harmonis selama di Rumah Sakit. 9. Pola Seksual dan Reproduksi Pasien seorang laki-laki umur 35 tahun, pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak, pasien tidak mengikuti program KB untuk laki – laki. 10. Pola Koping Stress Jika ada masalah yang dihadapi, pasien terbiasa dan cenderung bercerita kepada keluarga ataupun temannya untuk mendapatkan solusi yang tepat atas permasalahan yang sedang dihadapinya. 11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama Islam, sebelum sakit pasien menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim. Namun selama sakit dan di rawat di Rumah Sakit, pasien tidak pernah shalat namun selalu berdoa agar cepat diberi kesembuhan. Pasien sangat yakin akan kesembuhan yang akan diberikan oleh Allah SWT. E.
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis, GCS = 15
TTV
: - TD = 240/180 mmHg - N = 140 x / menit
Kepala
RR = 42 x /menit Suhu = 36,5 o C
: Bentuk kepala mesocephal, rambut kepala tampak kotor, kusam, tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak tampak edema.
Mata
: Isokhor, reflek pupil positif simetris, sub konjungtiva tampak perdarahan, sklera tidak ikterik.
Hidung
: Lubang hidung kanan dan kiri simetris, bersih, tidak terdapat polip, tidak terdapat sinusitis, tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Telinga
: Telinga kanan dan kiri simetris, bersih, tidak ada tanda radang telinga, warna daun telinga normal, reflek terhadap suara baik.
Mulut
: Bibir tidak sianosis, bibir tampak agak kering, tonsil tidak membesar, tidak ada stomatitis, gigi bersih, susunan gigi tidak teratur, dasar mulut tidak terjadi pembengkakan.
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pemebesaran kelenjar limfe.
Thorax (Paru)
: Inspeksi : Paru kanan dan paru kiri simetris Palpasi
: Gerak dada kanan dan dada kiri simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa yang abnormal, tactil vremitus jelas terasa dan apek paru. Perkusi : Terdengar suara sonor pada lapang paru Auskultasi : Suara napas vesikuler Jantung
: Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak Palpasi : Ictus Cordis teraba pada mid klavikula intercosta 4 – 5 Perkusi : Pekak Auskultasi : normal
Abdomen
: Inspeksi : Tidak terdapat asites Auskultasi : Bising usus 14 x / menit Perkusi : redup Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas
: Superior : tidak mengalami gangguan, ektermitas superior sinistra dan dekstra dalam batas normal : Inferior : tidak mengalami gangguan, ektermitas inferior sinistra dan dekstra dalam batas normal.
Kulit
: Bersih, warna kuning langsat, tidak ada edema, turgor kulit kembali dalam waktu < 2 detik, tidak ada
tanda
sianosis,
tidak
ada
hipo/hiperpigmentasi, tidak ikterus, turgor kulit supel. F.
DATA PSIKOLOGI 1. Status Emosi Pasien tidak malu ketika diajak diskusi mengenai penyakit yang dideritanya. Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh perawat dengan jawaban seperlunya dan sedikit penjelasan. Pasien tidak mudah marah dan tersinggung. Emosi pasien stabil. 2. Gaya Komunikasi
Pasien berkomunikasi secara verbal dan non verbal. Pasien dapat mengungkapkan keluhan secara verbal dengan baik. 3. Interaksi Sosial Interaksi pasien dengan kakak dan mertua pasien saat di Rumah Sakit terlihat baik, menunjukkan keharmonisan pasien dalam interaksi keluarga. Sedangkan interaksi pasien dengan lingkungan sekitar rumah sakit juga terlihat harmonis, terlihat dari kesediaan pasien untuk dilakukan beberapa tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat ruangan. 4. Orientasi Orientasi waktu, tempat, dan orang lain baik. G.
DATA SPIRITUAL Pasien beragama Islam, sebelum sakit pasien menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim. Namun selama sakit dan di rawat di Rumah Sakit, pasien tidak pernah shalat namun selalu berdoa agar cepat diberi kesembuhan. Pasien sangat yakin akan kesembuhan yang akan diberikan oleh Allah SWT.
H.
PENAMPILAN KARNOFSKY Nilai 3 skala WHO (pasien kurang aktif, perlu perawatan).
I.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan Foto Thorax Periksa tanggal : 30 September 2010 COR
: Apeks jantung bergeser ke laterocaudal
Pulmo
: - Corakan bronchovaskuler normal - Tampak bercak pada perihiler paru kanan - Hemidiafragma kanan setinggi costa II posterior sinus costoprenicus kanan kiri lancip
Kesan : - Suspek Kardiomegali (LV)
- Gambaran Broncho Pneumonia 2. Laboratorium a. Periksa tanggal
: 01 Oktober 2010 pukul 11.36 WIB
Analisa Gas Darah Kimia Klinik
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Temperature
36,5
0
C
-
Hemoglobin
6.20
gr %
-
Fi O2
32.00
%
-
PH (370C)
7.390
PCO2(370C)
28.0
PO2(370C)182.0 PH(corrected)
mmHg mmHg
-
7.400
7.350 - 7.450
PCO2(corrected) 27.0
mmHg
35.0 - 45.0
PO2(corrected)
179.0
mmHg
83.0 - 108.0
HCO3
16.9
mmol/L
18.0 - 23.0
TCO2
17.80
Base excess
-6.7
BE Effective
-8.10
SBC
19.8
mmol/L
O2 Saturasi
100.0
%
A-ADO2
15.00
-
RI
0.10
-
mmol/L
-2.0 – 3.0 95.0 - 98.0
b. Periksa Tanggal : 03 Oktober 2010 pukul 17.27 WIB Pemeriksaan Hematologi Hematologi Paket
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Hemoglobin
9.30
gr %
13.00 - 16.00
Hematokrit
27.2
%
40.0 - 54.0
Eritrosit
3.13
juta/mmk
4.50 - 6.50
MCH
29.50
pg
27.00 - 32.00
MCV
86.80
fL
76.00 - 96.00
MCHC
34.00
g/dL
29.00 - 36.00
Lekosit
10.50
ribu/mmk
4.00 - 11.00
Trombosit
54.0
ribu/mmk
150.0 - 400.0
Sudah Dicek Manual RDW
14.80
%
11.60 – 14.80
MPV
7.60
fL
4.00 – 11.0
3. Pemeriksaan Foto Polos Abdomen AP Periksa tanggal : 03 Oktober 2010 - Tampak gambaran ground glass pada kavum abdomen dan pelvis - Pre peritoneal fat line kanan kiri tak tampak - Proas line kanan kiri dan kontur kedua ginjal tak tampak - Udara usus pada kavum abdomen sedikit dan tampak di daerah sentral - Tak tampak free air - Tak tampak distensi maupun dilatasi usus Kesan : Gambaran ground glass pada kavum abdomen
Curiga
Ascites 4. Pemeriksaan USG Abdomen Kesan : - Ekogenisitas korteks kedua ginjal lebih tinggi dari hepar dan lebih rendah dari sinus ginjal
sesuai klasifikasi bren bridge gradez
- Efusi pleura dupleks - Gambaran ascites - Tak tampak kelainan/metastasis pada sonografi organ – organ intra abdomen di atas
5. Sekresi – Ekskresi (Urine Lengkap Analyzer)
J.
Kandungan
Hasil
Satuan
Warna
kuning, sangat keruh
Berat jenis
1.020
PH
5.00
Protein
500
mg/dL
Negatif
Reduksi
NEG
mg/dL
Negatif
Urobilinogen
NEG
mg/dL
Negatif
Bilirubun
NEG
mg/dL
Negatif
Aseton
15
mg/dL
Negatif
Nitrit
NEG
-
Negatif
PROGRAM THERAPY Tanggal 04 Oktober 2010 Infus
: D 5 % 10 tetes per menit
Obat Injeksi
:
1. Injeksi Furosemide
3 x 1 ampul
2. Injeksi Ceftriaxone
1 x 2 gram
Obat Oral
:
1. Ca CO3
3 x 1 kapsul
2. Asam Folat 3 x 1 tablet 3. Clonidin
2 x 0,5 mg
4. Dilitiazem
3 x 60 mg
5. Ambroxol
3 x 1 mg
Penghitungan Balance Cairan 1. Input : Infus
= 1500 cc
Minum = 300 cc Makan =
50 cc + 1850 cc
Nilai Normal
2. Output Urine = 200 cc IWL
= 30 cc + 230 cc
3. Balance Cairan = input – output = 1850 - 230 = 1620 cc
K. No. 1.
DAFTAR MASALAH Tanggal 04 Oktober
Data Fokus DS = Pasien
Etiologi Hiperventilasi
Masalah Perubahan
2010
mengatakan sesak
sekunder,
pola nafas
12.30 WIB
nafas
kompensasi melalui alkalosis
DO =
respiratorik
- pasien tampak sulit bernafas - nafas tersengal – sengal - tanda – tanda vital : TD = 240/180 mmHg RR = 42 x/ menit N = 140 x /menit Suhu = 36,5 o C - tampak gelisah 2.
04 Oktober
DS = pasien
Oksigenasi
2010
mengatakan tidak
jaringan
Intoleransi yang aktivitas
TTD
12.30 WIB
dapat beraktivitas
tidak adekuat
seperti biasanya dan cepat letih DO = pasien lemah, hanya berbaring di tempat tidur, pasien hanya dapat melakukan gerakan duduk dan alih baring
3.
04 Oktober
DS = Pasien
Beban
2010
mengatakan tidak ada
yang meningkat
12.30 WIB
anggota keluarga yang memiliki riwayat darah tinggi DO = Hasil pengukuran tekanan darah 240/180 mmHg
jantung Penurunan curah jantung
L. No. 1.
RENCANA KEPERAWATAN Tanggal 04 Oktober
DP Perubahan
Tujuan pola Setelah dilakukan
Intervensi 1. Auskultasi bunyi
2010
nafas
b.d. tindakan keperawatan 1
12.30 WIB
hiperventilasi
x 24 jam, diharapkan
sekunder:
pola nafas kembali
kompensasi
normal dengan kriteria
nafas, catat adanya crakles 2. Ajarkan
batuk efektif
melalui alkalosis hasil : respiratorik
pasien dan
nafas dalam
1. Tanda – tanda vital dalam batas normal : TD : 120 / 80 mmHg Nadi : 80 x/menit
3.
Batasi
untuk
beraktivitas 4. Atur
posisi
senyaman mungkin
RR : 20 x/menit Suhu : 36 o C 2. bernafas tanpa alat bantu (tanpa oksigenasi) 3. pasien tampak lebih rileks dan tidak gelisah
2.
04 Oktober
Penurunan curah Setelah
2010
jantung
12.40 WIB
beban
dilakukan 1. Auskultasi
b.d. tindakan keperawatan 3
jantung dan paru
jantung x 24 jam, diharapkan 2. Kaji
yang meningkat
penurunan
curah
bunyi
hipertensi
adanya
TTD
jantung
tidak
terjadi 3. Kaji keluhan nyeri
dengan kriteria hasil :
dada,
1. Hasil
lokasi,
pengukuran
perhatikan kualitas,
tekanan darah dalam
beratnya (skala 0-
batas normal 120/80
10), intensitas
mmHg 2. Frekuensi
jantung 4. Kaji
dalam batas normal 3. Nadi perifer teraba
tingkat
aktivitas,
respon
terhadap aktivitas
kuat
3.
04 Oktober
Intoleransi
2010
aktivitas
12.45 WIB
oksigenasi jaringan tidak keletihan
Setelah
dilakukan 1. Pantau pasien untuk
b.d. tindakan keperawatan 3
melakukan aktivitas
x 24 jam, diharapkan 2. Kaji yang intoleransi dengan kriteria hasil : dapat
ditoleransi 2. Oksigen
3. Anjurkan
aktivitas
alternatif
sambil
dalam 4. Pertahankan
status
nutrisi yang adekuat
terpenuhi/adekuat keletihan
keletihan
istirahat
jaringan 3. Tidak
yang
menyebabkan
adekuat, aktivitas tidak terjadi 1. Aktivitas
fektor
terjadi
M.
CATATAN KEPERAWATAN
No. Tanggal 1. 04 Oktober
DP Perubahan
2010
pola
12.35 WIB
b.d.
nafas
Implementasi Respon TTD 1. Melakukan auskultasi 5. Tidak ada tanda – tanda bunyi nafas
penumpukan sekret
2. Mengajarkan
hiperventilasi
pasien
sekunder:
efektif dan nafas dalam
kompensasi melalui
untuk
pada 6. Pasien mau melakuan
3. Mengatur
batuk posisi
senyaman mungkin
alkalosis respiratorik
4. Membatasi
7. Pasien
aktivitas
pasien
nyaman
dengan
posisi setengah duduk 8. Pasien hanya melakukan aktivitas BAB, BAK, dan kebutuhan dasar yang lain di atas tempat tidur serta melakukan
miring
ke
kanan/kiri 5. Memberikan
O2
liter/menit
2 9. Pasien
merasa
lebih
nyaman dan agak tidak sesak
2.
04 Oktober
Penurunan
2010
curah jantung
12.45 WIB
b.d.
beban
jantung yang
1. Melakukan pengkajian 10. Frekuensi jantung teratur pada jantung dan paru 2. Mengkaji
dan tidak ada takikardi
adanya 11. Pasien mengatakan bahwa
riwayat hipertensi
di keluarganya tidak ada
meningkat
yang
memiliki
riwayat
hipertensi,
hasil
pengukuran tekanan darah 210/110 mmHg 3. Mengkaji keluhan
adanya 12. Pasien mengatakan sesak nyeri
pada
nafas
dada 4. Mengkaji
tingkat 13. Pasien
aktivitas
dan
membatasi
aktivitas
pasien
mudah
lelah,
pasien melakukan aktivitas pemenuhan
kebutuhan
dasar
(makan,
membersihkan
tubuh,
BAB, BAK,dsb)
di atas
tempat tidur
3.
04 Oktober
Intoleransi
2010
aktivitas b.d.
12.55 WIB
oksigenasi jaringan yang
1. Memantau
aktivitas Aktivitas
pasien
dibatasi
(hanya boleh dilakukan di
pasien
atas tempat tdiur) 2. Mengatasi faktor yang
tidak
menyebabkan
adekuat,
keletihan
Kurangnya pasokan O2 dalam tubuh
keletihan
(akibatnya
pasien
sesak nafas) Pasien
3. Menganjurkan aktivitas
sambil
hanya
di
atas
Pasien mengatakan kadang
4. Mempertahankan adekuat
aktivitas
melakukan
tempat tidur saja
istirahat
status
mau
nutrisi
yang
mual pasien
saat
makan
hanya
dan
makan
setengah porsi dari yang telah disediakan.
N. No. 1.
CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal 04 Oktober
DP Perubahan
2010
pola
13.00 WIB
b.d.
O : Pasien tampak lebih tenang dan relaks
hiperventilasi
dengan hasil pemeriksaan tanda – tanda
sekunder:
vital: -TD : 150/90 mmHg
nafas
Evaluasi S : Pasien mengatakan sesak nafas berkurang
kompensasi
-Nadi : 92 x/menit
melalui
-RR : 26 x/menit
alkalosis
-Suhu : 36,5 o C
respiratorik
A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi : 1. Pertahankan
posisi
kenyamanan
pasien 2. Berikan terapi O2 bila perlu 3. Batasi aktivitas pasien
2.
04 Oktober
Penurunan
S : Pasien mengatakan tidak ada riwayat
2010
curah jantung hipertensi dan kepala pusing
13.05 WIB
b.d.
beban O : pasien tampak lemah
jantung yang A : Masalah belum teratasi meningkat
P : Ulangi intervensi : 1. Pantau tekanan darah pasien secara kontinue
TTD
2. Kaji frekuensi jantung (ada tidaknya takikardi) 3. Kaji adanya nyeri dada 4. Batasi aaktivitas pasien hanya di atas tempat tidur saja 5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti hipertensi
3.
04 Oktober
Intoleransi
S : Pasien mengatakan tidak bisa
2010
aktivitas b.d. beraktivitas seperti biasanya
13.20 WIB
oksigenasi
O : Pasien tampak lemah, gerak terbatas,
jaringan yang kadang masih mual saat makan tidak
A : Masalah belum teratasi
adekuat,
P : Ulangi intervensi :
keletihan
1. Pertahankan intake nutrisi pasien yang adekuat 2. Anjurkan pasien agar tidak sampai kelelahan melakukan aktivitas 3. Pantau kondisi atau keadaan umum pasien