LP NHL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN



A. KONSEP PENYAKIT 1. Definisi Berdasar American Cancer Society (2013) NHL merupakan kanker yang prosesnya dimulai pada sel yang disebut limfosit, yang merupakan bagian dari imun sistem. Limfosit terletak di limfa nodul dan limfoid tissue lainnya seperti limfa ataupun sumsum tulang. Tetapi beberapa tipe kanker seperti kanker paru ataupun kanker kolon yang dapat menyebar ke jaringan limfa nodul bukanlah merupakan Non Hodgkin limfoma tetapi hanya merupakan metastase. Limfoma Non-Hodgkin adalah kanker jaringan limfe yang disebabkan oleh keganasan limfosit-B dan sistem sel limfosit-T, menyebar luas melalui organ limfoid, termasuk kelenjar limfe, hati, limpa dan sumsum tulang serta dapat ditemukan pada sinus-sinus (Elizabeth, 2009). Limfoma Non-Hodgkin adalah sekelompok keganasan (kanker) yang berasal dari sistem kelenjar getah bening dan biasanya menyebar keseluruh tubuh. Beberapa dari limfoma ini berkembang sangat lambat (dalam beberapa tahun), sedangkan yang lain menyebar dengan cepat (Anies, 2006).



2. Etiologi Infeksi virus merupakan salah satu yang dicurigai menjadi etiologi NHL contohnya ialah infeksi virus Epstein Barr dan HTLV (Human T Lymphoytopic Virus type 1) yang berhubungan dengan limfoma Burkitt , yang merupakan limfoma sel B. Selain itu abnormalitas sitogenik



1



seperti translokasi kromosom juga ikut berperan menyebabkan proliferasi dari limfosit. Pada limfoma sel B ditemukan abnormalitas kromosom, yaitu translokasi lengan panjang kromosom nomor 8 (8q) ke lengan panjang kromosom nomor 14 (14q). (Krisifu, et al., 2004). Faktor resiko berhubungan juga dengan paparan lingkungan, pekerjaan, diet, dan paparan lainnya. Beberapa pekerjaan yang sering dihubungkan dengan resiko tinggi adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan karena adanya paparan herbisisda dan pelarut organik. Resiko NHL juga meningkat pada orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan terkena paparan ultraviolet berlebihan. (Reksodiputro,2009).



3. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala yang sering muncul menurut Cecily Lynn (2009) diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1) Keterlibatan intraabdominal: a. Kemungkinan gejala yang menyerupai apendisitis (nyeri, myeri tekan di kuadran kanan bawah) b. Intususepsi c. Massa ovarium, pelvis, retroperitoneal d. Asites e. Muntah f. Diare g. Penurunan berat badan 2) Keterlibatan mediastinum: a. Efusi pleura b. Kompresi trakea c. Sindrom vena kava superior d. Batuk, mengi, dispnea, gawat pernapasan e. Edema ekstremitas atas



f. Perubahan status mental 3) Keterlibatan primer nasal, paranasal, oral dan faringeal a. Kongesti nasal b. Rinorea c. Epistaksis d. Sakit kepala e. Proptosis f. Iritabilitas g. Penurunan berat badan Menurut Santoso dan Krisifu (2004), gejala utama NHL adalah pembesaran kelenjar yang paling sering dan mudah dideteksi adalah pembesaran kelenjar di daerah leher. Pada jenis-jenis tipe ganas (prognosis jelek) dan pada penyakit yang sudah dalam stadium lanjut sering disertai gejala-gejala sistemik yaitu: panas yang tidak jelas sebabnya, berkeringat malam dan penurunan berat badan sebesar 10% selama 6 bulan. Kadang-kadang kelenjar terasa nyeri kalau penderita minum alkohol. Hampir semua sistem dapat diserang penyakit ini, seperti traktus gastrointestinal, traktus respiratorius, sistem saraf, sistem darah, dan lain-lain. 4. Patofisiologi Menurut Ronald A. Sacher (2004), proliferasi abnormal tumor dapat memberikan kerusakan, penekanan atau penyumbatan organ tubuh yang diserang dengan gejala yang bervariasi luas. Sering ada panas yang tidak jelas sebabnya, keringat malam, penurunan berat badan. Abnormalitas sitogenetik dapat terjadi. Terjadi translokasi antara kromosom 8 dan 14 atau translokasi yang lainnya. Berdasarkan sistem tingkatan menurut Ann Arbor (Ann Arbor Staging Sysem) tahap dari LNH adalah sebagai berikut :



3



Tahap I



: melibatkan satu regio kelenjar getah bening atau lokasi



ekstranodal tunggal. Tahap II : melibatkan dua atau lebih regio kelenjar getah bening pada sisi yang sama dari diafragma atau terlokalisir pada satu lokasi ekstranodal dan dua atau lebih regio kelenjar getah bening pada sisi yang sama dari diafragma. Tahap III



: melibatkan regio kelenjar getah bening pada kedua



sisi diafragma. Bisa melibatkan satu lokasi ekstranodal, limpa ata keduanya. Disni melibatkan abdomen atas dan abodmen bawah. Tahap IV : difus atau diseminasi satu atau lebih organ ekstralimfatik atau jaringan dengan atau tanpa ada hubungannya dengan kelenjar getah bening.



5. Pathway NHL Peternak, pekerja tani



Virus



Sinar UV



Merokok



Mutasi spontan



Radiasi Paparan herbisida & pelarut organik Bahan kimia Perubahan genetik Keganasan limfosit T dan B Sel Reedberg / sel hodgin



Limfoma non Hodgin



LImfoma Hodgin Pembesaran kelenjar getah bening Dada



Perut



Penumpukan cairan di paru



Pembengkakan wajah



Efusi pleura



Gg. citra tubuh



↓ nafsu makan Anoreksia



Perut kembung Gg. rasa nyaman



Nyeri perut Nyeri



Nutrisi kurang dari kebutuhan



Gg. pola nafas



Usus halus Malabsorpsi



Kulit Daerah kehitaman, menebal, gatal



Sumsum tulang Penghancuran sel darah merah



Pembentukan antibody ↓ Risiko infeksi



Diare Kerusakan integritas kulit



Anemia hemolitik Gg. perfusi jaringan



5



6. Komplikasi Menurut Cecily Lynn (2009), komplikasi utama dari non-hodgkin limfoma adalah sindrom lisis tumor (sebagai akibat pengobatan) 1) Hiperurisemia 2) Hiperkalemia 3) Hiperfosfatemia 4) Hipokalsemia



7. Pemeriksaan Penunjang Menurut Cecily Lynn (2009), pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada non-hodgkin limfoma meliputi: 1) Biopsi sumsum tulang untuk mengidentifikasikan sel-sel ganas dengan keterlibatan sumsum tulang 2) Pungsi lumbal untuk menetapkan adanya sel ganas dalam sistem saraf pusat (SSP) 3) Hitung darah lengkap diagnostic untuk disfungsi sumsum tulang, dapat memperlihatkan peningkatan kadar hemoglobin, hematrokit, dan hitung trombosit. 4) Uji fungsi hati dan ginjal untuk nilai uji fungsi hati dapat meningkat jika hepar terkena, nilai uji fungsi ginjal dapat meningkat jika ginjal terkena. 5) Kadar dehidrogenase laktat meningkat akibat lisis tumor 6) Kadar asam urat serum meningkat akibat beban sel tumor 7) Virus Epstein Barr hasil positif telah dikaitkan dengan NHL 8) Pemindaian tulang 9) Radiografi dada 10) CT dan MRI



8. Penatalaksanaan Menurut Elizabeth (2009), penatalaksanaan pada limfoma nonHodgkin yaitu: 1) Kemoterapi yang agresif digunakan untuk penyakit tahap lanjut. Penyakit yang difusi biasanya memerlukan terapi yang lebih agresif. 2) Kombinasi obat yang diketahui sebagai CHOP (siklofosmid, doksorubisin,



vonkristin,



dan



prednisone)



ditambah



terapi



radioterapi adjunvant te;ah digunakan. Untuk klien berusia kurang dari 61 tahun yang menderita limfoma sel B luas yang terlokalisasi, regimen



intensif



dengan



kombinasi obat



lainnya.



ACVBP



(doksorubisin, siklofosmid, vindesin, bleomisin, prednisone), tampak kuat dari CHOP. 3) Kemoterapi konservasif mungkin digunakan untuk pertumbuhan limfoma yang lambat dan untuk terapi paliatif. 4) Radioterapi juga digunakan dan pembedahan untuk mengangkat tumor yang berukuran besar. 5) Transplantasi sumsum tulang mungkin dilakukan. Sedangkan menurut Santoso dan Krisifu (2004), penatalaksanaan Hodgkin menurut klasifikasi keganasan yaitu: 1. Derajat Keganasan Rendah (DRK)/indolen a. Kemoterapi: obat tunggal atau ganda (per oral), jika dianggap perlu: COP (Cyclophosphamide, Oncovin, dan Prednisone) b. Radioterapi : LNH sangat radiosensitive. Radioterapi ini dapat dilakukan untuk local dan paliatif. Radioterapi: Low Dose TOI + Involved Field Radiotherapy saja. 2. Derajat Keganasan Menengah (DKM)/agresif limfoma a. Stadium I: kemoterapi (CHOP/CHVMP/BU) + radioterapi. CHOP (Cyclophosphamide, Hydroxydouhomycin, Oncovin, Prednisone)



7



b. Stadium II-IV: kemoterapi parenteral kombinasi, radioterapi berperan untuk tujun paliasi. 3. Derajat Keganasan Tinggi (DKT) DKT limfoblastik (LNH-Limfoblastik) a. Selalu diberikan pengobatan seperti Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) b. Re-evaluasi hasil pengobatan dilakukan pada: 1). Setelah siklus kemoterapi ke-empat 2). Setelah siklus pengobatan lengkap



B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian 1) Anamnesa Anamnesa berisi data umum pasien meliputi nama, alamat, jenis kelamin, tanggal lahir, usia, agama, status, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, dan nomor rekam medic (RM). 2) Aktifitas/istirahat  Kelelahan, kelemahan atau malaise umum  Kehilangan produktifitas dan penurunan toleransi latihan.  Kebutuhan tidur dan istirahat lebih banyak.  Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban dan tanda lain yang menunjukkan kelelahan. 3) Sirkulasi  Palpitasi, angina (nyeri dada).  Takikardia, disritmia.  Sianosis wajah dan leher.  Ikterus sklera dan ikterik umum.  Pucat (anemia), diaforesis (keringat malam).



4) Pernafasan 



Dispnea saat kerja atau istirahat: nyeri dada.







Takikardia.







Batuk kering non produktif.







Tanda distress pernafasan



seperti peningkatan frekuensi



pernafasan dan kedala-man, penggunaan otot bantu, stridor dan sianosis. 5) Neuro Sensori 



Nyeri saraf (neuralgia).







Kelemahan otot, parestesia.







Status mental: letargi, menarik diri, kurang minat umum terhadap sekitar.







Paraplegia.



6) Integritas Ego 



Faktor stress.







Takut/ansietas.







Masalah finansial.







Status hubungan.







Perilaku, seperti: marah, menarik diri dan pasif.



7) Eliminasi 



Perubahan karakteristik urine dan faeces.







Obstruksi usus.







Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada palpasi (hepatomegali).







Anuria, urine gelap/pekat.







Disfungsi usus dan kandung kemih.



8) Makanan dan Cairan 



Anoreksia.







Disfagia.



9







Penurunan BB.







Pembengkakkan wajah, leher, rahang atau tangan kanan.







Edema ekstremitas bawah.







Asites.



9) Nyeri/Kenyamanan. 



Nyeri tekan pada nodus limfa yang terkena.







Nyeri punggung dan tulang.







Nyeri pada area yang terkena setelah minum alkohol.



10) Keamanan 



Resiko infeksi.



11) Seksualitas. 



Fertilitas dan kehamilan akibat pengaruh pengobatan.







Penurunan libido.



12) Penyuluhan/Pembelajaran 



Faktor resiko keluarga.







Pekerjaan.







Perawatan dan pengobatan, pemulangan



2. Diagnosa Keperawatan a.



Nyeri akut b.d pencedera fisiologis



b.



Pola nafas tidak efektif b.d depresi pusat pernapasan



c.



Defisit nutrisi b.d faktor psikologis



d.



Intoleransi aktifitas b.d kelemahan



e.



Resiko infeksi



DAFTAR PUSTAKA Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC Lynn Betz, Cecily. 2009. Buku Saku Keperawatan Pedriatri Edisi 5. Jakarta: EGC Sacher, Ronald A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: EGC Santoso M dan Krisifu C. 2004. Diagnostik dan Penatalaksanaan Limfoma Non Hodgkin. Dexa Media No. 4, Vol 17, Oktober-Desember Tim pokja SDKI PPNI.2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator diagnostic. Jakarta : Dewan pengurus PPNI Tim pokja SIKI PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan pengurus PPNI Tim pokja SLKI PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan pengurus PPNI



11



LAPORAN PENDAHULUAN NHL (NON-HODGKIN LIMFOMA ) Diruang Seruni RSUD Abdul Wahab Syahrani Samarinda



Disusun Oleh : Nama



: Puput Nor Wayu Utami



NIM



: 1911102412003



Prodi



: Ners



Semerste : I (satu)



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI PROGRAM STUDI NERS 2019