LK. 2.2 Menentukan Solusi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LK. 2.2 Menentukan Solusi No. 1



Masalah terpilih yang akan diselesaikan Peserta didik tidak semangat dan tidak aktif mengikuti pembelajaran, banyak yang diam saat ditanya tentang pengetahuan awal materi kimia



Eksplorasi alternatif solusi Kajian Literatur : 1. Qodariyah, L., & Hendriana, H. (2015). Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematik Siswa SMP melalui Discovery Learning. Edusentris, 2(3), 241-252. Discovery learning merupakan satu bentuk metode pembelajaran yang berpusat pada siswa belajar aktif, yang bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi seorang problem solver, seorang ilmuwan, historian, atau ahli matematika, dan melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasai, menerapkan, serta menemukan konsep, teori, aturan, atau pemahaman, dan atau hal-hal yang bermanfaat 2. Wati, W., Haryanto, S., & Supriyoko, S. (2017). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar



Solusi yang relevan



Analisis penentuan solusi



Berdasarkan hasil kajian literatur Setelah dianalisis, dan hasil wawancara yang relevan alternatif solusi adalah : bahwa pemecahan masalah 1. Menggunakan model Peserta didik tidak semangat dan pembelajaran tidak aktif mengikuti discovery learning pembelajaran, banyak yang diam sebagai pelaksanaan saat ditanya tentang pengetahuan pembelajaran di kelas awal materi kimia membuat siswa lebih yaitu: 1. 2.



Discovery Learning



Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) 3. Model pembelajaran problem based learning



aktif Kelebihan: a. meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah b. meningkatkan motivasi belajar siswa c. melatih siswa belajar aktif dan mandiri Kelemahan: a. Menyita waktu banyak b. mengubah kebiasaan mengajar yang semula sebagai pemberi informasi



Analisis alternatif solusi



kimia. Wiyata Dharma: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 5(1), 83-89. Salah satu model pembelajaran siswa aktif yang berkembang saat ini adalah model pembelajaran kooperatif, model ini dikembangkan untuk membantu siswa agar mudah memahami setiap pelajaran dengan tidak berfokus pada satu siswa saja, tetapi suasana diatur lebih hidup dengan adanya diskusi dan kerja kelompok dalam belajar, pembelajaran model ini dapat membantu siswa belajar secara kelompok dan saling membantu satu sama lain 3. Muthoharoh, M., Kirna, I. M., & ayu Indrawati, G. (2017). Penerapan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis multimedia untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar kimia. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 1(1), 13-22. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu media pembelajaran dengan tujuan mengaktifkan siswa,



menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar 2. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) membantu siswa belajar secara kelompok dan saling membantu satu sama lain Kelebihan : a. Kerjasama siswa lebih terjalin b. Siswa lebih aktif c. Pembelajaran lebih bermakna Kelemahan : a. Guru harus memberikan arahan yang tepat kepada siswa b. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang 3. Penerapan model pembelajaran problem based learning agar



memungkinkan siswa dapat belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya merangsang kegiatan belajar dan juga merupakan variasi pengajaran agar siswa tidak menjadi bosan. LKPD berfungsi untuk menuntun siswa dalam menemukan konsep yang dipelajari, sehinggga pembelajaran bersifat konstruktivis. 4. SUSWATI, U. (2021). Penerapan Problem Based Learning (Pbl) Meningkatkan Hasil Belajar Kimia. TEACHING: Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 1(3), 127-136. Penerapan model PBL menyebabkan siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah, aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan hubungan interpersonal dan motivasi dalam bekerja kelompok, menimbulkan motivasi internal untuk belajar, dan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. 5. Ramadhan, I., & Nainggolan,



motivasi dan hasil belajar siswa meningkat Kelebihan: a. Pembelajaran dengan model PBL dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru hal tersebut akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa b. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa c. Pembelajaran dengan model PBL dapat diterapkan pada mata pelajaran kimia dan bidang studi yang lain. Kelemahan: a. Penggunaan model problem based learning kurang efektif



B. (2020). Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Penerapan Model PBL Berbantuan Media Adobe Flash pada Materi Laju Reaksi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1) penerapan model pembelajaran PBL berbantuan media adobe flash dapat meningkatkan motivasi belajar siswa materi laju reaksi yang lebih tinggi dibanding pembelajaran konvensional berbantuan media adobe flash, 2) peningkatan motivasi belajar kimia siswa berkorelasi signifikan dengan hasil belajar kimia siswa pada materi laju reaksi, dan 3) peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang diajar dengan pembelajaran PBL berbantuan media adobe flash lebih tinggi dibanding hasil belajar siswa kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konv Hasil wawancara : 1. Rumaji,S.Pd,M.Si (Kepala Sekolah) :  Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang variatif



apabila diterapkan pada siswa yang kurang aktif. b. Proses pembelajaran dengan PBL menekankan siswa untuk selalu berfikir dan terus berfikir



2. Adi Eriawan,S.Pd (Guru kimia) :  Guru bisa menggunakan model pembelajaran problem based learning  Guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam mengumpulkan tugas bisa dalam bentuk PPT atau poster 3. Widodo,S.Pd.M.Pd (Guru Matematika)  Guru hendaknya memberikan motivasi belajar dan menerapkan pembelajaran bervariasi 4. Dyah Narwati,S.Pd (Guru Penggerak)  Guru bisa mengajak siswa diskusi kelompok tentang suatu materi dikaitkan dengan kehidupan seharihari kemudian dipresentasikan dalam bentuk video, PPT, poster atau artikel 5. Fitriani Dyah Udji Astuti (Guru Penggerak)  Guru hendaknya melakukan pembelajaran berdiferensiasi dan dikolaborasikan dengan keaktifan siswa. Misalnya cooperative learning, projects based learning, discovery learning dll. 6. Sri Pusporini,S.Pd.M.Pd (Ketua MGMP Kimia



Kabupaten Grobogan)  Guru hendaknya mempelajari dan menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa contohnya pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis inkuiri, dan discovery learning 2



Rendahnya kemampuan hitungan dasar dalam materi persamaan reaksi kimia



Kajian Literatur : 1. Hutagaol, K. (2013). Pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa sekolah menengah pertama. Infinity Journal, 2(1), 85-99. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menghubungkan pokok bahasan yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, dan dapat mengkonstruksi (membangun) pengetahuannya sendiri, serta mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 2. Nurhadi, dkk. 2012. Pembelajaran Kontekstual



Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil wawancara yang relevan bahwa pemecahan masalah Rendahnya kemampuan hitungan dasar dalam materi persamaan reaksi kimia yaitu:



Setelah dianalisis, alternatif solusi adalah : 1. Model pembelajaran CTL yang dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata 1. Model pembelajaran CTL Kelebihan : 2. Model pembelajaran a. Pembelajaran problem based learning lebih bermakna. b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan. c. Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajari. d. Menumbuhkan



(Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Pendekatan contextual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari– hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran afektif, yaitu kotruktivisme, bertanya, menemukan masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya 3. Langitasari, I., Rogayah, T., & Solfarina, S. (2021). Problem Based Learning (Pbl) Pada Topik Struktur Atom: Keaktifan, Kreativitas Dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 15(2), 2813-2823. Problem Based Learning (PBL) memberikan lingkungan belajar yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat mendukung tercapainya



kemampuan dalam bekerja sama dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah yang ada. e. Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran. Kelemahan: a. Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak mendapat pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman. b. Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa. c. Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh



pembelajaran kimia yang bermakna bagi peserta didik 4. Achsin, M. (2016, February). Kemampuan Pemecahan Masalah Pada PBL Pendekatan Kontekstual dalam Tinjauan Inventori Kesadaran Metakognitif. In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika (pp. 696-704).  Model PBL pendekatan kontekstual merupakan pembelajaran yang dapat membantu guru dalam melatih kemampuan pemecahan masalah siswa ditinjau dari tingkat kesadaran metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematis. 5. Supiandi, M. I., & Julung, H. (2016). Pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar kognitif siswa biologi SMA. Jurnal Pendidikan Sains, 4(2), 6064. Pembelajaran dengan model PBL juga memberikan keleluasaan siswa untuk berinteraksi antar sesama siswa dan antar guru dengan siswa. Hal ini berdampak pada rasa memiliki bahwa pembelajaran di kelas bukan



bekerja sama dengan yang lainnya, karena siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam kelompoknya 2. Penerapan model pembelajaran problem based learning agar motivasi dan hasil belajar siswa meningkat Kelebihan: a. Pembelajaran dengan model PBL dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru hal tersebut akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa b. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa



1.



2.



3.



4.



5.



hanya milik guru, namun juga milik siswa sehingga siswa akan terlatih untuk bertanggungjawab dalam belajarnya. Siswa yang diberi otonomi akan menunjukkan motivasi internal, ketegangan belajar kurang dan mempelajari konsep lebih baik Hasil wawancara : Rumaji,S.Pd,M.Si (Kepala Sekolah) :  Guru harus bisa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari Adi Eriawan,S.Pd (Guru kimia) :  Guru harus meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesionalnya Widodo,S.Pd.M.Pd (Guru Matematika)  Guru harus membuat pembelajaran hitungan itu terasa mudah dan menarik Dyah Narwati,S.Pd (Guru Penggerak)  Pembelajaran dengan mererapkan tutor sebaya yaitu murid yang sudah lebih paham diminta membantu temannya Fitriani Dyah Udji Astuti (Guru Penggerak)  Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang mampu



c.



Pembelajaran dengan model PBL dapat diterapkan pada mata pelajaran kimia dan bidang studi yang lain.



Kelemahan: a. Penggunaan model problem based learning kurang efektif apabila diterapkan pada siswa yang kurang aktif. b. Proses pembelajaran dengan PBL menekankan siswa untuk selalu berfikir dan terus berfikir



3



Beberapa peserta didik kesulitan meraih nilai yang bagus dalam pembelajaran



mengembangkan kerja sama antar anggota pada proses pembelajaran dengan menggunakan masalah kehidupan nyata, sehingga murid mampu mengembangkan komunikasi, berfikir berbasis masalah, berfikir kritis, koneksi, dan mampu menerapkan representasi matematis. 6. Sri Pusporini,S.Pd.M.Pd (Ketua MGMP Kimia Kabupaten Grobogan)  Guru hendaknya memahami dan menguasai materi pembelajaran  Guru membuat media pembelajaran yang tepat dan menarik 6. Kajian Literatur : 1. Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmuilmu Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah, 3(1), 171. Media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena guru dapat menyampaikan materi kepada siswa menjadi lebih bermakna. Guru tidak hanya menyampaikan materi berupa



Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil wawancara yang relevan bahwa pemecahan masalah beberapa peserta didik kesulitan meraih nilai yang bagus dalam pembelajaran yaitu:



Setelah dianalisis, alternatif solusi adalah : 1. Pembelajaran menggunakan game edukasi kimia berbasis role playing game (RPG) Kelebihan : a. Produk game 1. Menggunakan game hasil edukasi kimia berbasis pengembangan role playing game (RPG) berbentuk 2. Menggunakan softwere, multimedia interaktif sehingga 3. Pembelajaran



kata-kata dengan ceramah tetapi dapat membawa siswa untuk memahami secara nyata materi yang di sampaikan tersebut. 2. Kaunang, S. E. J. (2020). Model Pembelajaran Menarik Dengan Menggunakan Aplikasi Kahoot Sebagai Bahan Evaluasi Keberhasilan Belajar Untuk Mahasiswa. Dinamika Pembelajaran, 2(2). Game-based Learning menjadi salah satu cara memberikan pengalaman pembelajaran yang mampu meningkatkan keikutsertaan kolaborasi peserta didik dalam pembelajaran. Aplikasi Kahoot sebagai platform teknologi pembelajaran mengkombinasikan pengalaman evaluasi pembelajaran dengan mengkombinasikan melalui game interaktif dan dilengkapi sistem monitoring aktifitas para peserta didik. 3. Sari, K. W., Saputro, S., & Hastuti, B. (2014). Pengembangan game edukasi kimia berbasis role playing game (RPG) pada materi struktur atom sebagai media pembelajaran mandiri untuk



berbantuan berbasis PBL



LKPD



mudah untuk di produksi skla besar dan biyaya produksi tidak mahal b. Pada umumnya media yang berbentuk game disukai peseta didik c. Produk game edukasi dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri d. Produk game dapat digunakan kapanpun dan dimanapun untuk belajar, Kelemahan: a. Hanya memuat materi faktorfaktor yang memengaruhi laju reaksi, sehingga perlu adanya referensi sumber belajar yang lain agar mendapatkan informasi yang



siswa kelas X SMA di kabupaten Purworejo. Jurnal Pendidikan Kimia, 3(2), 96104. Media pembelajaran berupa game edukasi kiranya bisa menjadi media pembelajaran yang dapat menarik minat dan motivasi belajar siswa, serta media pembelajaran yang menantang dan menyenangkan bagi siswa. Selain itu, posisi media pembelajaran ini adalah sebagai sumber belajar mandiri. Sumber belajar mandiri tidak hanya dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran tetapi juga dapat digunakan siswa dengan atau tanpa guru mata pelajaran yang bersangkutan 4. Nazalin, N., & Muhtadi, A. (2016). Pengembangan multimedia interaktif pembelajaran kimia pada materi hidrokarbon untuk siswa kelas XI SMA. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 3(2), 221-236. Produk multimedia pembelajaran interaktif kimia pada materi hidrokarbon ini merupakan salah satu sumber belajar yang bertujuan agar siswa merasa lebih aktif



relevan b. Produk gamehanya dapat dijalankan pada sistem operasi windos c. Keberhasilan pembelajar tergantung pada kemandirian peserta didik dan motivasi belajar 2. Menggunakan multimedia interaktif agar menarik dan pemahaman siswa meningkat Kelebihan: a. dalam penyajian terdapat penggabungan berbagai unsur multimedia (teks, gambar, suara, video, dan interaktivitas) yang membantu siswa untuk aktif mengkonstruksi sendiri pengetahuan,



dalam proses pembelajaran, lebih termotivasi untuk belajar, dan lebih in-teraktif sesuai dengan kecepatan pema-haman siswa dalam rangka pembelajar-an mandiri. 5. Fathonah, I. A. (2016). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Problem Based Learning pada Pokok Bahasan Prisma dan Limas Kelas VIII. Prisiding Seminar Nasional Masif II. Semarang : Universitas PGRI. Pembelajaran menggunakan LKPD berbasis masalah memiliki kelebihan yaitu media dapat digunakan di sekolah yang belum memiliki fasilitas pendukung komputer dan proyektor, waktu pembelajaran bisa lebih efektif dengan menggunakan LKPD berbasis masalah, peserta didik lebih tertarik dan antusias untuk belajar karena mencoba hal yang baru dalam belajar, dan pastinya memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dari pada peserta didik yang tidak menggunakan LKPD yang dikembangkan.. Hasil wawancara : 1. Rumaji,S.Pd,M.Si (Kepala



pemahaman mereka, dan membuat program multimedia pembelajaran ini menarik juga menambah motivasi belajar siswa, b. file multimedia ini berbentuk aplikasi (*.exe), sehingga dapat langsung dioperasikan tanpa menginstal software apa pun,terdapat feedback/umpan balik di dalamnya, c. multimedia pembelajaran ini membantu guru dalam memvisualisasikan materi hidrokarbon yang bersifat abstrak. Kelemahan: a. Butuh waktu yang lama dalam pembuatan media interaktif b. Kapasitas file yang besar



Sekolah) :  Guru harus meningkatkan kompetensi tentang modelmodel pembelajaran dan aplikasi pembelajaran 2. Adi Eriawan,S.Pd (Guru kimia) :  Guru hendaknya belajar mandiri dari kanal resmi kemendikbud Merdeka Mengajar atau dari youtube  Diadakan IHT tentang model pembelajaran dan pelatihan media pembelajaran 3. Widodo,S.Pd.M.Pd (Guru Matematika)  Guru harus mempelajari berbagai aplikasi pembelajaran yang dapat menarik siswa 4. Dyah Narwati,S.Pd (Guru Penggerak)  Guru bisa melakukan demonstrasi praktikum atau pembelajaran inkuiri 5. Fitriani Dyah Udji Astuti (Guru Penggerak)  Guru harus berlatih dan bertukar ilmu dengan guru lain tentang media pembelajaran.  Guru melatih siswa untuk mengenal teknologi misalnya quis dengan quizizz, blended learning dengan pemanfaatan WA,



3. Pembelajaran berbantuan LKPD berbasis PBL Kelebihan : a. peserta didik lebih terbawa dalam situasi nyata, karena pembelajaran mengangkat kasuskasus di sekitar peserta didik. b. Kasus memberi kesempatan kepada peserta didik pengalaman dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan nyata, karena belajar akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami bukan sekedar mengetahui. c. Peserta didik lebih antusias dan berpartisipasi aktif untuk memecahkan kasus. Pemberian



google classroom. 6. Sri Pusporini,S.Pd.M.Pd (Ketua MGMP Kimia Kabupaten Grobogan) 6. Guru perlu memahami dan menerapkan metode dan media yang tepat



kasus memberi kesempatan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan menyampaikan gagasan kepada orang lain Kelemahan : a. Guru harus menyusun LKPD terlebih dahulu b. Membutuhkan waktu yang lama



4



Guru belum mengoptimalkan model pembelajaran inovatif sesuai dengan karakteristik materi



Kajian Literatur : 1. Fathurrohman, M. (2015). Model-model pembelajaran. Jogjakarta: Arruzz media. Dalam proses belajar, setiap siswa harus diupayakan untuk terlibat secara aktif guna mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini memerlukan bantuan dari guru untuk memotivasi dan mendorong agar siswa dalam proses belajar terlibat secara totalitas. Guru harus menguasai baik materi maupun strategi dalam pembelajaran.



Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil wawancara yang relevan bahwa pemecahan masalah guru belum mengoptimalkan model pembelajaran inovatif sesuai dengan karakteristik materi yaitu:



1. Guru bisa menggunakan model project based learning 2. Penerapan model pembelajaran problem based learning



Setelah dianalisis, alternatif solusi adalah : 1. Guru bisa menggunakan model project based learning agar siswa lebih aktif dan tertarik Kelebihan: a. siswa diberikan kesempatan lebih untuk terlibat langsung dan berinteraksi langsung dengan siswa lain untuk memecahkan



2.Ramadhani, Y. R., Masrul, M., Ramadhani, R., Rahim, R., Tamrin, A. F., Daulay, J. S., ... & Simarmata, J. (2020). Metode dan Teknik Pembelajaran Inovatif. Yayasan Kita Menulis. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifat student centered. Artinya, pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswa untuk mengonstruksi pengetahuan secara mandiri (self directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated instruction). 3. Rose, R. A., & Prasetya, A. T. (2014). Keefektifan strategi project based learning berbantuan modul pada hasil belajar kimia siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 8(2). Keabstrakkan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan diubah dalam bentuk tugas proyek pembelajaran. Selama pengerjaan proyek, siswa belajar mamahami konsep atau materi belajar sekaligus menerapkannya melalui proyek pembelajaran yang ditugaskan. Proyek pembelajaran memungkinkan siswa memiliki kesempatan



masalah b. siswa memahami penerapan konsep melalui tugas proyek pembelajaran, c. siswa dapat menghasilkan produk karya pengerjaan proyek pembelajaran Kelemahan: a. Guru harus mempersiapkan dengan matang b. Membutuhkan waktu yang lama 2. Penerapan model pembelajaran problem based learning agar motivasi dan hasil belajar siswa meningkat Kelebihan: a. Pembelajaran dengan model PBL dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan



untuk belajar bagaimana menggunakan pengetahuan dan mereka menyadari hubungan antara kehidupan dan disiplin ilmu. 4.Sumiati, S. (2018). PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL). Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 3(1), 85-92. Penerapan model pembelajan Problem based learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada peserta didik kelas XI IPA 8 SMA Negeri 1 Bantul Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran2016/2017. 5. Widayati, N. S., & Muaddab, H. (2012). 29 Model-Model Pembelajaran Inovatif. Guru perlu menyesuaikannya dengan kondisi siswa dan sekolah, keterbatasan alat dan bahan yang dimiliki dan hal-hal yang dianggap penting. Disinilah mengapa pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran menjadi penting, agar dengan mengenal karakateristik setiap model seorang guru dalam



b.



c.



pengetahuan baru hal tersebut akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa Pembelajaran dengan model PBL dapat diterapkan pada mata pelajaran kimia dan bidang studi yang lain. Kelemahan: a. Penggunaan model problem based learning kurang efektif apabila diterapkan pada siswa yang kurang aktif. b. Proses pembelajaran dengan PBL menekankan siswa untuk selalu berfikir dan terus berfikir



mengkorelasikannya dengan kondisi pembelajaran sehingga mampu menghasilkan perubahan sebagaimana diharapkan. 6. Pakpahan, D. N. (2021). PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA DIMASA PANDEMI COVID 19. SAINSTEK, 5(1), 40-51. Salah satu cara pendidik dalam membantu peserta didik dengan menggunakan strategi belajar yang efektif, mengelola proses pembelajaran seperti penguasaan kelas, memanajemen waktu, dan terampil dalam menggunakan metode pembelajaran dan memilih model pembelajaran yang sesuai. Penerapan metode pembelajaran berbasis PBL dengan media konkret dapat menjadi upaya dalam meningkatkan hasil belajar kimia. Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama dalam peningkatan prestasi belajar peserta didik.



Hasil wawancara : 1. Rumaji,S.Pd,M.Si (Kepala Sekolah) :  Guru harus mengupdrade kemampuan TIK tentang aplikasi pembelajaran yang inovatif 2. Adi Eriawan,S.Pd (Guru kimia) :  Guru bisa menggunakan model diskusi kelompok dan dipresentasikan 3. Widodo,S.Pd.M.Pd (Guru Matematika)  Guru harus meningkatkan kemampuan tentang model pembelajaran inovatif 4. Dyah Narwati,S.Pd (Guru Penggerak)  Guru hendaknya belajar menerapkan pembelajaran berdiferensiasi misalnya siswa diberi kebebasan belajar sesuai gaya belajarnya ada yang merangkum, ada yang melihat youtube ada yang membaca artikel ada yang melakukan percobaan sederhana. 5. Fitriani Dyah Udji Astuti (Guru Penggerak)  Guru hendaknya melakukan



pembelajaran yang menekankan pada proses, dimana siswa aktif dengan diskusi kelompok 6. Sri Pusporini,S.Pd.M.Pd (Ketua MGMP Kimia Kabupaten Grobogan)  Guru harus mengubah cara berfikir untuk selalu belajar mengikuti perubahan sehingga mampu menggunakan metode yang inovatif dan sesuai dengan materi dan karakteristik siswa