16 0 313 KB
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA KLIEN NY. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG ICU RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN LAUT SURABAYA
Oleh : Martha Ayu Agustin 1930050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA KLIEN NY. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG ICU RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN LAUT SURABAYA
Oleh Martha Ayu Agustin 1930050
Surabaya, 9 Juli 2020 Mahasiswa
Martha Ayu Agustin Mengetahui
Pembimbing Klinik
Pembimbing Institusi
Imroatul Farida, S.Kep.,Ns.,M.Kep
.........................................................
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA A. DATA UMUM Nama Mhs : Martha Ayu Agustin
Nama Pasien
: Ny. S
Tgl Pengkajian
: 6 Juli 2020
Umur Pasien
: 68 tahun
Jam
: 07.00 WIB
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tgl MRS
: 05 Juli 2020
No Rekam Medik : 21xxxxx
Ruangan
: ICU
Diagnosa Medis
: CKD
B. RIWAYAT KEPERAWATAN Keluhan Utama
Sesak napas
Riwayat kejadian/penyakit sekarang
Ny. S mengatakan sesak nafas sudah 5 hari yang lalu, pasien mengatakan sudah memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat namun sakitnya kambuh. Di IGD RSPAL klien dibawa ke P1 dilakukan pemeriksaan dan didapatkan GCS 456, kesadaran kompos mentis, TTD 155/80 mmHG, HR: 89x/mnt, RR: 46x/mnt, suhu 36C, SPO2: 90%. Di IGD pasien terpasang O2 masker 10 lpm, dan Infus NS. Setelah diobservasi 3 jam dokter menyarankan pindah ke ICU. Pengkajian di ICU didapatkan GCS 456, kesadaran komposmentis, TD: 150/69 mmHg, HR: 89x/mnt, RR: 30x/mnt dengan O2 masker 10lpm, SPO2: 99%
Riwayat penyakit dahulu Riwayat Allergi
Ny. S mengatakan memiliki riwayat HT Ny. S mengatakan tidak memiliki alergi obat-obatan.
Keadaan umum : Baik Sedang
Lemah
Status kesadaran : √Compos mentis
BB : 78Kg
Delirium
Sopor
TB : 158cm
IMT:..........cm
Somnolen Koma
GCS E : 4 V: 5 M: 6 Total : 15 Nadi : 89x/menit Lokasi : .................... Suhu: 36,3ºC
RR : 30x/menit
Tensi: 150/69 mmHg
Lokasi : axilla
Skala Nyeri (PQRST) AIRWAY & BREATHING
: jalan napas paten, tidak ada penumpukan sputum dan tidak ada pernapasan cuping hidung : RR 30x/menit dengan alat bantu nafas oksigen masker 10lpm dan pola nafas kussmaul.
SIRKULASI
: TD: 150/69 mmHg, kekuatan pulsasi denyut jantung lemah, CRT < 2 detik, bunyi jantung S1, S2 tunggal, warna kulit pucat.
NEUROLOGI
: kesadaran klien baik, composmentis dengan GCS 456.
URINARY
: pasien terpasang kateter urine, produksi urin ±290 ml dalam 24 jam, warna kuning pekat keruh.
GASTROINTESTIN : abdomen cembung, tidak ada luka di sekitar abdomen. Bising usus AL 25x/menit, mual dan tidak teraba lien dan hepar.. BONE & INTEGUMEN
Kekuatan otot ekstremitas atas 5555|5555 dan ekstremitas bawah 5555| 5555, tidak terdapat atropi otot, turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, tidak ada luka bakar dan tidak ada luka dekubitus
Pembimbing Institusi
Pembimbing Klinik
Surabaya, 6 Juli 2020 Mahasiswa Perawat
(.........................................)
(.........................................)
(Martha Ayu Agustin)
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG Hari/Tanggal 5 Juli 2020
Jenis Pemeriksaan Laboratorium
Hasil
Leukossit
12,9x103 (4-10 ribu sel/uL)
Hemoglobin
7,4 (11,5-16g/dl)
HCT
22 (35-45%)
Trombosit
274 103 (150-400 ribu/mm3)
BUN
137,24 (10-24 mg/dl)
Kreatinin
16,60 (0,5-1,5 mg/dl)
Natrium
132,8 (135-145 mmol/L)
Kalium
8,00 (3,5-5 mmol/L)
Calsium
104 (95-108 mmol/L)
pH
6,986 (7,35-7,45)
PO2
196 (80-100)
PCO2
12,7 (35-45)
TCO2
6,7
HCO3
3,1 (22-26)
5 Juli 2020
Beb
-22,0 (-3 -3)
Beecf
-23,9
SBC
14,6
SO2
99% (90-100%)
O2 ct EKG
10,8 ml/dl Sinus rhytm
LEMBAR PEMBERIAN TERAPI Nama Pasien : Ny. S Ruangan
: ICU RSPAL
Hari/Tanggal 5 Juni 2020
Medikasi Infus NS 100cc +
Dosis 10-12 tpm
Nabic 100 mEq
Indikasi Menyeimbangkan asam basa yang terganggu
Infus D5 + Insulin 10
10 tpm
iu Lasix
Mengontrol defisiensi insulin
1 amp/IV
Mengeluarkan urin dan mencegah terjadinya edema
Ceftriaxone
1 gr/IV
Mencegah terjadinya infeksi
ANALISA DATA N O 1.
DATA DS: Ny. S mengatakan sesak napas DO: 1. TD: 150/69 mmHg 2. HR: 89x/menit, pulsasi teraba lemah, irama reguler 3. RR: 30x/menit dengan O2 masker 10 lpm 4. Suara napas vesikuler 5. Pola nafas kussmaul 6. Oliguria (±290ml/24 jam) 7. Warna kulit pucat
2.
DS: Ny. S mengatakan sesak napas dan mual DO: Faktor Resiko: 1. Hipertensi TD 150/69 mmHg 2. Hiperglikemi GDA 129 mg/dl 3. Hipoksia RR: 30x/mnt dengan O2 masker 10 lpm 4. Oliguria (±290ml/24 jam) 5. Asidosis metabolik - pH: 6,986 - pO2: 196 - pCO2: 12,7 mmHg - HCO3: 3,1 mEq/L 6. Lanjut Usia 69 tahun
3.
DS: Ny. S lelah setelah melakukan aktivitas DO: 1. TD: 150/69 mmHg 2. RR: 30x/menit dengan O2 masker 10 lpm 3. Pasien tampak lemah
ETIOLOGI
PROBLEM
Perubahan Afterload
Penurunan Curah Jantung
-
Resiko Perusi Renal Tidak Efektif
Keletihan
Intolerasi Aktivitas
LEMBAR OBSERVASI PERAWATAN INTENSIF Nama Pasien : Ny.S Jam 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 01.00 02.00 03.00 04.00 05.00
Tensi 150/69 150/69 150/69 150/69 150/69 150/69 150/69 150/69
Hari/Tanggal : 6 Juni 2020 RR 30 30 30 30 30 30 30 30
HR 89 89 89 89 89 89 89 89
SUH U 36,3 36,3 36,3 36,3 36,3 36,3 36,3 36,3
MAP
SPO2 99 99 99 99 99 99 99 99
CVP
Resp Mode O2 Masker 10lpm O2 Masker 10lpm O2 Masker 10lpm O2 Masker 10lpm O2 Masker 10lpm O2 Masker 10lpm O2 Masker 10lpm O2 Masker 10lpm
FIO2
Input (cc) 600
Output (cc) 100
100 90
Rencana Asuhan Keperawatan No 1.
Masalah
Tujuan
Penurunan Curah
Setelah dilakukan
Jantung
tindakan keperawatan selama 3x24 jam
Kriteria Hasil 1. Pasien tidak lemah 2. Kulit tidak pucat atau sianosis
Intervensi Rasional (Observasi , Mandiri, Edukasi, Kolaborasi) 1. Identifiaksi tanda gejala 1. Penurunan curah jantung primer dan sekunder
dapat menyebabkan kulit
penurunan curah jantung
pucat hingga sianosis
2. Palpasi nadi perifer
2. Penurunan curah jantung
diharapkan
3. Nadi perifer kuat
3. Monitor haluaran urine
dapat menunjukkan
penurunan curah
4. Pola nafas reguler
4. Monitor saturasi oksigen
menurunnya nadi radial.
jantung berkurang
5. Tidak dyspnea
5. Posisikan pasien semifowler
6. Oliguria berkurang
atau fowler 6. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen 7. Kolaborasi pemberian diuretik
3. Ginjal berespon untuk menurunkan curah jantung dengan menahan cairan dan natrium. 4. Dapat menunjukkan tidak adekuatnya oksigen dari dalam tubuh 5. Menurunkan beban kerja jantung dan memaksimalkan curah jantung 6. Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miocard untuk melawan efek hipoksia/iskemia
7. Diuretik berpengaruh terhadap reapsorbsi natrium dan air
Rencana Asuhan Keperawatan No 2.
Masalah
Tujuan
Kriteria Hasil
Resiko Perfusi Renal
Setelah dilakukan
1. Mual berkurang
Tidak Efektif
tindakan
2. Tekanan darah
Intervensi Rasional (Observasi , Mandiri, Edukasi, Kolaborasi) 1. Monitor status 1. Mengetahui kondisi dan kardiopulmunal
tingkat keparahan
keperawatan
normal 110-120
2. Monitor status oksigenasi
selama 3x24 jam
mmHg
3. Monitor status cairan
adekuatnya oksigen dari
4. Berikan oksigen
dalam tubuh
diharapkan resiko perfusi renal tidak efektif berkurang
3. RR normal 1620x/mnt 4. Saturasi oksigen 95-100% 5. Pulsasi nadi teraba kuat
mempertahankan saturasi oksigen 5. Pasang kateter urin 6. Kolaborasi pemberian cairan IV
2. Dapat menunjukkan tidak
3. Mengontrol input dan output cairan dalam tubuh pasien 4. Memaksimalkan sediaan oksigen untuk klien 5. Mengontrol haluaran urin
6. Keseimbangan
6. Memberikan nutrisi pada
asam basa
pasien melalui cairan
membaik
intravena
Rencana Asuhan Keperawatan No 1.
Masalah Intoleransi Aktivita
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Intoleransi aktivitas berkurang
Kriteria Hasil 1. Saturasi oksigen 95-100% 2. Tidak mengeluh lelah 3. Warna kulit tidak pucat 4. Frekuensi napas 16-24x/mnt 5. Tekanan darah 110-120 mmHg
Intervensi Rasional (Observasi , Mandiri, Edukasi, Kolaborasi) 1. Observasi faktor yang 1. Menyediakan informasi menimbulkan keletihan
tentang indikasi tingkat
seperti anemia,
keletihan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit 2. Tingkatkan kemandirian dalam perawatan diri yang dapat ditoleransi 3. Anjurkan untuk aktivita alternatif sambil istirahat 4. Anjurkan untuk beristirahat setelah dialisis
2. Meningkatkan aktivitas ringan atau sedang dan memperbaiki harga diri 3. Memotivasi latihan dan aktivitas dalam batas-batas yang dapat ditoleransi dan istirahat yang adekuat 4. Istirahat yang adekuat dianjurkan setelah dialisis, yang bagi banyak klien melelahkan
IMPLEMENTASI & EVALUASI Hari/Tgl
Masalah
6 Juli 2020
Keperawatan 1,2,3
1. Timbang terima dengan dinas malam
Mrt
/ Catatan perkembangan DX1 Penrunan Curah Jantung
1,2,3
2. Mengobservasi tanda-tanda vital TD:
Mrt
S: pasien mengatakan sesak nafas dan
1
1,2,3
Waktu
Implementasi
Paraf
150/69 mmHg, N: 89x/menit, S: 36,3ºC,
tubuhnya lemah
RR: 30x/menit dengan O2 masker 10 lpm
O: TD: 150/69 mmHg, HR: 89menit,
3. Mengobservasi tanda gejala primer dan
Mrt
RR: 30x/menit dengan O2 masker 10
dan kulit tampak pucat)
lpm, Suara napas vesikuler, Pola nafas
4. Memberikan O2 masker 10 lpm pada
Mrt
5. Mengobservasi saturasi oksigen pasien 6. Mengobservasi stastus cairan pasien (urin
kussmaul, Oliguria (±290ml/24 jam), Warna kulit pucat
Mrt
(99%) 1,2
pulsasi teraba lemah, irama reguler,
sekunder penurunan curah jantung (dyspnea
pasien 1,2,3
Evaluasi formatif SOAPIE
A: masalah penurunan curah jantung belum teratasi
Mrt
P: Lanjutkan intervensi
Mrt
DX2: Resiko Perfusi Renal Tidak
tampung ±290ml/24 jam) 1,2,3
7. Memposisikan pasien senyaman mungkin dengan posisi semifowler atau fowler
1,2,3
8. Memberikan infus NS 100cc + Nabic dan
Efektif Mrt
Infus D5 100 cc + Insulin 1,2,3
9. Memberikan injeksi Lasix 1 amp dan
tubuhnya lemah Mrt
Injeksi Ceftriaxone 1gr/IV 2
10. Jadwalkan pemeriksaan BGA
S: pasien mengatakan sesak napas dan O: Hipertensi TD 150/69 mmHg, RR: 30x/mnt dengan O2 masker 10 lpm
Mrt
Oliguria (±290ml/24 jam)
1,3
11. Anjurkan pasien istirahat untuk mengurangi
Mrt
sesak napas 3
12. Membantu pasien untuk melakukan
196; pCO2: 12,7 mmHg; HCO3: 3,1 Mrt
aktivitas pasien 1,2
13. Mengontrol input dan output pasien +100 14. Timbang terima dengan dinas sore
mEq/L A: masalah resiko perfusi renal tidak
Mrt
cc 1,2,3
Asidosis metabolik : pH: 6,986; pO2:
efektif belum teratasi P: lanjutkan intervensi
Mrt DX3: Intoleransi Aktivitas S: pasien mengatakan sesak napas dan tubuh terasa lemah O: pasien tampak lemah setelah bergerak, dan ngos-ngosan TD: 150/69 mmHg, RR: 30x/menit dengan O2 masker 10 lpm A: masalah intoleransi aktivitas belum teratasi P: lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI & EVALUASI Hari/Tgl
Masalah
7 Juli 2020
Keperawatan 1,2,3
1. Timbang terima dengan dinas malam
Mrt
/ Catatan perkembangan DX1 Penrunan Curah Jantung
1,2,3
2. Mengobservasi tanda-tanda vital TD:
Mrt
S: pasien mengatakan sesak nafas dan
1
Waktu
Implementasi
Paraf
Evaluasi formatif SOAPIE
140/70 mmHg, N: 94x/menit, S: 36,3ºC,
tubuhnya lemah
RR: 28x/menit dengan O2 masker 8 lpm
O: TD: 140/70 mmHg, HR: 94menit,
3. Mengobservasi tanda gejala primer dan
Mrt
pulsasi teraba lemah, irama reguler,
sekunder penurunan curah jantung
RR: 28x/menit dengan O2 masker 8
(dyspnea dan kulit tampak pucat)
lpm, Suara napas vesikuler, Pola nafas
1,2,3
4. Memberikan O2 masker 8 lpm pada pasien
Mrt
kussmaul, Oliguria (±300ml/24 jam),
1,2,3
5. Mengobservasi saturasi oksigen pasien
Mrt
Warna kulit pucat
(99%) 1,2
6. Mengobservasi stastus cairan pasien (urin
A: masalah penurunan curah jantung Mrt
tampung ±300ml/24 jam) 1,2,3
7. Memposisikan pasien senyaman mungkin
P: Lanjutkan intervensi Mrt
dengan posisi semifowler atau fowler 1,2,3
8. Memberikan infus NS 100cc + Nabic dan
DX2: Resiko Perfusi Renal Tidak Mrt
Infus D5 100 cc + Insulin 1,2,3
9. Memberikan injeksi Lasix 1 amp dan 10. Anjurkan pasien istirahat untuk mengurangi sesak napas
Efektif S: pasien mengatakan sesak napas dan
Mrt
Injeksi Ceftriaxone 1gr/IV 2
teratasi sebagian
tubuhnya lemah O: TD 140/70 mmHg, RR: 28x/mnt
Mrt
dengan O2 masker 8 lpm
Mrt
Oliguria (±300ml/24 jam)
1,3
11. Membantu pasien untuk melakukan
Mrt
aktivitas pasien 3 1,2,3
Asidosis metabolik : pH: 7,097; pO2: 194; pCO2: 19,6 mmHg; HCO3: 6,1
12. Mengontrol input dan output pasien +50 cc
Mrt
mEq/L
13. Timbang terima dengan dinas sore
Mrt
A: masalah resiko perfusi renal tidak efektif belum teratasi P: lanjutkan intervensi DX3: Intoleransi Aktivitas S: pasien mengatakan sesak napas dan tubuh terasa lemah O: pasien tampak lemah dan tidak ngos-ngosan saat melakukan aktivitas, TD: 140/70 mmHg, RR: 28x/menit dengan O2 masker 8 lpm A: masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI & EVALUASI Hari/Tgl
Masalah
8 Juli 2020
Keperawatan 1,2,3
1. Timbang terima dengan dinas malam
Mrt
/ Catatan perkembangan DX1 Penrunan Curah Jantung
1,2,3
2. Mengobservasi tanda-tanda vital TD:
Mrt
S: pasien mengatakan sesak nafas dan
1
Waktu
Implementasi
Paraf
Evaluasi formatif SOAPIE
150/70 mmHg, N: 94x/menit, S: 36,3ºC,
tubuhnya lemah
RR: 24x/menit dengan O2 nasal 3 lpm
O: TD: 150/70 mmHg, HR: 94menit,
3. Mengobservasi tanda gejala primer dan
Mrt
pulsasi teraba lemah, irama reguler,
sekunder penurunan curah jantung
RR: 24x/menit dengan O2 nasal 3 lpm,
(dyspnea dan kulit tampak pucat)
Suara napas vesikuler, Oliguria
1,2,3
4. Memberikan O2 nasal 3lpm pada pasien
Mrt
(±300ml/24 jam), Warna kulit pucat
1,2,3
5. Mengobservasi saturasi oksigen pasien
Mrt
A: masalah penurunan curah jantung
(99%) 1,2
6. Mengobservasi stastus cairan pasien (urin
teratasi sebagian Mrt
P: Lanjutkan intervensi
Mrt
DX2: Resiko Perfusi Renal Tidak
tampung ±300ml/24 jam) 1,2,3
7. Memposisikan pasien senyaman mungkin dengan posisi semifowler atau fowler
1,2,3
8. Memberikan infus NS 100cc + Nabic dan
Efektif Mrt
Infus D5 100 cc + Insulin 1,2,3
9. Memberikan injeksi Lasix 1 amp dan
tubuhnya lemah Mrt
Injeksi Ceftriaxone 1gr/IV 2 1,3
S: pasien mengatakan sesak napas dan O: TD 150/70 mmHg, RR: 24x/mnt dengan O2 nasal 3 lpm
10. Jadwalkan pemeriksaan BGA
Mrt
Oliguria (±300ml/24 jam)
11. Anjurkan pasien istirahat untuk mengurangi
Mrt
Asidosis metabolik : pH: 7,097; pO2:
sesak napas 3
12. Membantu pasien untuk melakukan
194; pCO2: 19,6 mmHg; HCO3: 6,1 Mrt
aktivitas pasien 1,2 1,2,3
mEq/L A: masalah resiko perfusi renal tidak
13. Mengontrol input dan output pasien +40 cc
Mrt
efektif belum teratasi
14. Timbang terima dengan dinas sore
Mrt
P: lanjutkan intervensi DX3: Intoleransi Aktivitas S: pasien mengatakan sesak napas dan tubuh terasa lemah O: pasien tampak lemah dan tidak ngos-ngosan saat melakukan aktivitas, TD: 140/70 mmHg, RR: 24x/menit dengan O2 nasal 3 lpm A: masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
NO
MASALAH KEPERAWATAN DX1 Penrunan
TANGGAL ditemukan teratasi 6 Juli 2020
Curah Jantung
Evaluasi Sumatif S: pasien mengatakan sesak
PARAF (nama) Mrt
nafas dan tubuhnya lemah O: TD: 150/70 mmHg, HR: 94menit, pulsasi teraba lemah, irama reguler, RR: 24x/menit dengan O2 nasal 3 lpm, Suara napas vesikuler, Oliguria (±300ml/24 jam), Warna kulit pucat A: masalah penurunan curah jantung teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi
DX2: Resiko Perfusi
6 Juli 2020
S: pasien mengatakan sesak
Renal Tidak Efektif
Mrt
napas dan tubuhnya lemah O: TD 150/70 mmHg, RR: 24x/mnt dengan O2 nasal 3 lpm Oliguria (±300ml/24 jam) Asidosis metabolik : pH: 7,097; pO2: 194; pCO2: 19,6 mmHg; HCO3: 6,1 mEq/L A: masalah resiko perfusi renal tidak efektif belum teratasi P: lanjutkan intervensi
DX3: Intoleransi
6 Juli 2020
S: pasien mengatakan sesak
Aktivitas
napas dan tubuh terasa lemah O: pasien tampak lemah dan tidak ngos-ngosan saat melakukan aktivitas, TD: 140/70 mmHg, RR: 24x/menit 18
Mrt
dengan O2 nasal 3 lpm A: masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi
19
20
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN Bersihan jalan napas Kerusakan pertukaran gas pola napas tidak efektif Resiko aspirasi Defisit volume cairan Penurunan curah jantung penurunan perfusi jaringan Kelebihan volume cairan Nyeri Kerusakan integritas kulit Diare konstipasi Retensi urin inkontinensia urin Masalah Kolaboratif PK : Peningkatan tekanan intra kranial Silakan tambahkan sendiri diagnosa yang lain, ini hanya sebagai referensi
21
SKALA PENGUKURAN RESIKO DEKUBITUS (Modified Norton) KOMPONE N
SKOR POIN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
INDIKATOR
Lebih dari 60 tahun Kurang dari 60 tahun Umur Kurang dari 30 tahun Kurang dari 10 tahun Kooperatif Kurang kooperatif Motivasi Cukup kooperatif Sangat kooperatif Terdapat luka, alergi, laserasi Basah Kondisi kulit Kering bersisik Normal Arteri oklusi Penyakit Multiple sklerosis, adiposis menyertai Penyakit kronik/ demam/ DM Tidak ada Buruk Keadaan Kurang umum Cukup Baik Stupor Kondisi Bingung mental Apatis Sadar penuh Stupor Berpindah di kursi roda Aktivitas Berjalan dengan bantuan Ambulasi bebas Imobilitas Sangat terbatas Mobilitas Sedikit terbatas Bebas Alvi dan urin Terkadang urin Inkontinensia Jarang Tidak ada inkontinensia PENILAIAN Resiko rendah : 24 - 25 Resiko sedang : 19 - 23 Resiko tinggi : 14 - 18 Resiko sangat tinggi : 9 -13
22
POIN PASIEN
Pengukuran Skala Pasien Jatuh (Adaptasi , Morse Fall Scale)
POIN No
POIN
INDIKATOR
Iya
Tida
25 15
0 0
PASIEN
k 1 2 3
4 5
6
Ada riwayat jatuh dalam waktu 3 bulan terakhir Memiliki lebih dari 1 diagnosa medis Pergerakan a. Bed rest total / bantuan perawat
0
b. Tongkat / kursi roda/ kruk
15
c. Berpegangan benda sekitar Dipasang IV line/ heparin lock a. Postur tubuh dapat berdiri tegak
-
30 20 0
0
b. Lemah / berdiri agak membungkuk/ menyeret
10
-
c. Sempoyongan/ selalu menunduk a. Sadar akan keterbatasannya
20 0
b. Tidak sadar akan keterbatasannya
15
-
Penilaian Skor 0-24 25 – 50 51
Interpretasi Tidak beresiko Resiko rendah Resiko tinggi
Saran Perawatan kebutuhan dasar manusia baik Implementasi standar pencegahan jatuh Implemtenasi tindakan pencegahan resiko tinggi jatuh
23