LK. 2.2 Menentukan Solusi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA : ELMY GUSTRINI, S.Pd.SD No.UKG : 201501796700 LK. 2.2 Menentukan Solusi No. 1



Eksplorasi alternatif Solusi yang Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi solusi relevan Berdasarkan hasil kajian 1. Penggunaan 1. Kelebihan Model Problem Based 1. Penggunaan model problem based literatur , wawancara model problem Learning (PBL) learning (PBL) berorientasi stem kepada kepala sekolah based learning Sudrajat (2011) mengemukakan dan rekan sejawat (PBL) beberapa keunggulan dari model Pengertian dan Langkah-Langkah diperoleh eksplorasi berorientasi stem problem based learning ini, Model Problem Based Learning – alternatif solusi masalah yaitu: Menurut Kamdi (2007: 77), ” Kurangnya literasi - Siswa lebih memahami “Problem Based Learning (PBL) serta kemampuan dalam konsep yang diajarkan sebab merupakan model kurikulum berpikir Kritis ” sebagai mereka sendiri yang yang berhubugan dengan masalah berikut : menemukan konsep dunia nyata siswa. Masalah yang 1. Menggunakan model tersebut. diseleksi mempunyai dua - Melibatkan secara aktif karakteristik penting, pertama pembelajaran memecahkan masalah dan masalah harus autentik yang berbasis masalah menuntut keterampilan berhubungan dengan kontek 2. Penggunaan model berpikir siswa yang lebih sosial siswa, kedua masalah problem based tinggi. harus berakar pada materi subjek learning (PBL) - Pengetahuan tertanam dari kurikulum”. berorientasi stem berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa sehingga Terdapat tiga ciri utama dari 3. Menerapkan pembelajaran lebih model Problem Based Learning pembelajaran bermakna. (PBL). Multiliterasi - Siswa dapat merasakan 4. Budaya literasi manfaat dari pembelajaran Pertama, problem based learning 5. Menjadwalkan sebab masalah-masalah merupakan rangkaian aktivitas kegiatan membaca yang diselesaikan langsung pembelajaran, artinya dalam 6. Membuat majalah dikaitkan dengan kehidupan implementasi PBL ada sejumlah nyata, hal ini dapat kegiatan yang harus dilakukan dinding



7. Membaca nyaring 8. Membuat pojok baca 9. Membuat tantangan membaca



-



-



-



meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari. Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat dari orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa. Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan siswa dapat diharapkan. Selain itu, problem based learning (PBL) diyakini pula dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok. Pendekatan STEM dalam pembelajaran memberikan manfaat bagi siswa di antaranya (1) mengasah keterampilan berpikir kritis, logis, solutif, dan inovatif, (2) mengasah keterampilan berkolaborasi dalam memecahkan masalah; (3)



siswa, siswa tidak hanya mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi melalui model problem based learning (PBL) siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Problem based learning ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya tanpa masalah pembelajaran tidak akan mungkin bisa berlangsung. Ketiga, pemecahan masalah menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Menurut Nurhadi (2004: 65) “Problem based learning adalah kegiatan interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan”. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan



mempersiapkan tenaga kerja di bidang iptek, (4) memupuk keterampilan untuk merekayasa alam sehingga memberikan lebih banyak manfaat untuk kehidupan manusia, (5) membangun kemampuan untuk memanfaatkan dan menciptakan teknologi yang memudahkan pekerjaan manusia, serta (5) melatih kemampuan untuk mengomunikasikan solusi yang diperoleh secara efektif.



baik. PBL merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah konstektual sehingga merangsang siswa untuk belajar. PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Berdasarkan uraian mengenai PBL di atas, dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajran. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Dengan demikian untuk memeahkan masalah tersebut siswa akan mengetahui bahwa mereka membutuhkan pengetahuan baru yang harus dipelajari untuk memecahkan masalah yang diberikan.



Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL) Fase 1: Orientasi siswa pada masalah, Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perlengkapan penting yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Fase 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar, Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tujuan Model Problem Based Learning Menurut Rohman (2011: 189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari pembelajaran problem based learning, yaitu: - Untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa. - Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong tingkah laku pengamatan siswa dan dialog dengan lainnya. - Melibatkan siswa dan



-



-



menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan mereka memahami dan menjelaskan fenomena dunia nyata. Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang sehingga hasilnya bisa lebih lama diingat oleh siswa. Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik untuk dipecahkan bukan suatu yang harus dihindari.



Kelebihan Model Problem Based Learning (PBL) Sudrajat (2011) mengemukakan beberapa keunggulan dari model problem based learning ini, yaitu: - Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut. - Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi. Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna.



Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran sebab masalahmasalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari. Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat dari orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa. Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan siswa dapat diharapkan. Selain itu, problem based learning (PBL) diyakini pula dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok. Kekurangan model Problem Based Learning (PBL) Selain memiliki kelebihan, problem based learning (PBL) juga



memiliki kekurangan diantaranya - persiapan pembelajaran (alat, problem, dan konsep) yang kompleks, sulitnya mencari permasalahan yang relevan, sering terjadi mis konsepsi, dan memerlukan waktu yang cukup panjang (Endriani, 2011) - Metode pembelajaran berbasis STEM menerapkan pengetahuan dan keterampilan secara bersamaan untuk menyelesaikan suatu kasus. Pendekatan ini dinyatakan sebagai pendekatan pembelajaran abad-21 dalam upaya untuk menghasilkan sumber daya manusia dengan kognitif, psikomotor dan afektif yang berkualitas - pendekatan STEM dalam pembelajaran memberikan manfaat bagi siswa di antaranya (1) mengasah keterampilan berpikir kritis, logis, solutif, dan inovatif, (2) mengasah keterampilan berkolaborasi dalam memecahkan masalah; (3) mempersiapkan tenaga kerja di bidang iptek, (4) memupuk keterampilan untuk



merekayasa alam sehingga memberikan lebih banyak manfaat untuk kehidupan manusia, (5) membangun kemampuan untuk memanfaatkan dan menciptakan teknologi yang memudahkan pekerjaan manusia, serta (5) melatih kemampuan untuk mengomunikasikan solusi yang diperoleh secara efektif. Penerapan STEM dalam pembelajaran harus menekankan beberapa aspek yaitu: (1) mengajukan pertanyaan dan mejelaskan masalah; (2) mengembangkan dan menggunakan model; (3) merancang dan melaksanaan penelitian, (4) menginterpretasi dan menganalisis data; (5) menggunakan pemikiran matematika dan komputasi, (6) membuat penjelasan dan merancang solusi; (7) Berpartisipasi dalam kegiatan argumentasi yang didasarkan pada bukti yang ada (8) mendapatkan informasi, memberikan



evaluasi dan menyampaikan informasi (National Research Council, 2012). Kelebihan Model Problem Based Learning (PBL) Sudrajat (2011) mengemukakan beberapa keunggulan dari model problem based learning ini, yaitu: Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut. Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi. Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna. Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran sebab masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat



meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari. Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat dari orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa. Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan siswa dapat diharapkan. Selain itu, problem based learning (PBL) diyakini pula dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok. Metode pembelajaran berbasis STEM menerapkan pengetahuan dan keterampilan secara bersamaan untuk menyelesaikan suatu kasus. Pendekatan ini dinyatakan



sebagai pendekatan pembelajaran abad-21 dalam upaya untuk menghasilkan sumber daya manusia dengan kognitif, psikomotor dan afektif yang berkualitas



2



Berdasarkan hasil kajian literatur , dan hasil wawancara kepada rekan



1.



Penggunaan Alat Peraga Konversi



pendekatan STEM dalam pembelajaran memberikan manfaat bagi siswa di antaranya (1) mengasah keterampilan berpikir kritis, logis, solutif, dan inovatif, (2) mengasah keterampilan berkolaborasi dalam memecahkan masalah; (3) mempersiapkan tenaga kerja di bidang iptek, (4) memupuk keterampilan untuk merekayasa alam sehingga memberikan lebih banyak manfaat untuk kehidupan manusia, (5) membangun kemampuan untuk memanfaatkan dan menciptakan teknologi yang memudahkan pekerjaan manusia, serta (5) melatih kemampuan untuk mengomunikasikan solusi yang diperoleh secara efektif. 1. Penggunaan alat peraga (tabel) 1. Penggunaan Alat Peraga Konversi konversi satuan panjang ( Satuan Panjang (Kosapa) kosapa ) amat tepat digunakan Alat peraga tabel konversi satuan



sejawat/guru senior diperoleh eksplorasi alternatif solusi masalah ” Rendahnya hasil belajar siswa kelas 3 pada materi mengkonversi satuan panjang ” sebagai berikut : 1. Penggunaan Alat Peraga Konversi Satuan Panjang (Kosapa) 2. Berbantuan Dakon Satuan Panjang 3. Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht (Number Head Together) Berbantuan Media Dakon Satuan 4. Menggunakan Model Direct Intruction Berbantuan Media Patsang ( Papan Tangga Satuan Panjang ) 5. Menggunakan Media Tangga Konversi Berbantuan Lagu



Satuan Panjang (Kosapa)



2.



Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht (Number Head Together) Berbantuan Media Dakon Satuan



untuk solusi masalah rendahnya hasil belajar siswa kelas 3 pada materi mengkonversi satuan panjang selain itu alat peraga ini sangat mudah digunakan dan diterapkan dalam praktek pembelajaran



panjang ini mudah digunakan oleh guru maupun siswa karena pada alat peraga ini siswa tidak perlu lagi menghafal serta menghitung dengan dengan tangga konversi satuan untuk menjawab soal tentang materi ini, namun hanya dengan menggunakan angka-angka yang sesuai dan menaruhnya tepat pada tabel tersebut maka dengan sendirinya hasil telah diperoleh.



2. Menggunakan Model 2. Menurut Ibrahim (2000:28) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pembelajaran kooperatif tipe Nht (Number Head Together) Numbered Head Together (NHT) Berbantuan Media Dakon memiliki unsur-unsur model Satuan belajar mengajar yaitu: kelebihan model ini yaitu a. Sintaks setiap siswa melakukan Adapun Sintak atau Langkahdiskusi dengan sungguh– langkah Model Pembelajaran sungguh dan siswa menjadi Numbered Head Together (NHT) siap semua karena guru adalah sebagai berikut akan menunjuk salah satu 1. Pendahuluan nomor, sebagian besar siswa Pada pendahuluan berisi memiliki kesempatan tentang persiapan antara lain: menyampaikan pendapat, a) Guru menjelaskan tentang dan siswa yang pandai dapat pembelajaran kooperatif tipe mengajari siswa yang kurang Numbered Heads Together pandai. (NHT). b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran c) Guru melakukan apersepsi d) Guru memberikan motivasi pada siswa



6. Memastikan kesiapan siswa untuk belajar matematika 7. Pemakaian media pembelajaran berupa alat peraga yang terkait materi ajar 8. Permasalahan yang diberikan berkaitan dengan kehidupan seharihari 9. Tingkat kesulitan soal sesuai kemampuan siswa



2. Kegiatan Inti Kegiatan inti adalah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Fase 1 : Penomoran Penomoran Guru membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 4-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan : Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Dalam hal ini guru memberikan pertanyan berupa lembar kerja siswa (LKS menggunakan Mcromedia Flash). Fase 3 : Berfikir bersama Berpikir bersama : Siswa berfikir bersama menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan yang berupa LKS dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu. Fase 4 : Menjawab Menjawab : Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian



siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan di depan kelas. 3. Penutup Penutup merupakan tahap evaluasi. a) Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan. b) Siswa diberi PR dari buku paket atau buku panduan lain. b. Sistem Sosial Sistem sosial yang berlaku dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togerther (NHT) adalah: Siswa diberi pengarahan untuk berdiskusi bersama kelompoknya. Siswa bebas untuk mengemukakan pendapatnya, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. c. Prinsip Reaksi Prinsip reaksi model pembelajran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah: Guru menjelaskan tentang cara pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru membagi



siwa dalam bentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa dan setiap kelompok mendapat nomor yang berbeda. Guru menyampaikan materi pembelajaran Guru memberikan pertanyaan yang berupa LKS. Guru memberikan pengarahan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok guna menyelesaikan permasalahan. Guru menunjuk salah satu nomor siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan di depan kelas. Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht (Number Head Together) Berbantuan Media Dakon Satuan - kelebihan model ini yaitu setiap siswa melakukan diskusi dengan sungguh– sungguh dan siswa menjadi siap semua karena guru akan menunjuk salah satu nomor, sebagian besar siswa memiliki kesempatan menyampaikan pendapat, dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. - Kekurangan model ini



yaitu kemungkinan nomor yang sudah dipanggil akan diulang oleh guru, dan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. 3



Berdasarkan hasil kajian literatur , dan hasil wawancara kepada kepala sekolah diperoleh eksplorasi alternatif solusi masalah ” Guru belum mengoptimalkan media pembelajaran yang inovatif ” sebagai berikut : 1. Melalui penerapan media “mbs” (minat, bakat siswa). 2. Penggunaan Media Pembelajaran Flipbook Digital 3. Pemanfaatan Media Pembelajaran quizizz 4. Penggunaan TIK sebagai Sumber dan Media Pembelajaran Inovatif



Penggunaan TIK sebagai Sumber dan Media Pembelajaran Inovatif



-



Kelebihan TIK di Bidang Pendidikan : Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan. Dengan menggunakan tik dalam pembelajaran diharapkan dapat merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berjalajan dengan baik.



- MANFAAT TEKNOLOGI DALAM DUNIA PENDIDIKAN 1. MENAMBAH INFORMASI Manfaat pertama pengunaan teknologi adalah sebagai sarana pendukung bagi siswa



Penggunaan TIK sebagai sumber dan media pembelajaran dapat melalui pemanfaatan perangkat komputer sebagai sumber dan media pembelajaran yang inovatif. Diharapkan dengan penggunaan sumber dan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berjalajan dengan baik. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih efektif karena penggunaan TIK sebagai sumber dan media pembelajaran memungkinkan teratasinya hambatan dalam proses komunikasi guru dengan peserta didik. Penggunaan TIK sebagai media pembelajaran dapat melalui pemanfaatan perangkat komputer sebagai media pembelajaran yang inovatif. Diharapkan dengan penggunaan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan,



5. Persiapkan media sebelum digunakan untuk mengajar 6. Mencari berbagai referensi atau kajian untuk menemukan media yang tepat dan kreatif 7. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan media inovatif



dan pendidik untuk mencari informasi yang lebih luas, selain menggunakan sumber dari buku dan media cetak. 2. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR Hal ini terjadi karena informasi yang ada di Internet lebih update sehingga para siswa bisa dengan mudah mengakses informasiinformasi baru yang diperlukan, di bawah pengawasan guru. 3. MEMUDAHKAN AKSES BELAJAR Proses pembelajaran dapat dipemudah dengan adanya teknologi dalam pendidikan. Misalkan guru dapat memberikan materi atau tugas belajar melalui email sehingga peserta didik bisa segera menyelesaikan dan mengumpukan tugas tersebut. 4.



MATERI



LEBIH



minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berjalajan dengan baik. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih efektif karena penggunaan TIK sebagai media pembelajaran memungkinkan teratasinya hambatan dalam proses komunikasi guru dengan peserta didik seperti hambatan fisiologis, psikologis, kultural, dan lingkungan. Jenis-jenis sumber dan media pembelajaran berbasis TIK lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh guru sekolah dasar dalam proses pembelajaran anatara lain yaitu (1) Komputer, (2) LCD Projector, (3) Internet, (4) CD Pembelajaran, (5) Email, dan (6) Persentasi Power Point.



MENARIK Penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat membuat peserta didik lebih nyaman dan tidak terkesan jenuh atau monoton. Karena penyampaian informasi melalui teknologi cangging terlihat lebih variatif dan modern. 5. MENINGKATKAN MINAT BELAJAR Informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap serta akses yang mudah didapatkan dapat membuat siswa lebih minat dalam melaksanakan pembelajaran. Penggunaan teknologi dalam pendidikan memang memiliki beberapa manfaat untuk kelangsungan pembelajaran. Namun, di sisi lain Anda harus tetap mengawasi anak-anak saat memanfaatkan teknologi. Karena mudahnya informasi



yang mudah diakses di teknologi, tidak hanya informasi positif, tetapi juga informasi yang negatif.